50; Chaca mana?

290 45 18
                                    

Gerombolan anak-anak tidak tahu malu itu masuk ke ruang inap Jearra dengan tergesa-gesa. Mereka semua saling berebut untuk masuk paling awal.

Dikta dan Alisa saja sudah adu bacot dan berusaha meraih gagang pintu. Sementara Yura dan Bima saling menyenggol satu sama lain.

Yang paling waras itu Mina. Cewek itu sedari tadi diam di belakang sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Ia menggelengkan kepalanya melihat kelakuan ajaib yang dilakukan teman-temannya. Padahal ini rumah sakit, tapi mereka tetap ribut.

Sejak mendengar kabar bahwa Jearra sudah sadar, bahkan mereka berbondong-bondong langsung pergi ke rumah sakit. Meskipun belum mandi sekalipun seperti Mahesa contohnya.

“STOP!!” jerit Mina yang sudah tidak tahan melihat keributan yang dibuat teman-temannya.

“Ini rumah sakit. Jangan ribut!! Semuanya minggir,” seru Mina.

Mereka semua menuruti perintah Mina. Mina maju ke depan dan membuka gagang pintu.

“Jangan pada ribut!” peringat Mina kemudian masuk ke dalam kamar inap Jearra.

Begitu masuk, ia melihat Jearra tengah duduk di ranjangnya di temani oleh Anna dan Jayden.

“Jearraaa!!!” pekik Mina lalu memeluk Jearra sambil menangis terharu.

“Gimana kondisi lo? Baik-baik aja kan?”

“RA LO INGET GUE GAK RA?!” tanya Dikta dengan bodohnya.

“Ra, gue Bima. Lo inget kan?”

“Goblok lo berdua. Jearra gak amnesia,” seru Juan.

Jearra tertawa pelan sambil menatap temannya satu persatu. Ada perasaan rindu disana. Dan hari ini ia bersyukur karena masih bisa melihat mereka semua.

“Gimana keadaan lo?” tanya Juna.

“Gue baik-baik aja. Maaf banget ya ngerepotin kalian,” ujar Jearra.

Raina mendekat, lalu menyimpan buah-buahan yang dibawanya ke atas meja.

“KANGEN BANGET HUAAAA,” pekik Raina lalu memeluk Jearra dengan erat kemudian diikuti oleh Yura dan Alisa yang memeluk Jearra juga.

“MAAFI GUE RA HIKS,” ujar Alisa.

“Udah jangan pada nangis. Gue gak kenapa-kenapa kok,” kata Jearra.

Tapi tunggu—

Rasanya seperti ada yang kurang?

Oh iya—

“Chaca mana?” tanya Jearra saat dirinya tak menemukan Chaca disana.

Bukannya menjawab, mereka semua malah saling pandang satu sama lain seolah sedang telepati siapa yang akan menjelaskan semuanya pada Jearra.

“Chaca lagi sibuk ya? Padahal gue kangen banget sama dia,”

Ucapan Jearra justru semakin membuat mereka tidak tega untuk menjelaskan semuanya pada Jearra. Terlebih Jearra baru saja sadar, mereka takut kondisi Jearra akan memburuk jika mendengar bahwa Chaca ada di penjara.

“RA GUE BAWAIN ROTI BUAYA NIH,” teriak Mahesa sambil mengangkat tinggi-tinggi roti di tangannya.

Jayden yang sedari tadi diam pun akhirnya bisa bernapas lega. Untung saja Mahesa bisa mencairkan suasana.

“Gue bawa es krim buat lo nih Ra. Ada jajanan dari indoapril juga,” kata Dikta yang langsung dipelototi oleh Anna.

“JEARRA GAK BOLEH MAKAN ITU YA ANJIR,” omel Anna, “Buat lo aja sono,” lanjutnya.

The Way I Love UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang