sejujurnya sudah tiada lagi tempat yang bisa kutuju. Telah lelah juga kaki ini melangkah, jiwaku pun letih menggembara. Kekosongan jiwa yang kurasa terus merajut luka, membuatku kehilangan arah dan rumah untuk melepas lelah.
Lantas salahkah aku tak percaya pada pencipta? Yang telah merebutmu secara paksa dan membuatku kehilangan arah.
Ditengah luasnya semesta aku kamu tinggalkan seorang diri, tak diberi tau kemana tempat yang harus kutuju selanjunya.
Ran x kakucho
Warning!
Happy reading readers <3
~~~
Aku tak pernah menyangkah bahwa hari itu adalah terakhir kalinya mata ini bisa menatapmu.
Kak Iza, setiap detik setelah hari itu adalah neraka bagiku. Bagaimana caraku bertahan, kemana lagi kaki ini akan melangkah karna ternyata tak ada lagi tempat yang bisa kutuju.
Kak Iza, kamu menemukanku direruntuhan waktu itu. Kamu rumahku, tempat untuk manusia sepertiku bernaung. Aku yang terbuang, tak sempurna untuk dijadikan pasanganmu.
Sedangkan kamu begitu indah kak, sepertinya sang pencipta memahatmu dengan hati-hati hingga tak ada sedikitupun cacat pada hasil pahatan-Nya. Kamupun diletakkan ditempat indah yang ada didunia ini. Kamu adalah sosok yang nyaris sempurna ditatap dari sudut manapun.
Hingga aku tak pernah sebanding untuk berada disisimu.
Tapi kamu berhasil menyakinkan diriku bahwa akupun layak untuk dicintai makluk sepertimu. Kak Iza, Tapi kenapa harus berakhir?
Kenapa harus diakhiri secara sepihak? Kenapa Kak Iza melepasku? Padahal kamu bisa membawaku pergi ketempat itu. Benarkan?
Sekarang aku harus memulai dari mana?
Melangkahkan kaki ini kemana? Dan,
Memperbaiki apa?
Kak Iza?
~~~
Semua berakhir hari itu, membuat lubang besar karna kekosongan yang ingin sekali diisi oleh hadirnya.
Namun dunia tempat ku dengannya bernaung sangatlah luas, banyak orang baru yang aku temui, dengan berbagai macam karakter serta rasa yang membara dalam diri mereka.
Dan harus kuakui, ternyata kita sangatlah kecil Kak. Bagiku kamu rumahku, duniaku, semesta tempat makluk seperti diriku bernaung.
Setelah kamu pergi aku selalu ingin mati. Tapi entah mengapa Tuhan tak mengizinkan hingga berkali-kali aku selamat dari lubang kematian.
Kupikir Tuhan tak mencintaiku hingga tak menyediakan tempat bagi diriku dialam sana, namun ternyata bukan itu alasannya. Melainkan aku belum menyelesaikan bagianku, belum sampai pada tujuan mengapa aku diciptakan.
Kak Iza sudah lebih dari dua tahun sejak kepergianmu, dan sekarang aku sedang bertanya pada diriku sendiri, sudahkah aku menemukannya?
Menemukan rumah seperti yang kamu katakan padaku sebelum pergi. Katamu dunia luas, dan aku akui itu sekarang.
Katamu pula aku akan kembali menemukan rumah baru, yang lebih utuh daripada dirimu. Namun ternyata rumah yang ku mau hingga detik ini masih sama, yaitu kamu.