Bab 19

10 1 0
                                    


samar-samar ia mendengar percakapan perempuan dan seorang pria yang asing suaranya 

sembari memaksakan pandanganya sembari membangunkan badan-nya yang hampir terlelap.

Ember melihat sekeliling, ia berbaring dikasur berukuran king dengan kamar yang sangat luas

"sepertinya ada yang sudah siuman" ucap seorang pria yang duduk dihadapan Maria 

Maria yang mendengarnya langsung menoleh kebelakang dan mendapati Ember sudah bangun dari tempat tidurnya 

sambil mengunci tatapanya ia mengambil segelas air dan vitamin untuk Ember 

Ember bangun dengan mengerahkan seluruh kekuatan dari tempat tidurnya 

dikarenakan ia baru siuman, kakinya belum seutuhnya seimbang sehingga ia terjatuh.

Maria segap membantunya begitu pula pria itu, sembari memegang bahu Ember  ia kembali mengambil gelas dan vitamin yang sempat ia taruh kembali 

melayangkan tanganya yang gemetar meninju badan pria ini 

pria ini menyamakan wajahnya dengan Ember dan menatapnya dalam

"inikah kekuatanmu, L1?" ucap pria itu sembari tersenyum  

Maria hanya sibuk memberi Ember segelas air dan vitamin, sembari memaksanya untuk meminum itu dulu

setelah minum vitamin yang dipaksakan oleh Maria, Ember berdiri "Loser"

"apa yang kau lakukan disini?" tanya Ember sembari melirik pria itu dengan mata rendahnya

pria ini berjalan dan duduk disofa mewah yang disiapkan beberapa meter tempat dimana kasur Ember tidur

"sebaiknya kau mandi dan bersiap" kata pria itu sambil membaca koran

Ember menyipitkan matanya lalu tidak menghiraukanya dan menoleh kearah Maria,

ia melihat sekujur tubuhnya tidak ada luka sedikitpun dan memeluknya erat

jantung Maria berdegup sangat kencang, dadanya hampir membuatnya sesak nafas

"a-ada apa denganmu?" tanya Maria gelisah

"apa kau baik-baik saja?"

jelas Ember mencemaskan Maria dan ia memilih bohong padanya 

"lihat dirimu bahkan kau baru pulih sudah mencemaskan orang lain" ucap Maria sembari mengusap kepala Ember

"mandilah, aku akan membantumu lalu kita akan berbincang setelah kau bersih" Lanjutnya lagi 

Ember hanya mengangguk mengerti lalu ia duduk dikursi roda yang sudah Maria siapkan 


Tidak ada pembicaraan selama ia mandi, banyak pertanyaan yang mulai muncul dibenaknya

"eum, Maria aku punya pertanyaan untukmu"

Ember akhirnya bisa mengeluarkan suaranya setelah lamanya ia berfikir 

"silahkan, aku sangat menantikan itu semua honey" saut Maria santai sembari membantu Ember berkeramas

"sebenernya aku sudah ingin mati"

Maria sempat terkejut dengan perkataan itu, terlebih lagi tanganya sempat berhenti sejenak

Maria memaksa untuk bersenyum sambil melanjutkan keramasnya "itu bukan pertanyaaan tapi aku sudah tau itu"

Ember cukup tenang mendengarnya jadi Maria tidak perlu terlalu syok mendengarnya

"apa dia beneran meninggal?" lanjut Ember

kembali dibuatnya berfikir oleh Ember, "apa menurutmu seperti itu?" tanya Maria

Ember berfikir sejenak lalu ia menoleh kebelakang, mendapati mata Maria

ia menatapnya dalam, mendekati wajah Maria yang mulai merah 

"ia tidak pernah meninggalkanku, jadi aku juga tidak mau meninggalkan dia"

kembali duduk dibathtub dan membalikan Maria yang masih mengkaku

Maria terdiam dan melanjutkan keramasnya sembari membiras dengan perlahan

'aku tau kau bukan miliku, tapi kenapa seolah aku harus melindungimu?' Batin Maria 

"siapa pria itu?" pertanyaan kembali dilontarkan Ember 

tidak ada balasan dari Maria, ia masih berputar dengan overthingkingnya

"sepertinya kau tidak ingin membahasnya disini" 

Ember diam sejak itu, ia kira Maria cukup kesal mendengar semua pertanyaan-nya

Maria mulai menyabuni punggung Ember dengan perlahan dan menatapnya dalam ia ingin memeluknya erat

kategori punggung Ember dibilang biasa, bahkan ada beberapa gores kecil pada kulitnya

ia menyentuhnya dengan kasihan, meraba beberapa gores yang tersebar dipunggung itu

tanpa ia sadari ia mulai meneteskan air matanya perlahan 

Ember mendengar isakan kecil, ia menoleh sedikit dan mengengam tangan Maria

"apa yang kau tangisi?" tanya Ember sambil mengusap air matanya dan memegang pipi Maria dengan perlahan 

"tidak ada, aku hanya kelilipan busa tadi" Maria berbohong lagi dan membuat wajahnya tersenyum berseri

Ember masih memegang pipi Maria dan menatapnya dalam, "kau bisa beri tauku"

Maria kembali menatapnya "bisakah kau tingal lebih lama lagi?"

Ember kebinggungan dengan permintaan wanita didepanya itu "memangnya aku akan kemana?"

wajah Maria mendatar ia lupa memberitaukan hal penting ini pada Ember 

"pria diluar tadi sekarang adalah bos barumu, dan kau harus tinggal bersamanya" 

jelas Maria membalikan paksa Ember dan kembali memandikanya lagi 

Ember terkejut dengan jawaban Maria, ia menoleh pelan memastikan bahwa ucapanya itu benar akan terjadi 

Maria memastikan itu akan terjadi dari raut wajahnya,

"baiklah aku akan memikirkanya"









Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 23, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The court of night and emberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang