samar-samar ia mendengar percakapan perempuan dan seorang pria yang asing suaranya
sembari memaksakan pandanganya sembari membangunkan badan-nya yang hampir terlelap.
Ember melihat sekeliling, ia berbaring dikasur berukuran king dengan kamar yang sangat luas
"sepertinya ada yang sudah siuman" ucap seorang pria yang duduk dihadapan Maria
Maria yang mendengarnya langsung menoleh kebelakang dan mendapati Ember sudah bangun dari tempat tidurnya
sambil mengunci tatapanya ia mengambil segelas air dan vitamin untuk Ember
Ember bangun dengan mengerahkan seluruh kekuatan dari tempat tidurnya
dikarenakan ia baru siuman, kakinya belum seutuhnya seimbang sehingga ia terjatuh.
Maria segap membantunya begitu pula pria itu, sembari memegang bahu Ember ia kembali mengambil gelas dan vitamin yang sempat ia taruh kembali
melayangkan tanganya yang gemetar meninju badan pria ini
pria ini menyamakan wajahnya dengan Ember dan menatapnya dalam
"inikah kekuatanmu, L1?" ucap pria itu sembari tersenyum
Maria hanya sibuk memberi Ember segelas air dan vitamin, sembari memaksanya untuk meminum itu dulu
setelah minum vitamin yang dipaksakan oleh Maria, Ember berdiri "Loser"
"apa yang kau lakukan disini?" tanya Ember sembari melirik pria itu dengan mata rendahnya
pria ini berjalan dan duduk disofa mewah yang disiapkan beberapa meter tempat dimana kasur Ember tidur
"sebaiknya kau mandi dan bersiap" kata pria itu sambil membaca koran
Ember menyipitkan matanya lalu tidak menghiraukanya dan menoleh kearah Maria,
ia melihat sekujur tubuhnya tidak ada luka sedikitpun dan memeluknya erat
jantung Maria berdegup sangat kencang, dadanya hampir membuatnya sesak nafas
"a-ada apa denganmu?" tanya Maria gelisah
"apa kau baik-baik saja?"
jelas Ember mencemaskan Maria dan ia memilih bohong padanya
"lihat dirimu bahkan kau baru pulih sudah mencemaskan orang lain" ucap Maria sembari mengusap kepala Ember
"mandilah, aku akan membantumu lalu kita akan berbincang setelah kau bersih" Lanjutnya lagi
Ember hanya mengangguk mengerti lalu ia duduk dikursi roda yang sudah Maria siapkan
Tidak ada pembicaraan selama ia mandi, banyak pertanyaan yang mulai muncul dibenaknya
"eum, Maria aku punya pertanyaan untukmu"
Ember akhirnya bisa mengeluarkan suaranya setelah lamanya ia berfikir
"silahkan, aku sangat menantikan itu semua honey" saut Maria santai sembari membantu Ember berkeramas
"sebenernya aku sudah ingin mati"
Maria sempat terkejut dengan perkataan itu, terlebih lagi tanganya sempat berhenti sejenak
Maria memaksa untuk bersenyum sambil melanjutkan keramasnya "itu bukan pertanyaaan tapi aku sudah tau itu"
Ember cukup tenang mendengarnya jadi Maria tidak perlu terlalu syok mendengarnya
"apa dia beneran meninggal?" lanjut Ember
kembali dibuatnya berfikir oleh Ember, "apa menurutmu seperti itu?" tanya Maria
Ember berfikir sejenak lalu ia menoleh kebelakang, mendapati mata Maria
ia menatapnya dalam, mendekati wajah Maria yang mulai merah
"ia tidak pernah meninggalkanku, jadi aku juga tidak mau meninggalkan dia"
kembali duduk dibathtub dan membalikan Maria yang masih mengkaku
Maria terdiam dan melanjutkan keramasnya sembari membiras dengan perlahan
'aku tau kau bukan miliku, tapi kenapa seolah aku harus melindungimu?' Batin Maria
"siapa pria itu?" pertanyaan kembali dilontarkan Ember
tidak ada balasan dari Maria, ia masih berputar dengan overthingkingnya
"sepertinya kau tidak ingin membahasnya disini"
Ember diam sejak itu, ia kira Maria cukup kesal mendengar semua pertanyaan-nya
Maria mulai menyabuni punggung Ember dengan perlahan dan menatapnya dalam ia ingin memeluknya erat
kategori punggung Ember dibilang biasa, bahkan ada beberapa gores kecil pada kulitnya
ia menyentuhnya dengan kasihan, meraba beberapa gores yang tersebar dipunggung itu
tanpa ia sadari ia mulai meneteskan air matanya perlahan
Ember mendengar isakan kecil, ia menoleh sedikit dan mengengam tangan Maria
"apa yang kau tangisi?" tanya Ember sambil mengusap air matanya dan memegang pipi Maria dengan perlahan
"tidak ada, aku hanya kelilipan busa tadi" Maria berbohong lagi dan membuat wajahnya tersenyum berseri
Ember masih memegang pipi Maria dan menatapnya dalam, "kau bisa beri tauku"
Maria kembali menatapnya "bisakah kau tingal lebih lama lagi?"
Ember kebinggungan dengan permintaan wanita didepanya itu "memangnya aku akan kemana?"
wajah Maria mendatar ia lupa memberitaukan hal penting ini pada Ember
"pria diluar tadi sekarang adalah bos barumu, dan kau harus tinggal bersamanya"
jelas Maria membalikan paksa Ember dan kembali memandikanya lagi
Ember terkejut dengan jawaban Maria, ia menoleh pelan memastikan bahwa ucapanya itu benar akan terjadi
Maria memastikan itu akan terjadi dari raut wajahnya,
"baiklah aku akan memikirkanya"
KAMU SEDANG MEMBACA
The court of night and ember
RomanceDiaknosa penyakit mematikan Justru membuatnya senang, ditugaskan mengasingkan diri kesebuah pulau kecil dengan membawa sedikit uang merupakan ide bagus menurutnya Siapa sangka pulau itu sudah dihuni oleh seorang mafia kaya raya yang juga tidak diket...