Bab 15

11 1 0
                                    


"okay"

kania yang terkejut mendengar suara yang tiba-tiba datang tanpa wujud, ia mengeluarkan pistol dan menodongnya kearah suara

wajah Ember pun sedikit cemberut dan masam, ia hanya mengeluarkan kepalanya dari ruang toilet itu

"seperti kepala terbang" ucap maria santai. "turunkan pistolmu kania" lanjutnya lagi. kania pun menuruti kata maria

"terima kasih benda yang sama dengan isi full, aku mendapatkan secara gratis" ucap Ember puas

Ember menyeret koper berisi beberapa lembaran kertas itu dan pistol yang masih digengamnya

menghampiri bangku kosong yang sempat ia duduki, mengistirahatkan tubuhnya dengan bantingan keras 

ditambah kakinya yang menyangga diatas meja sembari dilipat,

"astaga, apa ada obat?" letih Ember 

Maria dan Kania kebinggungan beberapa lama memikirkan mereka tersontak teringat sesuatu 

Kania langsung mengacak-ngacak tas hitam besar dibelakangnya 

setelah menemukan botol kecil berisi pil-pil berbagai macam warna, bentuk dan fungsinya

ia memberikan beberapa dan menyuruh Ember meminumnya

Maria hanya menyaksikan, ia jelas tau bahwa Ember mempunyai penyakit mematikan

'kanker otak' 

bukan penyakit sepele yang terlanjut ganas ditubuh Ember saat ini

Ember berdiri setelah beberapa menit meminum obat yang diberikan oleh Kania

sambil membawa pistol yang sempat ia pegang waktu keluar dari toilet itu,

ternyata pistol itu sudah dilengkapi oleh pisau lipat

BLAM 

Ember menutup pintu toiletnya dengan agak keras, ia tidak tahan lagi

itupun ia muntahkan makanan yang masuk keperutnya dengan sangat banyak 

hingga lemas kehilangan banyak nurtisi yang ia muntahkan, bahkan obat yang baru masuk keperutnya ia muntahkan 

sesudah memuntahkan semuanya, ia hanya bisa duduk seraya memegang pisau 

mengumpulkan tenaganya untuk bercermin sesudah membersihkan muntahanya 

ia memotong rambutnya menjadi seleher. 

Rambut Ember memang panjang sepingang, ia memotongnya hingga seleher-nya 

merapikan lagi hingga menurutnya sudah lumayan rapih,

pikiranya masih terlenyap dengan Axel yang sudah meninggalkanya

"cepat sekali" sembari meletakan tanganya dikepala untuk membuat dirinya tenang 

Ember keluar dari toilet dengan wajah lesu 

Kania sudah menyiapkan obat-obatan dan soup hangat untuk Ember 

"makanlah, soup itu sangat herbal untukmu. belum ditemukan obatnya sedangkan itu hanya pereda nyeri dan pengundur kematianmu" 

Ucapan Maria hanya dianggukan oleh Kania setuju

"rambut baru?" ucap Maria lagi 

Ember hanya tersenyum lepas sambil meminum soup dengan perlahan,

ia pun membaringkan tubuhnya dengan duduk setara 180 derajat 

"kita akan sampai, mohon memakai sabuk pengaman" Ucap william diruangan pilot 

tidak ada balasan, hanya tindakan kecuali Ember. ia hanya langsung lelap dengan tidurnya 

jet pribadi itu turun dengan selamat dan sangat perlahan serta hati-hati 

"selamat siang nona, kita sudah sampai anda bisa pergi ketujuan berikut menggunakan mobil yang sudah kami sediakan"

Ucap Kania sopan sembari membungkuk hormat 

mata Ember perlahan terbuka dan terbangun akibat suara Kania

wajahnya mengucapkan terima kasih pada Kania, tapi ia mencari koper miliknya

dan didalam itu tidak ada apa-apa lagi selain dirinya dan Kania

"maaf, barang-barang nona sudah kami turunkan dan sudah kami siapkan"

"hmm berapa lama aku tertidur?" tanya Ember 

jika dilihat sekeliling mereka tidak ingin membangunkan dirinya, bahkan barang-barang sudah disiapkan 

"sekitar 5 jam sejak nona selesai meminum soup"  

Ember tersontak kaget dengan angka jam yang diucapkan Kania 

"5 jam? apa ada obat tidur?" 

"obat pereda pusing memang mengandung obat tidur, bahkan seharusnya nona tidur lebih dari 5 jam"

Ember pasrah dengan penjelasan Kania, ia akhirnya turun dari jet itu 

ia melihat banyak bodyguard yang menunggunya disana, bahkan ada beberapa wanita 

tiga mobil hitam setia menunggu beberapa meter dari tangga jet itu

semua membungkukan kepalanya 90 derajat kepada Ember ketika tangga terakhir sudah diselesaikanya

kepalanya miring binggung, Seorang wanita dengan pakaian nyentrik keluar dari salah satu ketiga mobil itu

sambil berjalan karah Ember dengan anggunya

"kita masih ada misi sebelum kau wafat, ikuti aku" 

ucap wanita itu sambil menurunkan kaca matanya sebatang hidungnya

Ember hanya menaik-kan alisnya satu sambil terkekeh geli dan mengikuti wanita itu 

'dasar tua masih saja percaya diri' Batin Ember 




The court of night and emberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang