Bab 11

17 1 0
                                    


"hei" ucap ketua geng wanita itu kepada Ember 

topeng Ember kali ini berubah, ia tidak mampu menganggukan wajahnya untuk menghadap wajah para wanita itu 

"aku tau kau punya renc... renda" 

pikiran Ember sedikit terusik oleh kata wanita yang didepan hadapanya itu, 

"a..aku tidak punya TenDA" ucap Ember

"hahaha"

"hahaha"

"bodoh, kau terlihat sangat ketakutan" ucap wanita dihadapan Ember

beberapa wanita yang lainya menertawai lelucon yang bersifat bully itu, sedangkan Ember hanya ber-akting ketakutan 

mulutnya mengerut, tetapi hati-nya tersenyum terang, Ember mengetahui maksud dari wanita ini.

"sudahlah nanti kita bicara lagi" ucap wanita itu lalu pergi

sambil menepuk kepala Ember pelan, mereka pergi begitu saja meninggalkan Ember yang masih berdiri disana 

"tenda yang bagus" 

"HEI, kau bukanya tahanan 703 ? kenapa kau masih disini?" tanya salah satu penjaga yang menuntun mereka keruangan menjahit

"buah yang segar biasanya terlambat" ucap Ember aneh 

ember dirumorkan sebagai salah satu tahanan yang aneh, pendiam dan penakut serta tertutup.

"sudahlah jalan saja kau" lanjut penjaga itu

"hehehe" cekikikan Ember pelan 

penjaga yang berjalan disebelahny itu binggung dengan perbuatan Ember 

"apa yang kau tertawakan!"

"apa kau tau? anak raja singa biasanya tampan sepertimu" lanjut Ember berhenti dari jalanya

"maaf, aku memang terlahir seperti ini" sahut penjaga pria itu yang mulai meninggalkan Ember 

"hihi, bagaimana dengan mu? apa kau punya pacar?" tanya Ember mulai mengikuti penjaga itu kembali

CLAK

pintu ruangan menjahit itu dibukakan oleh penjaga pria yang berjalan disebelah Ember barusan,

"sekarang kau pacarku lady" ucap pria itu dan menutup pintu ruang menjahit

BLAM

Ember tersenyum dan sedikit tertawa "hihi" 

beberapa penjaga mengarahkan meja untuk Ember, para penjaga berfikir bahwa Ember adalah psikopat licik 

padahal ia hanya bersenang-senang didalam penjara, ia bisa melakukan apa yang ia mau tanpa diperintah oleh siapapun 

hanya saja orang berfikir yang tidak-tidak seolah Ember monster lapar,

"bagian 25, sekarang kalian akan menjahit pakaian untuk anak atau cucu kalian"

salah satu pembimbing menjahit itu mengajarkan tahap-tahap menjahit 

"maaf mejaku dari tadi tidak ada alat besi kecil itu" ucap Ember sambil mengangkat tangan

salah satu penjaga itu mengetahui maksud Ember yaitu jarum jahit, akhirnya mereka memberikanya ke-meja Ember secara langsung

Ember menjahit kain panjang yang ia sendiri tidak tau bentuknya dijelaskan dalam hal apa,

'kain ini bisa untuk perban, barang kali kakiku tertembak' batin Ember 

jam-jam terlewatkan Ember memang selesai dulu dan ia yang mengambil banyak kain,

entah diapakan, hasilnyapun menjadi seperti tumpukan sampah 

"punyaku paling bagus, punyaku punyaku" bisik Ember 

"punyamu sangat berwarna, tapi ini sangat bagus. bisakah kau buatkan untukku?" tanya pembimbing 

"aku...aku... iya" jawab Ember 

iya tidak yakin bahwa karyanya di bilang sangat bagus oleh pembimbing penjahit, ia pergi ketempat kain-kain bekas terkumpul 

ia mengambil beberapa kain yang hampir sama antara warna maupun ukuranya.

hanya meninggalkan Ember sendiri didalam ruangan itu. ia membuatnya dengan ukuran besar seperti buatanya 

ia juga menambahkan beberapa gambar lucu yang ia jahit sendiri, 

jam sudah menunjukan waktu malam tapi Ember masih menjahit disana, sift penjaga berganti 

penjaga pria itu datang untuk mengawasi Ember, 

"apa masih lama? tanya penjaga itu 

"mungkin tidak, aku tidak tau" jawab Ember 

diruangan itu hanya ada mereka berdua setelah para narapidana pergi dan pembimbing jahit

penjaga itu mendekat dan duduk disebelah Ember, ia menatap Ember dan menaruh senjatanya dimeja 

"siapa namamu?" tanya Ember tiba-tiba

"tidak tau" lanjut penjaga itu 

"william james, nama yang unik" ucap Ember 

"thank you honey" lanjut penjaga yang bernama william itu 

beberapa menit berlalu akhirnya pekerjaaan Ember dalam menjahit pun selesai 

"kau membuatkan boneka untuknya juga?" tanya william 

"tidak masalah" 

"baiklah ayo kita kekamarmu untuk ber-istirahat"

tidak ada jawaban untuk william dari Ember, ia hanya memandang boneka hasil buatanya itu 

william melihat tangan Ember yang penuh luka akibat menjahit kain dan beberapa boneka untuk pembimbing menjahit itu,

"hei tanganmu berdarah, kita harus ke UKP"

"UKP?"

"usaha kesehatan penjara" jawab william polos 







The court of night and emberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang