07.30
Kringggg
Suara jam weker digital itu berhenti setelah dimatikan oleh wanita dengan tangan panjang lentik jarinya yang terkejut dengan bunyi nyaring lalu terbangun dari kasur berukuran Queen, dengan malas dia berjalan menuruni tangga
mendatangi dapur dan menyeduh teh lalu duduk disofa tepat didepan tv sambil menyalakan beberapa lampu membuat sarapan mudah menu paginya yaitu sandwicth makanan yang praktis.
Sambil menyiapkan beberapa peralatanya untuk kuliah dia bergegas mandi dan memakai pakaian normal.
pergi menggunakan bus umum, terlebih lagi dia harus menaruh beberapa peralatan dikantor guru dan laboratorium. sesampainya di universitas seperti biasa ia menaruh semua pada tempatnya dengan sedikit bergesa-gesa
"baik anak anak kelas akan dimulai, harap diam semuanya saya mau mengabsen, kalian yang tidak hadir akan dikasih tugas tambahan" ucap dosen yang berjalan memasuki kelas
"bagaimana dengan yang terlambat?" tanya salah satu murid sambil mengangkat tanganya
"Akan dihukum" lanjut pak dosen menatap tajam kepada anak-anak dan membuka buku absen,
ketika nama seorang wanita ini dipanggil tidak ada yang menjawabnya
"HADIRR HADIRR maaf pak saya habis dari labo-" ucap seorang wanita yang namanya sempat dipanggil
"kau lagi kau lagi kamu dihukum" lanjut pak dosen dengan tegasnya melihat seorang wanita terlambat dan membuang muka lanjut membacakan nama selanjutnya
"tapi pak saya dari lab-" belum sempat selesai bicara
"Ester Daisy, hadir?" potong dosen dan melihat salah satu anak perempuan mengangkat tanganya dan mengucapkan hadir
pak dosen itu mengabaikan perempuan yang terlambat itu dengan melanjutkan absen nya
setiap pagi selalu mendapatkan hukuman bukan karena terlambat atau kecerobohan diri dia sendiri melainkan orang lain, ini bukan pekerjaanya melainkan pekerjaan kelompok dia selalu dikucilkan dan dianggap remeh setiap murid dan dosen
perempuan ini duduk diujung sendirian tidak ada yang mau duduk disebelahnya seperti memasang wajah jijik yang selalu ia lihat.
duduk dan mendengarkan pelajaran mata kuliahnya, walaupun mata kuliahnya sangat jarang diminati apa lagi ia juga baru masuk kuliah jadi orang-orang tidak tau akan kepintaranya dalam bidang ilmu kehutanan.
ia tidak ingin menjadi populer hanya karena beberapa alasan sepele, ia hanya ingin hidup tenang.
selesai mata kuliahnya dia langsung menghampiri dosenya itu dan menanyakan apa hukumannya
"kau datang keruang saya" ucap dosen itu dan melanjutkan langkahnya lagi
"astaga membosankan"
seiring berjalanya waktu diruang dosen tiba-tiba ada yang mengetuk pintu
"masuk" ucap dosen yang mengajar dikelas tadi
"permisi pak saya ingin menanyakan tentang hukuman keterlambatan saya" ucap wanita yang tadi terlambat
"Sudah berapa kali saya bilang kalo ini adalah kesempatan terakhirmu, hari ini kamu bersihkan toilet dari gedung paling depan hingga gedung paling belakang" ucap nada tinggi sidosen
"Saya kuliah disini untuk belajar bukan jadi pembantu, pembantu universitas kekurangan yah sampe suruh muridnya bersihin toilet" ucap wanita itu sambil membanting pintu ruang dosen sekeras mungkin
Dia berjalan tanpa memperdulikan sekitarnya dan bahkan sang dosen yang berteriak itu pun tidak diladeni oleh nya, dia berjalan menuju kantin dan membeli beberapa cemilan
"Bu pesen yang biasanya ya"
"Eh ember, kok muka kamu jutek amat sih" ucap ibu kantin
"Si pak dosen bu biasa lah, hukum aku mulu padahal kagak telat juga elah gaje banget" lanjut wanita bernama ember
"Bersihin toilet univ lagi?" Ucap ibu kantin sambil menyiapkan menu yang biasanya ember pesan yaitu salad
"disuru bersihin semua toilet yang ada digedung univ" lanjut ember dengan ocehan dan ngedumelnya yang tiada henti
"Udah deh kamu tuh kebiasaan kalo lagi sebel sama orang sumpah serapahmu dikeluarin, aku gak suka ya" potong bu kantin yang menaruh masakan itu kekotak makan ember
"Hehehe keceplo-"
"Tes tes satu dua satu dua. Baik para siswa semester 1 hadirin silahkan berkumpul dilapangan harap tepat waktu pada pukul 10 pagi, sekali lagi harap berkumpul dilapangan jam 10 pagi dini hari terima kasih"
" kamu semester 1 kan?" Tanya ibu kantin yang bernama melisa
" buat apa lagian aku ada hukuman, oh ya ini uangnya-" lanjut ember sambil menaruh beberapa lembar uang
"kali ini gratis" lanjut ibu melisa
"Adu bu meli udah terima aja-"
"lebih baik simpen uangnya buat kamu belanja baju atau buat kebutuhan rumah, kamu juga udah langganan disini" lanjut ibu melisa dan menyuruh ember pergi
Sambil berjalan ember sempat berterima kasih dan berlarian untuk menaruh beberapa barangnya diloker dan memakai celemek dan beberapa peralatan untuk membersihkan toilet
Ember tidak sadar jika waktu sudah mengarah pukul 09.54 karena dia sambil mendengarkan lagu lewat bluetooth yang keras karena iringan bass yang terlalu kencang
Hingga dia sambil bernyayi dan menari nari tak sadar ada orang yang melihatnya secara aneh
Buk
Ember langsung melihat kebelakang, siapa yang berani menyenggolnya
"Halo apakah anda nona ember?" Tanya seorang pria
"Ha? Maaf?" Tanya ember yang masih tidak sadar jika dia masih menggunakan bluetooth dengan sangat keras
Lalu pria didepanya membuka kedua elektronik kecil yang menempel dikuping ember
"Apakah nona bernama Ember Lynn ?" Tanyanya"Eh iya om ada yang mau ditanyakan?" Tanya ember yang menanya balik karena dikira pria yang berdiri didepanya adalah orang tua murid
"Prff. Maaf sebelumnya saya adalah rektor dari universitas ini, saya mencari anak bernama Ember Lynn. Apakah anda orang tersebut?" Tanyanya kembali
"Iya... saya orangnya"
"kalau begitu silahkan ikut saya. tapi sebelumnya mengapa pakaian anda seperti ini? dan juga apa yang sedang nona lakukan disini?" tanyanya kembali sebelum pergi
ember sempat berfikir sebentar dan ia melihat dosen yang menghukumnya itu dengan gerak-gerik seolah memaksa ember untuk berbohong kalau dia yang menyuruhnnya
mulailah dia berakting dalam keadaan itu
" ini adalah pekerjaan terbaruku, membersihkan semua toilet universitas" lanjut ember
"astaga siapakah yang menyuruhnya?" tanya pria yang katanya seorang rektor itu berbalik dan melihat sekeliling
"tenanglah pak rektor ini adalah salah satu hukuman saya, karena terlambat 1 detik" sahut ember yang berbicara sambil memelas seolah memancing emosi. dan disana ember melihat raut wajah dosen yang menghukumny dengan ketakutan tapi sedikit cool
'masih bisa terlihat cool ternyata, baiklah mari kita bermain-main' sanking bencinya dengan dosen ini ember bahkan ingin menghabisi dosenya sendiri karena sikap dosenya yang sangat tidak pantas dijadikan dosen
"baiklah tentang itu bisa diurus, bagaimana kalau nona ember menganti pakaian dan kita bergegas kelapangan ada kabar penting untuk nona sendiri" jawab pak rektor lalu meninggalkan ember dan beserta tangan kanannya
diikuti oleh ember tetapi dosen itu masih berdiri disana. ember berhenti tepat disebelah dosen itu dan berucap
"berjuang untuk maju. bukan menjatuhkan orang lain" ucap ember lalu berjalan meninggalkan semua orang dan pergi kelokernya untuk ganti baju dan menyusul kelapangan

KAMU SEDANG MEMBACA
The court of night and ember
RomanceDiaknosa penyakit mematikan Justru membuatnya senang, ditugaskan mengasingkan diri kesebuah pulau kecil dengan membawa sedikit uang merupakan ide bagus menurutnya Siapa sangka pulau itu sudah dihuni oleh seorang mafia kaya raya yang juga tidak diket...