Bab 14

19 1 0
                                    


"kau sudah bangun?" ucap wanita itu 

Ember yang kembali membuka matanya setelah tertidur pulas, " berapa lama aku tidur?" 

wanita yang duduk disebelahnya itu sambil berpura-pura berfikir, "sepertinya sudah 60 menit" 

mendengar itu Ember kembali menanya "kemana tujuan kita?" 

"hahaha, bahkan setelah keluar dari penjara kita tidak mempunyai tujuan" ucap wanita itu sambil meminum wine

"siapa namamu? NEK" potong Ember 

Ember merasakan aura membunuh dari wanita ini, ia tidak berani menatap wanita ini

"mari saya perkenalkan, pertama perkenalkan nama nona ini adalah Reine Fluer, berusia 48 tahun dan pengemudi pesawat adalah William james berusia 29 tahun dan saya adalah Kania berusia 28 tahun, terima kasih" ucap pembimbing jahit 

"ternyata kau bernama kania, dan nenek ini Rei.."

"maaf, panggil saja nona maria atau maria, nama aslinya harus dirahasiakan" potong kania 

"owh, okay nona maria" Goda Ember membuat maria jijik sekaligus geli

"maria saja. kau orang yang dianggap penting, jadi kita sederajat" ucap maria dan langsung menghabiskan wine digelasnya

alis sebelah mengangkat sambil menunjukan wajah kebinggungan pasalnya Ember merasa bukan siapa-siapa

"penting katamu? bahkan aku yang menyebabkan tuanku sendiri meninggal" ucap Ember 

"ada para kutu membuat tuanmu meninggal" lanjut maria sambil menawarkan sebotol wine 

"ya, aku percaya perkataanmu" sembari menerima botol wine itu dan meminumnya

"kau punya tempat tinggal?" tanya maria 

Ember mengangguk punya, 'wine ini sepertinya sangat mahal' Batin Ember

"tapi sepertinya barangku sudah dibakar" ucap nya

maria tertawa kecil sembari meneguk segelas wine itu hingga habis.

"kenapa kau membantuku?" tanya Ember tiba-tiba

maria yang sedang menuangkan kesekian kalinya wine kegelasnya "kenapa ya?"

"kenapa kau tau kalau aku tidak membunuh tuanku?" tanya Ember sambil melihat-lihat isi pesawat

maria menaruh botol wine dan meminum wine yang telah ia tuang kegelasnya dengan perlahan

"singkat saja, kedua orang tua tuanmu memiliki kerja sama dengan kami"

"lalu apa hubunganya dengan aku, seorang wanita muda yang tidak memiliki masa depan?" 

maria tertawa terpingkal-pingkal hingga memegangi perutnya yang sakit akibat tertawa

"masa depanmu akan cerah detik ini, aku jamin" 

Ember yang masih berkeliling dengan rasa penasaranya itu menemukan koper besar dan hitam dibalik bangku yang ia duduk

ia menendang koper itu dengan tenaganya 'sangat ringan' 

"apa isinya tubuh manusia?" tanya Ember 

maria yang tersontak kaget akibat suara yang dihasilkan besar " kau gila ya?, ini koper untuk mu ada beberapa data yang harus kau lihat" 

Ember sedikit penasaran dengan isinya "boleh kubuka sekarang?" 

maria mengangguk memberika ijin "kopernya mahal kau juga harus menjaganya"

sama saja Ember mengabaikan ucapan maria, ia hanya mendengar kalau koper itu mahal

"bukanya ini pasporku? dan ini data pribadiku" ucap Ember yang melihat beberapa kertas dan buku kecil yaitu paspor

"ya itu paspor baru, benar seperti yang kau bilang barang-barangmu sudah hangus terbakar. untung saja kami sudah membuat baru lagi" jawab Maria 

sambil mengarahan bangkunya kehadapan Ember ia pun melihat-lihat beberapa kertas itu

"tunggu" ucap Ember sambil gemetar

maria kebinggungan dengan sikap Ember yang tanganya mulai gemetar "ada apa?" 

"ini koper axel"

maria berfikir sejenak dan akhirnya iya mengingat sesuatu hal penting 

"astaga, ini....." 

"apa kau membacanya?, apa kau pernah membukanya?, kau pasti mengetahui isinya apakah aku benar?" ucap Ember dengan nada datar

"ada benar ada salah nya, pertama tenangkan dirimu okay!" ucap maria gelisah 

"biarkan aku selesaikan masa laluku sendiri"

ucap Ember sambil berdiri dan membawa koper beserta isinya kedalam toilet 

"aku tau aku salah, tapi jika aku tidak bertindak lebih akankah kau bisa bebas?" ucap Maria sambil mengikuti Ember berjalan kearah toilet

"terima kasih, tapi ini juga sama pentingnya dengan kehidupanku" 

BLAM

"kenapa dia memilih toilet padahal ada kamar disini" ucap maria sembari menaruh kedua lenganya dipiggang sambil meninggalkan toilet 

'tunggu... kamar?' Batin maria seperti berkata lain

ia pun menulusuri kamar yang ia maksud, dan tepat saja kenapa perasaanya sedikit janggal mengenai koper hitam besar

koper yang Ember maksudkan ternyata berbeda dengan koper yang maria maksud,

mariapun pergi kearah pengemudi yang terdapat kania disana, ia pun meminta alasan yang pasti dari kania

kania memiliki hak sebagai seketaris maria, ia pun disuruh membereskan hal-hal yang sama dengan membuatnya sakit kepala

pasalnya ada tiga koper hitam besar dengan lekukan dan penampilan sama,

tapi tidak dengan isinya, jika salah satu koper itu ada ditangan orang yang salah maka tamat riwayat maria, terutama kania sang seketaris 

Koper hitam besar yang maria maksud adalah koper yang berisikan data diri dan pribadi milik Ember, tentu itu terdaftar penting

sedangkan yang dipikiran Ember adalah maria telah membuka isi koper peninggalan milik Axel, dan menggabungkan data pribadinya dengan koper tersebut.

Maria mengelengkan kepala pasrah "bagaimana dengan yang satunya lagi?" 

"bagaimana kalau nona Ember saja yang membuka sisa koper tersebut?" usul kania 












The court of night and emberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang