Warning!
MINE
Mataku mengerjab guna menyesuaikan cahaya diruangan tempatku berbaring. Pening menyandra kesadaranku selama beberapa saat, membuatku kembali menerawang tentang kejadian semalam dimana aku bertemu dengan salah satu dari haitani.
"Sstt" aku meringis kala berusaha menggerakkan kakiku untuk turun dari ranjang, tidak ini bukan sakit pasca bercinta tapi ini karna iblis itu menembak kaki ku kemarin.
"Kau sudah bangun kazu?" suara berat, tegas dan terkesan dalam itu memecah kesunyian ringisanku.
"Matamu masih berfungsikan?" aku membuang muka kearah jendela besar disamping ranjang yang semalam menjadi tempat istirahatku.
"Bersihkan dirimu lalu turun untuk sarapan." dia mengusap suraiku terkesan lembut namun aku menolak sentuan itu dan mencengkram kuat lengannya yang ada diatas kepalaku.
"Jangan pernah berani menyentuhku haitani! Aku pasti akan membunuhmu!" dia terkekeh mendengar nada mengancam dariku. Tangan yang semula lembut berubah menjadi kasar dan menarik kuat pipiku.
"Disini kau adalah pelayanku! Bahkan mikey menyerahkan dirimu sebagai hadiah untukku, kazutora hanemiya tugasmu adalah memuaskanku." aku menatapnya dengan jijik dan gurat kemarahan menghiasi wajahku.
"Ciuh" aku meludahi wajahnya tak peduli jika setelah ini tubuhku akan berlinang darah, bukankah lebih baik mati daripada menjadi seorang jalang?
"Jangan harap aku mau menjadi penghangat ranjangmu ran! Jika tidak ada pilihan lain untuk kabur dari sini lebih baik aku mati, daripada harus menghianati baji!" ucapku penuh penekanan.
Ran mengusap bekas air liurku diwajahku dengan kasar, lalu menghembaskan tubuhku yang memang masih lemah keranjang dengan keras.
"Baji? Bukankah dengan tangan cantikmu kau menusuknya? Kazutora bahkan kaulah pembunuh shinichiro dan menyebabkan tekanan besar bagi mental mikey. Pem--
"Diam!!" teriakku lalu dihampiri oleh air mata yang datang tiba-tiba, aku sudah menyesali perbuatanku dan membuat keputusan untuk menyelamatkan mikey.
"Kenapa? Bukankah semua itu benar? Pembunuh seperti mu harus dihukum berat." aku bisa menatap binar gairah dari pancaran matanya, membuatku memberontak dalam kungkungannya.
"Lepaskan aku!" teriakku saat ran mencengkram kedua tanganku dan dibawa keatas kepalaku.
"Semakin memberontak akan semakin remuk tubuhmu kazutora." dia merendahkan tubuhnya dan mengecup leherku aku masih berusaha memberontak dengan menendang perutnya.
"Ck kau sangat nakal kazutora jadi harus dihukum." dia menarik paksa celana pendek yang kukenakan dengan kakinya, membuat wajahku memucat karna tindakan tiba-tiba dari ran.
"Akh!" dia menekan penisku dengan lututnya membuat gesekan kasar antara kulitku dan celana bahannya.
"Hmmpp" aku terus berusaha menolak ciuman dari ran yang terkesan menuntut dan kasar.
"Akh!" lagi-lagi dia menggigit bibir bawahku hingga membuka peluang untuk dia kembali menjelajahi rongga hangat milikku, lidahnya yang kasar bergerak tak beraturan membelit, menghisap, menyecap setiap rasa yang ada didalam mulutku.
Ciumannya sangat memabukkan membuatku lemas dan hilang akal hingga tanganku pun tanpa sadar meresmas pelan surainya. Nafasku semakin menipis dan reflek menarik kasar surai yang ada dalam genggamanku membuatnya mengakhiri ciuman panas dan panjang ini.