Ember mendengar suara tapi tidak dengan jelas kata-katanya, samar-samar ia mendengar teriakan wanitadan juga beberapa orang menangis, bising sebentar membuatnya semakin jelas dalam pendengaranya
nafasnya normal, detak jantungnya stabil, tapi ada yang tidak beres denganya,
ia tinggal sendirian didalam ruangan yang sangat sunyi itu.
Ember yang baru siuman ia berusaha untuk membuka matanya dan memaksa untuk melihat
ia merasakan banyak suntikan, dan juga ia melihat banyak selang dari alat-alat menuju kedirinya,
walaupun salah satu selang yang ukuranya lumayan besar memasuki mulutnya dan ia berfikir itu sangat sakit
tapi tidak dengan respon yang ia rasakan, justru ia tidak merasakan apapun.
bahkan banyak selang yang masuk kedalam dirinya dan bahkan suntikan yang menancap kedalam dirinya ia sama sekali tidak merasakan sakit sama sekali
perlahan ia merasa takut, cemas, rasa bersalah, sedih, putus harapan
ia tidak kuat dengan perasaan ini, seolah-olah dilekatkan dengan kegelapan berisi dendam dan kesedihan
baru kali ini ia merasakan hal yang semenakutkan ini, Ember mengeluarkan air matanya
ia menangis dengan sangat sunyi, bukan takut menganggu orang hanya saja ini kebiasaan
Ember memang perempuan yang jarang menangis, tapi setiap ia menangis ia tidak mau mengeluarkan suara
'tidak adil' batin-nya
hatinya sangat kosong, ini tindakan gegabah ia mencabut semua selang bius maupun yang lainya
ada bekas bolongan akibat selang yang menancap dikulit Ember, ia melihat kakinya
"sangat buruk"
tepat disebrangnya ada kursi roda yang sudah stand by dari tadi,
Ember terpikir sesuatu bahwa ia tidak bisa mengerakan kakinya dan ia harus merangkak
walaupun ia tidak bisa merasakan sakit ia bisa melihat bahwa perban dari kakinya itu mulai mengeluarkan darah
ia terus merangkak hingga mendapati kursi roda dan duduk dengan tenang.
tak lama kemudian beberapa dokter memasuki ruangan Ember,
mereka sangat terkejut dengan keadaan Ember, pasalnya ia melepas semua peralatan yang tertancap ditubuhnya
dan juga ia sedang duduk dikursi roda yyang berada disebrang kasurnya,
terlebih lagi perban pada kaki Ember terdapat darah yang juga ikut terseret dari lantai.
salah satu dokter mengeluarkan alat seperti senter kecil khusus dan mengecek mata Ember dengan alat itu
lalu dokter itu menyuntikan cairan yang Ember tidak tau itu apa, ia hanya pasrah menerimanya
seseorang wanita cukup tua masuk keruangan Ember dengan tergesa-gesa,
lalu menampar Ember dengan sangat keras.
Ember hanya bisa menerimanya, ia tidak tau kenapa perempuan itu melakukanya tapi ia merasakan rasa bersalah kepadanya
beberapa dokter dan yang lainya memaksa perempuan itu untuk keluar dari ruangan Ember
setetes demi setetes darah mulai keluar dan mengalir ke-dagu Ember
selang yang ukuranya cukup besar dimasukan kedalam mulut Ember ia lepaskan secara paksa dan mengakibatkan bolong bagian sebelah mulutnya
ditambah lagi tamparan wanita paruh baya yang menamparnya tiba-tiba sambil mengucapkan bahasa kotor
Ember duduk dikursi roda sambil melihat kelangit dengan tangisan air matanya
'nona, kau sudah bangun?'
DEG
beberapa dokter yang sedang mengambil obat untuk menutupi luka tubuh dan juga mulut Ember yang sedang berdarah itu kembali
beberapa dokter itu terkejut dengan pasien yang satu ini,
Ember ingin melihat Axel, ia sangat khawatir dengan keadaanya, ia sangat mencemaskanya sekarang
ia ingin melihatnya langsung, Ember terselengkat dengan kursi roda sehingga ia terjatuh
walaupun dua orang dokter itu membantu Ember untuk duduk kekursi roda kembali tetapi gairahnya tidak akan nurut
ia berusaha untuk menyeretkan tubuhnya untuk menemui Axel.
beberapa dokter yang mengambil beberapa obat itu kembali dan terkejut melihat pasien ini, ia mengeluarkan obat bius dan penenang
lalu menyuntikan kebadan belakang Ember yang ia pikir hanya itu tempat dimana sedikit luka
dan juga keadaan Ember saat itu sedang menyeretkan badanya,
Ember menutup matanya perlahan, ia melihat Axel sedang tersenyum
Ember berusaha untuk mengejar Axel yang semakin lama semakin menjauh darinya,
tak tercapai, mereka dipisahkan oleh dinding keras yang tidak ada ujungnya
mereka hanya bisa melihat tanpa mendengar satu sama lain.
Ember menangis, ketika ia melihat Axel ia seolah-olah berkata "jangan menangis nona, terima kasih sudah menemaniku selama 2 tahun ini"
"terima kasih sudah bisa menjadi satu-satunya orang yang menyayangiku"
"tenang saja, aku sudah bahagia disini"
"jika nona merasa kesepian, ingat lah lemari bajuku terdapat koper hitam besar. buka itu setelah nona merasa bisa menerima kepergianku"
"waktuku sudah tiba, dadah nona. aku tidak akan melupakan...
....kehadiranmu dihidupku"
.
KAMU SEDANG MEMBACA
The court of night and ember
RomanceDiaknosa penyakit mematikan Justru membuatnya senang, ditugaskan mengasingkan diri kesebuah pulau kecil dengan membawa sedikit uang merupakan ide bagus menurutnya Siapa sangka pulau itu sudah dihuni oleh seorang mafia kaya raya yang juga tidak diket...