_7_

631 75 5
                                    

Plak!

Jungkook mengelus punggung tangannya yang hendak mengambil bulatan lezat di tangan Taehyung. Bibirnya maju. "Aku juga mau, Kim Hyung."

"Ini bukan untukmu. Bukan untukku juga." Taehyung menutup kembali kotak berisi Mochi dan dimasukkan ke dalam paper bag kecil.

Mendengarnya Jungkook justru semakin tidak suka. Tadinya dia pikir Taehyung membeli untuk dibagi dengannya. Tidak tahunya itu untuk orang lain.

"Memangnya untuk siapa?"

"Park Jimin."

Jungkook membulatkan mata. "Park Jimin?! Orang yang suka membully Hyung itu?!"

"Benar, dia. Tapi dia tidak membully Jungkook, hanya sedikit mengganggu. Entahlah. Dia tidak pernah memukulku."

"Kim Hyung kau sedang membelanya?"

"Bukan. Tapi... entahlah. Aku juga tidak sepenuhnya mengerti."

"Apapun itu dia membuatmu merasa terganggu, bukan? Jadi kenapa kau harus mengeluarkan uang untuk orang itu. Berikan, itu untukku saja!" Tangan Jungkook bergerak untuk merebut Mochi tersebut tapi Taehyung dengan sigap menjauhkannya. Itu membuat Jungkook kesal dan berteriak marah. "Hyung!!"

"Jungkook-ah, aku dalam usaha menyelesaikan sesuatu hal dengannya. Ini salah satu usahaku. Bagaimana bisa kau akan mengacaukannya?"

"Mwo?! Mengacau? Aku?? Kim Hyung, itu hanya Park Jimin! Jika kau ingin menyelesaikan masalahmu dengannya aku bisa melakukan itu untukmu! Jangan menyusahkan dirimu sendiri untuk memenuhi perintahnya seperti ini!"

Kim Taehyung menatap Jungkook dengan pikiran bercabang. Bingung menjelaskan tapi juga sedikit heran dengan sikap bocah SMP ini. Jungkook sedikit berlebihan menurutnya. Jika dia terus meladeni Jungkook tidak mungkin tidak mereka akan berakhir dengan pertengkaran. Jadi Taehyung melunakkan hati dan merangkul bahu remaja itu.

"Sudah-sudah. Jangan terlalu bersemangat. Aku tidak apa-apa. Seperti katamu ini hanya Park Jimin. Dia bukan masalah besar. Aku akan mengurusnya sendiri."

"Kim Hyung," Jungkook merasa tidak puas. Dia bersungguh-sungguh dengan ucapannya. "Aku bisa membantumu."

"Iya. Aku tahu. Ayo bergegas. Kita akan terlambat jika terus melakukan ini."

Sikap Taehyung yang seperti itu bisa mendiamkan Jungkook. Anak itu menurut untuk berjalan sesuai langkah Taehyung. Tidak ada lagi pembicaraan. Tapi siapa yang tahu Jungkook memiliki tekad untuk seorang Park Jimin ini.

#

Ini tidak biasanya ketika Kim Taehyung yang datang sendiri ke padanya. Biasanya Jimin yang harus mengejar-ngejarnya atau sengaja menunggunya. Menyeretnya dengan paksa agar pemuda kurus itu sudi hanya untuk mengikuti. Bukankah itu melelahkan? Jimin bahkan tahu itu merepotkan dan membuang waktu, tapi tetap melakukannya.

Kenapa? Kenapa dia harus merepotkan dirinya sendiri hanya untuk Kim Taehyung. Dia punya alasan, tentu saja. Karena orang itu Kim Taehyung jadi dia melakukan semua itu.

Tapi sekarang saat Taehyung memasuki kelasnya, melangkah dengan teratur dan berhenti di tempatnya duduk. Jimin menatapnya dengan takjub. Kim Taehyung ini selalu bisa mengejutkannya.

"Jadi akhirnya kau yang datang sendiri padaku?"

Taehyung menyodorkan paper bag di depan Jimin.

"Apa itu?"

"Mochi."

Alis Jimin terangkat. Taehyung mendesah kasar, meletakkan bungkusan itu yang tidak kunjung diterima Jimin ke atas meja. "Clue-mu ini sangat ambigu. Jadi aku ambil mudahnya saja. Kuanggap kau penyuka Mochi dan aku membelikanmu Mochi agar urusan kita selesai. Oke!"

sepenggal hatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang