10; sayang Jearra!!

272 49 10
                                    

Pukul sebelas malam tapi Jayden masih belum tidur juga. Padahal anak-anak cowok yang lain sudah tertidur berjejer di lantai. Sementara anak cewek ada yang tidur dengan Anna dan ada juga yang tidur dengan Jearra.

Jayden beranjak, pergi ke dapur karena merasa haus.

Setelah meminum satu gelas air putih, ia malah terdiam sambil duduk di kursi yang ada di ruang tengah.

“Lo belum tidur?”

Netra nya menatap seseorang yang baru saja bertanya padanya.

Jayden menggeleng sebagai jawaban, “Lo kebangun?”

Yang ditanya pun menggeleng, “Gue emang belum tidur dari tadi,”

Jayden mengangguk tanda mengerti.

“Mau gue bikinin kopi?” tanya Jayden pada orang itu.

“Gak usah,” jawabnya, “Gue masih penasaran sama lo,”

Pergerakan Jayden yang sedang mengaduk kopinya lantas terhenti. Kemudian menatap cowok di depannya.

“Lo suka sama Jearra?”

Sudah Jayden duga. Pasti cowok ini akan menanyakan hal itu lagi.

“Evano, gue kira lo orang yang gak kepo masalah orang lain,” tutur Jayden, “Kalau misal gue suka sama Jearra emang masalah buat lo?”

Evano terdiam seraya menatap Jayden tajam, “Tinggal jawab aja iya atau enggak,”

Jayden tertawa pelan lalu pergi ke ruang tengah sambil membawa kopinya. Meninggalkan Evano yang berada di dapur sambil menahan kesal.

“Lo tau kan kalau gue suka sama Jearra udah lama?”

Jayden mengernyit heran.

“Gue harap lo gak suka sama dia,”

Jayden berdecak.

Belum jadi pacarnya aja udah posesif.

“Okay,” kata Jayden acuh.

“Maksud gue kita kan temen Jay. Jadi gue harap—”

“Iya gue paham. Tapi kalau suatu saat nanti Jearra suka sama cowok, gue harap lo bisa ikhlasin dia No,” ucap Jayden kemudian berlalu dari hadapan Evano.

Evano masih terdiam. Berusaha mencerna ucapan Jayden tadi. Bukan apa-apa, Evano hanya takut ucapan Jayden benar terjadi. Ia takut Jearra jatuh cinta pada cowok lain.

Cowok seganteng Evano gak mungkin jadi sadboy kan?

“Loh No kok belum tidur?” Jearra kebetulan haus dan ingin mengambil minum di dapur, tapi cewek itu malah melihat Evano yang sedang termenung seorang diri di ruang tengah.

“Eh hmm belum ngantuk Ra,” kata Evano.

“Oh,”

“Ra, gue mau ngomong bentar boleh?”

Jearra kemudian duduk di samping Evano seraya memandang cowok itu penuh tanya.

“Kali ini aja jangan menghindar please,” pinta Evano. Dan Jearra sudah menebak kemana arah pembicaraan Evano.

“Lo beneran gak ada perasaan apapun ke gue?” tanya Evano penuh harap. Meskipun Evano tahu jawaban Jearra, tapi boleh kan ia sedikit berharap?

“No, gue sayang sama lo. Sama kayak gue sayang Juan, Juna, Dikta, Yura, Raina dan yang lainnya,” ujar Jearra.

Evano memegang kedua tangan Jearra dengan erat, “Ra, ga ada kesempatan lagi buat gue?”

Jearra terdiam.

The Way I Love UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang