"Pada dasarnya mata tak selamanya benarkan? Micchi."
Sedih, kesal, marah, cemburu, kecewa ahh semua unek-unek mengganjal hati membuat mataku memanas ingin kembali menangis. Terlalu banyak kemungkinan terburuk yang bersarang dalam benakku, apa selama ini hubungan ku dengannya hanya sebuah mainan? Apa dia bosan denganku yang cengeng ini? Apa dia tidak pernah mencintaiku atau hubungan ini sebuah taruhan belaka untuknya?
"Ahhh bangsat! Mikey jahat! Tukang selingkuh! Bodoh! Gila! Anjing! Anak dajal! Anak setan! Ahh jahat! Mikey jahat! Anjinggg!!!" teriakku penuh amarah.
"Chi sabar, aduh pasti mikey punya alasan gak mungkin dia selingkuh."
"Ohh jadi kalian belain mikey?! Kalian nyalahin mata gua?! Mata gua gak rabun jelas-jelas mikey selingkuh dibelakang gua chifuyu! Kenapa kalian gak percaya sih?!" teriakku semakin marah kala sahabat dekatku chifuyu dan hina malah membela mikey dan bukan aku.
"Micchi bukan gitu maksudnya chifuyu, mungkin kamu salah paham lebih baik sekarang hubungin kak mikey dulu, tanya masalahnya apa dijelasin, gimana kalo semua tuduhan kamu itu salah dan nantinya kamu nyesel sendiri?"
"Aku gak salah hina jelas-jelas dia jalan bareng sama doragen terus mereka makan bareng, becanda, ketawa-ketawa bahkan gak nyadar kalo ada aku disana. Manjiro itu emang sialan! Gak ada otak dia! Seenaknya selingkuh padahalkan aku gak pernah selingkuh! Manji__
"Kamu salah paham sayang aku bisa jelasin semuanya." ucapanku terpotong dengan suara orang yang membuatku uring-uringan selama seminggu ini, orang yang aku hindari dan sialnya aku malahan merindukan dia setiap hari, siapa lagi kalo bukan sano manjiro.
"Kita keluar ya kak, capek ngadepin micchi yang udah uring-uringan seminggu ini." kata chifuyu lalu mereka beranjak pergi.
"Hey chifuyu hina sialan! Ngapain pergi?! Gua gak mau ditinggal sama si tukang selingkuh ini!" teriakku tapi tidak bisa mengejar mereka karna tanganku dicekal kuat oleh mikey.
"Selesain dulu masalah kalian sialan! Telinga gua rusak denger teriakan lo tiap hari!" teriak chifuyu sebelum mereka benar-benar hilang.
"Sialan lo lepasin gak?!" kataku berusaha melepas cengkramannya.
"Gak sebelum masalah kita selesai." katanya dengan lembut.
"Gak mau dengerin apapun dari mulut tukang selingkuh! Kamu jahat! Gila! Sialan! Bangsat! Anjing! Apalagi? Apalagi yang belum gua sebutin buat lo babi?! Hiks hiks jahat manjiro jahat hiks bisa-bisanya lo selingkuh hiks padahal gua gak pernah nyakitin hati lo hiks tapi kenapa? Kenapa lo selingkuh manjiro sialan?!" tangis frustasiku pecah mikey memelukku dengan erat, mengusap lembut suraiku menyalurkan kehangatan seperti biasanya. Sialnya aku malah membalas pelukan itu melupakan alasan kenapa marah padanya.
"Udah? Sekarang tenang dulu sebentar lagi kenchin dateng buat jelasin alasan kemarin kita jalan itu apa." katanya, mata kami saling bertemu tak lama karna setelah itu aku melepas pelukannya mendorongnya kuat.
Brak!
Ya, mikey jatuh menabrak meja ruang tamu aku tidak peduli lagian luka itu tidak akan membuat dia sekarat. Aku duduk dengan tenang mencoba menetralkan gemuruh didadaku, menatap tajam sosok dihadapanku yang sedang mengaduh sakit dipinggangnya karna terantuk meja beberapa saat lalu.