5; one step closer

298 55 5
                                    

Jearra duduk di halte depan sekolahnya. Hari ini ia tidak pulang bersama Anna karena kembarannya itu harus les. Jadi Jearra memilih duduk di halte sambil menunggu bus datang.

Sedari tadi matanya terus menatap ujung sepatu nya, merasa bosan karena bus tak kunjung datang. Jearra sedikit menyesal tidak menerima ajakan Evano untuk pulang bersama.

Jearra masih terdiam, bahkan sampai tak sadar kalau ada orang yang duduk di sebelahnya.

“Jearra!”

Jearra tersentak kemudian menoleh dan mendapati Jayden tengah menatap seraya tersenyum tipis.

“Lo belum pulang?” tanya Jayden.

Bukannya menjawab pertanyaan Jayden, Jearra justru fokus pada wajah cowok itu yang dipenuhi luka-luka.

“Jayden lo kenapa?” tanya Jearra panik.

“Hah? Oh— gak apa-apa kok Ra,” jawab Jayden.

“Wajah lo luka-luka gini lo habis dari mana?”

Jayden menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Apa ia harus cerita pada Jearra?

“Gue— gue jatoh dari motor tadi,”

“Ya ampun kok bisa sih?” tanya Jearra panik sambil merogoh tas nya, mencari benda yang selalu ia bawa kemanapun.

Kotak P3K. Jearra selalu membawa itu kemanapun ia pergi. Karena Jearra merupakan orang yang ceroboh jadi mama nya menyuruh Jearra untuk membawa kotak P3K kemanapun ia pergi.

Pernah dulu Jearra tidak sengaja jatuh hingga susah berjalan karena terlambat ditangani. Akhirnya Talia selalu menyuruh Jearra membawa kotak P3K kemanapun.

“Ini bisa infeksi kalau gak segera diobati,” kata Jearra.

Tahu-tahu tangannya sudah terangkat meraih wajah Jayden lalu mengobati cowok itu dengan meneteskan obat merah pada kapas.

“Aw,” Jayden merintih saat Jearra tak sengaja menekan luka di sudut keningnya.

“Eh maaf Jay gak sengaja,”

Jayden tersenyum seraya menganggukkan kepalanya. Entah kenapa matanya tak bisa lepas dari paras cantik milik Jearra. Baru kali ini Jayden berada sedekat ini dengan Jearra. Baru kali ini juga gadis itu bersikap hangat padanya.

Jayden masih menatap Jearra yang tengah serius mengobati luka di wajahnya. Dengan jarak sedekat ini Jayden bisa mencium aroma rambut Jearra.

Aroma strawberry.

Jayden bahkan sudah tertawa dalam hati tak menyangka jika gadis sejutek Jearra memakai shampo dengan aroma strawberry yang biasa dipakai anak kecil.

Tapi jujur, entah kenapa Jayden malah menyukainya.

“Selesai,” seru gadis itu dengan nada riangnya.

Tahap terakhir yang dilakukan Jearra pada wajah Jayden adalah menempelkan plester luka pada kening cowok itu.

Jayden menyentuh keningnya sendiri kemudian menatap Jearra.

“Thanks Ra. Tapi ini kenapa gambar mermaid? Kan gue malu,” rengek Jayden sambil menunjuk plester luka yang tertempel di keningnya.

Jearra berdecak kesal mendengar rengekan dari Jayden. Cewek itu malah menatap Jayden dengan mata menyipit.

“Ck lo tuh ya udah untung gue obatin,” decak Jearra.

Melihat Jearra kesal, Jayden justru tertawa. Karena menurutnya ekspresi kesal Jearra itu lucu. Jarang-jarang Jayden melihat Jearra seperti ini, biasanya Jearra hanya memasang wajah datarnya.

The Way I Love UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang