"hei" ucap ketua geng wanita itu kepada Ember
topeng Ember kali ini berubah, ia tidak mampu menganggukan wajahnya untuk menghadap wajah para wanita itu
"aku tau kau punya renc... renda"
pikiran Ember sedikit terusik oleh kata wanita yang didepan hadapanya itu,
"a..aku tidak punya TenDA" ucap Ember
"hahaha"
"hahaha"
"bodoh, kau terlihat sangat ketakutan" ucap wanita dihadapan Ember
beberapa wanita yang lainya menertawai lelucon yang bersifat bully itu, sedangkan Ember hanya ber-akting ketakutan
mulutnya mengerut, tetapi hati-nya tersenyum terang, Ember mengetahui maksud dari wanita ini.
"sudahlah nanti kita bicara lagi" ucap wanita itu lalu pergi
sambil menepuk kepala Ember pelan, mereka pergi begitu saja meninggalkan Ember yang masih berdiri disana
"tenda yang bagus"
"HEI, kau bukanya tahanan 703 ? kenapa kau masih disini?" tanya salah satu penjaga yang menuntun mereka keruangan menjahit
"buah yang segar biasanya terlambat" ucap Ember aneh
ember dirumorkan sebagai salah satu tahanan yang aneh, pendiam dan penakut serta tertutup.
"sudahlah jalan saja kau" lanjut penjaga itu
"hehehe" cekikikan Ember pelan
penjaga yang berjalan disebelahny itu binggung dengan perbuatan Ember
"apa yang kau tertawakan!"
"apa kau tau? anak raja singa biasanya tampan sepertimu" lanjut Ember berhenti dari jalanya
"maaf, aku memang terlahir seperti ini" sahut penjaga pria itu yang mulai meninggalkan Ember
"hihi, bagaimana dengan mu? apa kau punya pacar?" tanya Ember mulai mengikuti penjaga itu kembali
CLAK
pintu ruangan menjahit itu dibukakan oleh penjaga pria yang berjalan disebelah Ember barusan,
"sekarang kau pacarku lady" ucap pria itu dan menutup pintu ruang menjahit
BLAM
Ember tersenyum dan sedikit tertawa "hihi"
beberapa penjaga mengarahkan meja untuk Ember, para penjaga berfikir bahwa Ember adalah psikopat licik
padahal ia hanya bersenang-senang didalam penjara, ia bisa melakukan apa yang ia mau tanpa diperintah oleh siapapun
hanya saja orang berfikir yang tidak-tidak seolah Ember monster lapar,
"bagian 25, sekarang kalian akan menjahit pakaian untuk anak atau cucu kalian"
salah satu pembimbing menjahit itu mengajarkan tahap-tahap menjahit
"maaf mejaku dari tadi tidak ada alat besi kecil itu" ucap Ember sambil mengangkat tangan
salah satu penjaga itu mengetahui maksud Ember yaitu jarum jahit, akhirnya mereka memberikanya ke-meja Ember secara langsung
Ember menjahit kain panjang yang ia sendiri tidak tau bentuknya dijelaskan dalam hal apa,
'kain ini bisa untuk perban, barang kali kakiku tertembak' batin Ember
jam-jam terlewatkan Ember memang selesai dulu dan ia yang mengambil banyak kain,
entah diapakan, hasilnyapun menjadi seperti tumpukan sampah
"punyaku paling bagus, punyaku punyaku" bisik Ember
"punyamu sangat berwarna, tapi ini sangat bagus. bisakah kau buatkan untukku?" tanya pembimbing
"aku...aku... iya" jawab Ember
iya tidak yakin bahwa karyanya di bilang sangat bagus oleh pembimbing penjahit, ia pergi ketempat kain-kain bekas terkumpul
ia mengambil beberapa kain yang hampir sama antara warna maupun ukuranya.
hanya meninggalkan Ember sendiri didalam ruangan itu. ia membuatnya dengan ukuran besar seperti buatanya
ia juga menambahkan beberapa gambar lucu yang ia jahit sendiri,
jam sudah menunjukan waktu malam tapi Ember masih menjahit disana, sift penjaga berganti
penjaga pria itu datang untuk mengawasi Ember,
"apa masih lama? tanya penjaga itu
"mungkin tidak, aku tidak tau" jawab Ember
diruangan itu hanya ada mereka berdua setelah para narapidana pergi dan pembimbing jahit
penjaga itu mendekat dan duduk disebelah Ember, ia menatap Ember dan menaruh senjatanya dimeja
"siapa namamu?" tanya Ember tiba-tiba
"tidak tau" lanjut penjaga itu
"william james, nama yang unik" ucap Ember
"thank you honey" lanjut penjaga yang bernama william itu
beberapa menit berlalu akhirnya pekerjaaan Ember dalam menjahit pun selesai
"kau membuatkan boneka untuknya juga?" tanya william
"tidak masalah"
"baiklah ayo kita kekamarmu untuk ber-istirahat"
tidak ada jawaban untuk william dari Ember, ia hanya memandang boneka hasil buatanya itu
william melihat tangan Ember yang penuh luka akibat menjahit kain dan beberapa boneka untuk pembimbing menjahit itu,
"hei tanganmu berdarah, kita harus ke UKP"
"UKP?"
"usaha kesehatan penjara" jawab william polos
KAMU SEDANG MEMBACA
The court of night and ember
Любовные романыDiaknosa penyakit mematikan Justru membuatnya senang, ditugaskan mengasingkan diri kesebuah pulau kecil dengan membawa sedikit uang merupakan ide bagus menurutnya Siapa sangka pulau itu sudah dihuni oleh seorang mafia kaya raya yang juga tidak diket...