Bae Hi sedang main-main dengan gambar Taehyung yang dia ambil. Mengagumi wajah muda dan rupawan itu. Sesekali berdecak saking senangnya.
"Kau lihat apa, sih? Wah!"
Ponselnya direbut tanpa aba-aba. Seorang teman sesama pekerja di bar itu sudah duduk dan melakukan hal yang sama dengannya. Kagum dengan wajah rupawan Taehyung. "Siapa? Kekasih barumu?"
Bae Hi mengambil ponselnya kembali. "Anakku."
"Aish. Pelacur ini. Berkah apa yang kau miliki memiliki anak sebagus itu!"
Bae Hi terkekeh tanpa tersinggung. "Memang anakku. Anak kekasihku. Anakku juga, kan."
"Memang sialan." Temannya memilih menikmati menghisap rokok, sedang Bae Hi masih bermain-main dengan gambar Taehyung. Diam-diam menjadikannya lock screen ponselnya. Lumayan ada yang pantas untuk dipandang.
Mereka sedang menunggu pembagian gaji mereka sebelum kembali ke rumah masing-masing. Si Bos yang ditunggu datang cukup telat. Wajahnya pun tidak menyenangkan. Dia berseru tanpa bergerak, meminta semua bawahannya berkumpul untuk menerima jatah masing-masing.
"Kenapa si Bos?" Bisik Bae Hi.
"Dengar-dengar ada pelanggan yang buat masalah di kantor cabang. Entah apa maunya. Tapi si Bos juga kesulitan."
"Masalah semacam apa sampai Bos tidak bisa menanganinya?"
Si teman mengedik tidak tahu. Lantas maju untuk mengambil gajinya. Tiba giliran Bae Hi dia dipelototi si Bos.
"Kau menerima pelanggan di luar, kan?"
"Bos, kalau aku tidak begitu bagaimana aku bisa hidup? Beri aku keringanan," bujuk Bae Hi sedikit merajuk.
Si Bos mengangkat amplop gaji Bae Hi dan memukulkannya di kening wanita itu. "Kau, ya! Sudah bagus kerja di sini! Kalau ada apa-apa denganmu di luar sana aku tidak mau tahu! Itu urusanmu!"
"Iyaaa~" Bae Hi menadahkan tangan. Amplop hampir diserahkan namun ditarik kembali memicu pekikan kesal Bae Hi. "Ah! Apa lagi???" erangnya.
"Coba kau cari orang baru."
"Aku saja ingin berhenti kau malah suruh aku cari orang!"
"Ck! Kau kapan berhenti, hutang pacarmu sepeser saja tidak berkurang! Jangan mimpi berhenti!" Cibir si Bos. "Heh, kukasih bagian jika kau bisa mendapatkannya. Kau bisa gunakan untuk mencicil hutang pacarmu. Setidaknya beberapa bulan ke depan kalian tidak akan dikejar-kejar penagih. Lumayan, kan."
Terdengar menggiurkan. Tapi mencari orang untuk bekerja seperti ini juga bukan hal yang mudah.
"Seberapa bagus bonusnya?"
Si Bos membisikkan nominal di telinga Bae Hi yang membuat wanita itu melotot tidak percaya. "Waaah! Jinjayo?!"
Si Bos mengangguk yakin. "Ini bukan orang sembarangan. Permintaannya memang menyusahkan. Tapi sebandinglah. Dia akan mengeluarkan berapa pun jika barangnya cocok."
"Tapi Bos yang kau minta tidak biasa."
"Tolonglah. Kau usahakan. Bonusnya juga bagus. Ini hanya untuk satu malam. Satu malam saja."
Bae Hi masih belum bisa menyanggupi. Si Bos semakin mendesaknya. "Bae Hi, kukatakan dia bukan orang sembarangan. Karena itu aku tidak bisa mengabaikan perminataannya. Kau tolong aku sekarang, aku akan berhutang budi selamanya padamu. Ya??"
"Aku tidak janji."
Si Bos tersenyum kesenangan. Dia meraih tangan Bae Hi. Dipegangnya penuh harap. "Kau bisa! Aku mengandalkanmu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
sepenggal hati
FanfictionKim Seokjin yang kehilangan dan terluka karenanya. penuh penyesalan. penuh kemarahan. Tanpa sengaja melihat Kim Taehyung yang butuh ketegaran. beberapa kekuatan. sedikit dukungan. Melihat Kim Taehyung, hati Seokjin berteriak menuntut penawar.