Taehyung diseret ayahnya sepanjang jalan. "Aku bilang aku tidak tahu!!"
"Diam! Tunggu saja apa yang akan aku lakukan padamu!! Dan lihat, sampai mana kau akan tutup mulut!"
Taehyung merasa takut dalam hatinya. Ayahnya terlihat berbeda kali ini. Dia tidak akan selamat!
Dan benar saja. Dia tidak dibawa ke rumah. Melainkan ke sebuah tempat yang seharusnya tidak dia datangi.
"Kau benar-benar membawa anakmu kemari?" Han Jung Suk menekan rokoknya dalam asbak. Matanya awas menatap Taehyung. Seolah menilai kemudian berdecak kagum. Kabar itu bukan bualan semata. "Sempurna." Dia menghirup udara dengan keras. Puas.
"Aku tidak butuh bocah tidak berguna ini. Kau bisa mengambilnya, juga rumah itu."
Taehyung menoleh terkejut. Apa yang dikatakan ayahnya? Mengambilnya? Juga rumah?
"Appa,"
"Dengan ini kau tidak akan mengusikku lagi! Hutangku lunas! Kembalikan Bae Hi sekarang!!"
Taehyung mengernyit. Ini tentang hutang dan Bae Hi. Taehyung berbalik, hendak kabur. Tapi dua orang muncul dari balik pintu dan menangkapnya.
Han Jung Suk tersenyum. Memberi kode pada anak buahnya yang lain yang segera pergi dan kembali dengan Bae Hi. Taehyung membeku melihat wanita itu. Kondisinya membuat tubuh Taehyung gemetar dan jatuh bersimpuh.
Woo Bin segera menangkap Bae Hi yang bahkan tidak bisa berjalan sendiri. Dan sialnya pria itu menyeretnya begitu saja. Wajahnya penuh lebam dan bengkak. Baju atasnya sudah hilang, hanya mengenakan bra dan seluruh lukanya terlihat jelas. Wanita itu bahkan tidak bisa membuka mata atau merintih.
"Bae Hi-ya. Bae!" Woo Bin merengkuh kekasihnya hati-hati. Mengangkatnya di lengannya. Dia menatap tajam Han Jung Suk. Pria kejam ini melukai Bae Hi sampai seperti ini.
"Kita tidak ada urusan lagi!"
Han Jung Suk mengangguk. Senyumnya membuat Woo Bin lebih emosi dan ingin segera pergi. Namun matanya tidak sengaja melihat Taehyung. Anak itu jelas syok hingga tidak bisa bergerak dan hanya mengawasinya dengan kedua matanya.
'Bukan salahku! Kau sendiri yang cari mati! Jika sejak awal kau berikan sertifikatnya,' Woo Bin menyudahi pikiran dan berlalu dari sana.
"Appa." Taehyung sadar Ayahnya akan pergi. Dia ditinggalkan sendirian. Untuk itu dia berusaha bangun mengejarnya dan berhasil.
"Jangan tinggalkan aku! Jangan!!" Taehyung juga ingin pergi. Tapi orang-orang itu tidak akan membiarkannya. Terlebih dia melihat pria itu. Pria yang sama yang berusaha melakukan sesuatu di rumahnya saat itu.
Taehyung memeluk kaki Woo Bin. Dia takut. Sangat takut. Berada di tempat ini jelas bukan hal bagus. Apalagi setelah melihat kondisi Bae Hi. Entah siksaan apa yang mereka lakukan pada wanita itu. "Bawa aku juga. Aku tidak mau di sini!" Taehyung menangis. Perasaannya penuh kekalutan.
"Minggir!" Woo Bin menggoyangkan kakinya. Menariknya dari belenggu Taehyung.
"Aku mohon! Aku akan menuruti semua yang kau katakan!! Kau bisa mengambil semua gajiku!! Kumohon!! Jangan tinggalkan aku di sini!!" Taehyung memohon dengan sungguh-sungguh.
Woo Bin berdecak kasar. "Aku bilang minggir, sialan!!"
Taehyung menggeleng. Memeluk semakin erat. Jika ayahnya pergi, dia juga harus ikut. "Kenapa kau melakukan ini!! Aku anakmu!! Tidak bisakah kau bersikap sebagai Ayahku sekali saja?! Ibuku mati karenamu!! Sekarang kau ingin aku juga mati?!" Taehyung berteriak karena cemas bercampur gelisah. Woo Bin tidak menunjukkan gelagat kasihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
sepenggal hati
FanfictionKim Seokjin yang kehilangan dan terluka karenanya. penuh penyesalan. penuh kemarahan. Tanpa sengaja melihat Kim Taehyung yang butuh ketegaran. beberapa kekuatan. sedikit dukungan. Melihat Kim Taehyung, hati Seokjin berteriak menuntut penawar.