"Sejauh apapun kaki melangkah keluarga tetaplah ujung jalannya."
Suasana sarapan dipagi hari yang tenang itu sangat dinantikan-nantikan semua anggota keluarga begitupun dikediaman keluarga sano.
"Sayang mana dorayaki ku?!" teriakan cempreng memekakkan telinga dipagi hari berasal dari 'mikey yang tak terkalahkan' ini sudah hal biasa mengingat kita sudah tinggal bersama, sejak kesalahpahaman 6 tahun yang lalu membuat kami ingin selalu ada untuk satu sama lain. Aku kadang masih tidak menyangka bahwa kita akan berkumpul lagi dalam satu rumah yang sama, walaupun bedanya sekarang tidak ada kakek.
"Dorayakinya habis sayang aku belum belanja bulanan hari ini, jadi pancake mau ya?" micchi mendekati manjirou dengan sepiring pancake dan sirup mapple diatasnya. Mereka menikah belum lama ini usia pernikahannya juga masih belum genap setahun, namun micchi sudah tinggal disini sejak 3 tahun lalu semenjak ayah dan ibunya meninggal karna kecelakaan. Rumah ini sangat ramai dan dipenuhi kebahagiaan bukan ketegangan seperti dulu.
"Hn tapi aku mau dorayaki." rajuknya, oh aku terkadang kasian pada micchi yang harus menghadapi sikap manja mikey setiap saat.
"Iya sayang nanti ya, sekarang makan ini dulu sebelum kekantor." bujuk micchi dengan mengusap kepala manjirou seperti anak kecil yang sedang dibujuk untuk makan sayur.
"Mikey makan saja masih untung micchi mau membuatkan mu sarapan, jika aku jadi dia sudah kulempar piring itu kewajahmu!" ketusku yang ikutan kesal dengan sikapnya, ayolah dia itu pemimpin toman dan sekarang memiliki perusahaan besar dibeberapa sektor tapi sikapnya masih seperti anak kecil.
"Suka-suka mikey izanaa." katanya dengan nada yang dibuat-buat seperti anak kecil.
"Ya ampun, apa sifat manjamu tidak bisa dihilangkan manjirou?" tanyaku dan dengan polosnya dia menggelengkan kepalanya.
"Kak iza sabar ya, kak iza gak boleh marah-marah nanti babynya tegang. Mikey sayang bilang aaa"
"Aaaaa" dan satu suapan masuk kedalam mulut berisik manjirou.
"Lagi aaa" aku menatap mereka dengan tersenyum dan tiba-tiba membuatku ikutan terharu melihat betapa baik serta sabarnya micchi. Hingga tanpa sadar aku pun menangis.
"Eh izana kenapa? Kenapa menangis?" aku yang mendengar suara kakucho lantas semakin terisak.
"Tidak hiks aku hanya hiks terharu melihat mereka hiks" jawabku pada kakucho yang saat ini sedang mengusap kepalaku dengan lembut.
"Sayang sudah ya? jangan menangis nanti babynya ikutan nangis lho." kakucho berlutut dihadapanku lalu membelai perutku yang semakin terlihat besar mengingat ini sudah memasuki trimester ketiga.
"Micchi aku ingin seperti itu." aku dan kakucho menoleh kearah mikey yang merajuk meminta kepada micchi, micchi yang paham maksud dari ucapan itu langsung memerah padam.
"Micchi? Ayo kedokter kandungan nanti sebelum belanja bulanan, siapa tau baby akihiro sudah ada." bujuk adikku lagi, micchi diam namun masih terus sabar melakukan kegiatan menyuapi bayi besarnya.
"Siapa baby akihiro itu mikey?" tanya kakucho yang saat ini sudah ikut bergabung dimeja makan, kami duduk dengan tenang menunggu sarapan disajikan.
![](https://img.wattpad.com/cover/286520341-288-k4808.jpg)