25; tengah malam

196 41 39
                                    

“Wih pada bikin apa nih?” tanya Raina pada anak-anak cowok yang sedang membakar sesuatu di depan villa Raina.

Villa milik keluarga Raina ini berhadapan langsung dengan pantai, jadi begitu keluar dari villa mereka akan langsung disuguhkan oleh pemandangan indah dari pantai itu.

“Ikan bakar. Kamu duduk aja, biar aku yang bikin spesial buat kamu,” kata Juan lalu mengedipkan sebelah matanya.

Raina terkekeh seraya mengusap rambut Juan, “Makasih sayang. Bikin yang enak ya,”

“Siap tuan putri,”

Yura yang melihat itu langsung mendengus, “Kalau mau bucin jangan depan gue,”

“Yura mau gue bucinin juga?” goda Dikta.

“Diem lo kuda,”

Sontak hal itu membuat semuanya tertawa, kecuali Anna yang sedang diam sambil menatap seseorang.

“Ssttt Na,” Chaca menyenggol lengan Anna.

Anna sedikit oleng, lalu menoleh ke arah Chaca.

“Apa sih Cha?”

“Lo liatin apaan sih?”

“Hah? Oh gue gak liatin apa-apa,”

“Tapi lo kayak orang gak waras tau gak,” kata Chaca, “Senyum-senyum sendiri,”

“Hehe gue gak apa-apa deh beneran,” elak Anna.

“Gue tau lo liatin Jayden. Suka lo sama dia?”

“Iya hah enggak enggak,”

Alisa dan Chaca yang mendengar itu hanya tertawa, sementara Raina dan Yura sudah menatap Anna dengan wajah tengilnya. Sedangkan Mina menatap Jearra yang tersenyum tipis.

“Jadi lo suka sama Jayden nih?” ledek Yura.

Anna sudah terlihat salah tingkah. Wajahnya pun sudah memerah. Hal itu membuat teman-teman ceweknya semakin gemas melihat Anna salah tingkah.

“Jadi suka atau enggak?” tanya Chaca.

“Huft iya,” jawab Anna malu-malu.

“CIEEEEE,”

“Ih diem jangan berisik gue malu,” kata Anna sambil menutup wajahnya dengan tangan.

“Gue kira lo suka nya sama Juna,” kata Alisa.

“Please jangan bilang ke Jayden. Gue malu,” pinta Anna.

“Tenang. Rahasia lo aman di tangan kita,” kata Raina.

“WOY CIWI-CIWI SINI, UDAH MATENG NIH IKAN BAKARNYA,” teriak Dikta.

“Biasa aja dong lo jangan teriak,” ketus Yura, “Punya gue mana?”

“Bakar sendiri lah,” sahut Dikta.

“Kok tega banget sih sama gue,” protes Yura sambil cemberut.

“Sok imut. Tuh punya lo di piring warna putih,” tunjuk Dikta, “Gue yang bakar,”

“Hihi makasih Dikta sayang muach,”

Sial apa Yura tidak tahu kalau tingkahnya itu membuat Dikta senam jantung?

“Ini punya lo,” Jayden menggeser piring berisi ikan bakar milik Jearra.

“Makasih,” ucap Jearra.

Evano melihat itu. Lagi-lagi ia kalah cepat dari Jayden.

“No ini punya siapa?” tanya Chaca.

The Way I Love UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang