_10_

506 68 3
                                    

"Siapa?"

Bae Hi yang sadar seseorang telah datang, meletakkan majalah dengan asal. Itu majalah lama. Tidak ada yang menarik atau hal baru yang perlu dia lihat. Dia hanya memerlukan itu karena tidak bisa tidur.

Memeriksa Taehyung yang berdiri tidak jauh dari sofa. Seorang remaja, seperti kebanyakan, dengan tubuh cukup kurus. Tapi ada yang menarik begitu melihat wajahnya. Bae Hi tersenyum senang. Beranjak dengan cepat dia mendekat memperhatikan lekat wajah Taehyung. "Hmm... wajah yang menarik. Tidak kusangka pria itu memiliki keturunan sebaik ini."

Gerakan tangan Bae Hi yang mengusap pipinya membuat Taehyung risih. Dia mundur menghindari Bae Hi yang berdiri begitu dekat. Terlebih lagi pakaian wanita itu begitu tidak pantas. Kemejanya terbuka. Benar terbuka dengan semua kancingnya lepas. Memperlihatkan bra berenda merah dan hotpants denim yang super pendek.

"Kau siapa? Kenapa ada di rumahku?" Taehyung bertanya kembali dengan lebih jelas sekaligus menghindarkan tatapannya pada pemandangan tidak pantas di depannya.

Bae Hi mengibaskan rambut panjangnya yang tergerai. Melipat tangan dia bergerak tenang. "Aku tinggal di sini mulai tadi."

"Apa?" Taehyung tidak mengerti. Kenapa wanita asing ada di rumahnya dan mengaku tinggal di sini sedangkan ini adalah rumahnya dan ayahnya. "Ba-"

"Aku bersama Appamu," sambar Bae Hi sekaligus memberi penjelasan.

Mulut Taehyung masih terbuka, tanpa tahu apa yang harus dikatakannya. Dia melihat sekitar dan tidak menemukan sang ayah. Bae Hi jelas melihat gelagatnya dan memberi tahu. "Appamu sedang tidur saat aku keluar."

Taehyung menggeleng masih bingung. Memilih membiarkan hal ini lebih dulu dia melangkah menuju kamarnya. Dan di sana dia tertegun melihat apa yang terjadi di kamar itu.

Kamarnya sangat berantakan. Semua barang tidak ada di tempatnya. Buku-buku miliknya sudah berceceran di lantai. Bahkan kasurnya entah bagaimana terlihat.

"Apa yang mereka lakukan?" Dia memungut satu buku kemudian mendengar kamar ayahnya terbuka disusul langkah kaki keluar dari sana. Itu pasti ayahnya. Taehyung melepas bukunya dan berbalik keluar lagi.

Dia melihat ayahnya sedang mencumbu wanita tadi di sofa yang sama. Wanita itu cekikikan dengan Woo Bin berada di atasnya, menyusupkan wajah di lehernya. Sangat tidak pantas.

Taehyung geram. Dengan tangan terkepal dia menghampiri mereka. Menarik bahu Woo Bin begitu saja. Namun tidak berimbas banyak hanya cukup untuk mengganggu kesenangan pria itu.

"Apa?!" Woo Bin yang terganggu jelas marah. Dia menatap tajam Taehyung tanpa merubah posisinya. Wanita itu bahkan tidak merasa tersinggung.

"Apa yang kau lakukan dengan kamarku?"

"Oh." Woo Bin merubah posisinya. Merangkul Bae Hi, keduanya duduk menatap Taehyung. "Aku mencari surat-surat penting yang ditinggalkan Eommamu."

Masih surat-surat properti yang tidak diketahui Taehyung itu, tapi jadi masalah yang membuatnya muak sampai detik ini. "Kau menemukannya?" Taehyung mencoba sabar.

Woo Bin menggeleng. Taehyung tersenyum remeh.

"Karena memang tidak ada! Eomma tidak meninggalkan apapun padaku! Itu hanya masalah yang kau buat untuk menggangguku!"

"Aah! Terserah kau bilang apa! Aku tetap menuntut itu sampai kau menyerahkannya!" Kukuh Woo Bin. "Lagi pula tidak sia-sia aku mencari. Kau memiliki simpanan cukup banyak rupanya."

Simpanan? Taehyung gelisah. Takut ayahnya menemukan apa yang dia simpan dengan susah payah selama ini. Uang yang dia simpan diam-diam dan hati-hati dari pengetahuan Woo Bin. "Simpanan apa?"

sepenggal hatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang