"Aku suka senyummu, semoga senyummu akan selalu terlihat."
Alecia
Hari ini adalah hari ke 3 aku melewati rawat jalan dirumahku.
Dan, hari ini juga aku akan balik ke Rumah Sakit untuk kontrol setelah kejadian tidak mengenakan lalu terjadi padaku.
Dokter Merlin membuat jadwal kontrol psikisku jadi lebih cepat dibandingkan sebelumnya.
Kali ini aku hanya bersama Pak Adam supir pribadiku, awalnya mamahku ingin ikut bersamaku untuk mengetahui perkembangan kondisi psikisku, tetapi aku menolaknya. Aku ingin tetap sendiri ke Rumah Sakit, maka dari itu mamahku kembali menuruti kemauanku, tetapi dengan syarat Pak Adam harus ikut bersamaku.
Dan juga, infusan ditanganku serta oksigen yang menempel dihidungku sudah dilepas sejak 2 hari yang lalu. Aku merasa tidak betah jika terdapat banyak selang yang terpasang ditubuhku. Dan saat ini keadaanku juga sudah lebih baik dari sebelumnya.
"Atas nama pasien Alecia Halinka." Ucap sang perawat yang memanggil namaku.
Sebelumnya aku sudah daftar dan memberikan surat kontrol kepada staff Rumah Sakit yang mengurus data pasien, dan aku mendapatkan antrian no 5.
Setelah mendengar namaku dipanggil, aku langsung berjalan masuk ke dalam ruangan Dokter Merlin, Dokter psikiaterku.
"Hai Dok!" Sapaku.
Dokter Merlin tersenyum, "Alecia Halinka, bagaimana kabarmu?" Tanya Dokter Merlin padaku.
"Sudah lebih baik, Dok!" Jawabku.
"Syukurlah." Ucapnya.
"Cia, apakah saya diizinkan untuk mengetahui penyebab kamu pingsan saat itu?" Tanya Dokter Merlin padaku.
Aku menganggukan kepalaku, "Aku membaca surat dari Ayahku, Dok!" Ucapku.
"Lalu, apa isi surat itu?" Tanyanya lagi.
***
Setelah aku menceritakan bagaimana aku bisa pingsan saat itu kepada Dokter Merlin, kini aku sudah kembali duduk di depan apotek untuk menunggu obatku.
Dokter Merlin hanya tersenyum saat aku bercerita, dan Ia langsung meresepkan beberapa obat baru padaku.
"Pak Adam, bapak tunggu di mobil aja, saya mau mampir ke ruangan teman saya dulu!" Ucapku sopan kepada Pak Adam.
Pak Adam menganggukan kepalanya, "Baik, Mba." Ucapnya lalu pergi meninggalkanku.
Hampir 40 menit aku menunggu di depan apotek untuk menebus obatku, akhirnya namaku dipanggil.
Apotekers menjelaskan beberapa obat baru yang diresepkan oleh Dokter Merlin, dan benar saja kali ini obatku bertambah 2 dari sebelumnya.
"Terimakasih." Ucapku pada apotekers.
"Semoga lekas sembuh." Ucapnya lagi.
Aku tersenyum.
Selesai menebus obat, aku langsung berjalan mencari ruangan Pandu.
Aku tidak lupa untuk mengunjunginya terlebih dahulu.
Aku tidak mau ingkar janji lagi padanya.
Aku melewati beberapa ruangan dan berjalan di koridor yang cukup panjang, dan akhirnya kini aku telah berada di depan pintu kamar rawatnya.
Baru saja aku ingin mengetuk pintu kamar rawatnya, orang yang kucari tiba-tiba saja muncul dibelakangku, "Hai!" Ucapnya.
Aku memejamkan mataku sebentar karna terkejut atas kedatangannya yang selalu tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIPOLAR DISORDER
Teen FictionBipolar Disorder (18+) Cerita ini merupakan karya asli yang ditulis berdasarkan kisah nyata dari seseorang yang menderita gangguan mental Bipolar Disorder dengan berbagai pengalaman yang berbeda-beda. Di dalam cerita ini terdapat aksi kekerasan ya...