43; baku hantam

241 47 23
                                    

“Ra langsung pulang?” tanya Chaca sambil memasukkan bukunya ke dalam tas.

“Iya Cha,”

“Ya udah ayo bareng aja ke depannya,”

Mereka berdua berjalan keluar kelas, meninggalkan Raina yang masih membereskan bukunya.

“HEH TUNGGUIN GUE!!” teriak Raina sambil berlari mengejar Jearra dan Chaca.

“Lagian lo lama sih,” kata Chaca.

“Itu di lapang basket kenapa rame-rame gitu dah?” heran Raina sambil menunjuk ke arah lapang basket.

“Ayo kesana,” Chaca langsung menarik tangan Jearra dan Raina menuju ke lapang basket.

Sesampainya di sana, alangkah terkejutnya mereka melihat Jayden dan Evano dengan berkelahi dengan Juna dan Juan yang berusaha memisahkan keduanya.

Juna berusaha menahan Jayden dan Juan berusaha menahan Evano, tapi gagal. Evano dan Jayden masih saling menonjok satu sama lain.

Jearra masih terdiam dengan dada bergemuruh kencang karena melihat Jayden babak belur oleh Evano. Bahkan luka di wajah Jayden lebih parah dari Evano.

“JAYDEN EVANO STOP!! BERHENTI!!” teriak Jearra dengan panik sambil berlari ke tengah lapangan.

“GUE BILANG BERHENTI!!” teriak Jearra lagi, “KALIAN BERDUA APA-APAAN SIH?”

Evano terlihat masih emosi tapi Juan langsung menahannya. Sementara Jayden sudah terkapar di lapangan dengan mata terpejam.

Jearra yang melihat itu lantas menghampiri Jayden, “Jayden bangun!! Buka mata lo,”

“Ra maaf,” ucap Jayden lirih.

Are you okay? Mau ke rumah sakit?” tanya Jearra panik.

“Gak apa-apa, maaf udah bikin khawatir,” kata Jayden sambil tersenyum tipis.

Ia meringis pelan, karena sudut bibirnya yang robek akibat tonjokan dari Evano tadi.

“Jangan nangis,” kata Jayden sambil mengusap air mata Jearra.

“Jun tolong bawa Jayden ke UKS ya. Gue mau obatin lukanya,” pinta Jearra sambil menatap Juna.

Juna mengangguk. Lalu menuntun Jayden ke UKS. Di susul oleh Jearra di belakangnya.

Cewek itu bahkan mengabaikan Evano yang sedari tadi berusaha menjelaskan sesuatu padanya.

“Gila ya gue gak nyangka kalau kalian berdua bakal baku hantam kayak gini,”

Jujur, Raina speechless dengan tindakan Evano dan Jayden. Terlebih lagi Evano. Raina tidak pernah menyangka jika cowok selembut Evano sangat brutal ketika memukul Jayden tadi.

“Lo kenapa sih No? Kalau ada masalah itu ya diselesaikan baik-baik,” kata Raina, “Lo semua juga kenapa gak misahin? Kasian Jayden sampe bonyok gitu,”

Mahesa, Bima, Dikta dan Juan saling pandang satu sama lain. Karena jujur, mereka pun kaget melihat Evano yang tiba-tiba datang lalu memukul Jayden.

“Ayo gue obatin,” kata Chaca lalu menarik tangan Evano menjauh dari lapangan.

Untungnya Chaca selalu membawa obat merah.

“Sadar Evano, yang Jearra mau itu Jayden bukan lo. Lo liat sendiri kan tadi Jearra sampe nangis liat Jayden?!” ujar Chaca sambil menekan luka Evano sedikit keras.

Sengaja, Chaca gemas dengan Evano yang seolah buta. Padahal sudah jelas kalau Jearra suka pada Jayden. Chaca saja tahu.

“Aw pelan-pelan,” ringis Evano.

The Way I Love UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang