"Bipolar itu istimewah, Bipolar bukan berarti gila, hancurkan persesif itu dari kepalamu!"
***
"Indah bukan?" Suara yang membuatku terkejut.
Aku menengok ke samping dan mendapatkan sosok laki-laki dengan perawakan cukup tinggi, manis, dan kurus. Ia memakai baju pasien dan gelang rawat inap di lengan kanannya, aku yakin Ia merupakan seorang pasien di Rumah Sakit ini.
Ia tersenyum padaku, dan duduk disebelahku.
"Sorry kalau ganggu!" Ucapnya lagi.
Aku menggelengkan kepalaku sebagai jawaban, " Gapapa".
Aku melihat gelang yang ada ditangannya, aku penasaran mengapa seorang pasien berjalan sendiri tanpa ditemani sang perawat dan tangannya juga tidak diinfus.
Ia melihatku yang melihat gelang ditangannya, Ia tertawa tipis." Gangguan jiwa" Ucapnya lagi sambil memperlihatkan gelangnya dihadapanku.
Aneh. Bukankah seharusnya Ia berada di Rumah Sakit jiwa? Tapi, mengapa Ia berada di Rumah Sakit umum seperti ini? Dan, nampaknya Ia juga terlihat baik-baik saja.
"Bipolar akut!" Ucapnya lagi.
Aku terdiam.
Setelah Ia mengatakan bahwa Ia mengalami gangguan Bipolar aku hanya terdiam. Setelah di diagnosis Anxiety Disorder oleh Dokter Merlin, beliau mengatakan bahwa aku mempunyai gejala Bipolar ringan dan masih bisa disembuhkan.
Aku hanya menganggukan kepalaku. Dan beralih melihat beberapa goresan yang ada ditangannya. Sangat banyak, bahkan ada goresan yang tengah diperban.
Ia melirikku lagi, "Tatto!" Ucapnya lagi padaku.
Aku masih terdiam.
Ada banyak pertanyaan dikepalaku, dan entah kenapa Ia langsung menjawab pertanyaanku, padahal aku hanya bertanya di dalam hati. Entahlah, apakah dia bisa baca isi hatiku? Atau Ia bisa membaca isi pikiranku? Siapa peduli?
"Lo takut ya?" Tanyanya.
Aku langsung melihatnya kesamping, Ia sedang menatapku heran.
Aku menggelengkan kepalaku, "Ngga" Ucapku.
Ia menarik nafasnya dalam, "Gw Pandu," Ucapnya, " Pandu Saka Abimayu" Lanjutnya memperkenalkan diri padaku.
Aku melirik sekilas, "Cia" Ucapku membalas perkenalan dirinya.
"Singkat dan jelas!" Ucapnya.
"Kenapa bisa ada disini?" Akhirnya aku bertanya padanya.
Ia tersenyum ketika aku mengajukan pertanyaan padanya, "Awalnya gw di RSJ, tapi karna Dokter bilang gw udah baikan jadi dipindahin kesini!" Jawabnya.
Aku menganggukan kepalaku, " Segitu parahnya?" Tanyaku lagi.
Ia tertawa miris, "Mungkin!" Ucapnya.
Ia melirikku, "Lo, ngapain disini?" Tanyanya padaku.
Aku memperlihatkan obatku, "Berobat!" Ucapku.
Ia terdiam.
"Bipolar!" Lanjutku.
Ia kembali melirikku, dan melirik tanganku.
"Tidak parah, pasti sembuh!" Ucapnya.
Ia tersenyum.
Aku kembali melirik goresan di lengannya, "Pasti sakit!" Ucapku.

KAMU SEDANG MEMBACA
BIPOLAR DISORDER
Ficção AdolescenteBipolar Disorder (18+) Cerita ini merupakan karya asli yang ditulis berdasarkan kisah nyata dari seseorang yang menderita gangguan mental Bipolar Disorder dengan berbagai pengalaman yang berbeda-beda. Di dalam cerita ini terdapat aksi kekerasan ya...