Alwan cemburu, sangat cemburu melihat kedekatan antara Aull dan Alvin. Hatinya seperti terbakar saat melihat Aull yang terlihat nyaman berada di pelukan pria itu.
Aull bahkan sama sekali tidak memperdulikan keberadaannya di sini. Alwan memawajarkan, mungkin saja Aull terlalu pusing memikirkan situasi kacau saat ini. Tapi tetap saja, Alwan merasa tidak suka saat Aull mengacuhkannya.
Apalagi saat Aull dibawa pergi oleh Alvin ke rumahnya. Cih, Alwan ingin sekali rasanya memukul Alvin saat pria itu menyeringai seolah meremehkan dirinya yang kalah telak.
Sepertinya Alvin memang sudah menyadari bahwa Alwan menyukai sahabatnya. Tapi Alwan tetaplah Alwan, dia tetap akan membantah pernyataan itu walaupun sebenarnya dia memang sudah mulai tertarik dengan babysitternya.
Daripada Alwan diam menahan api cemburunya melihat Aull dan Alvin, dia lebih memilih untuk menunggu di dalam mobilnya saja. Karena jika dia memaksa masuk pun tidak ada gunanya, Alvinlah yang pasti akan menempati posisi pertama untuk menenangkan Aull.
Namun, dibalik perasaan cemburunya, terselip rasa penasaran yang menyelubungi. Alwan sangat ingin tau siapa yang sudah melakukan hal jahat seperti ini.
Siapa yang sudah berani menghancurkan rumah dan mengambil harta berharga milik Aull. Jika Alwan tau, dia benar-benar tidak akan memaafkan orang itu. Sungguh.
"Halo." Alwan menelpon temannya yang merupakan mantan seorang Intelijen di luar negri. Siapa tau saja dia bisa meminta bantuan padanya untuk menyelidiki kasus ini.
'Yoo, ada apaan nih? Tumben amat CEO super sibuk nelpon pengangguran kaya gue pagi-pagi,' sahut seseorang dari sebrang sana.
"Ki, lo mau kerja 'kan? Kebetulan gue ada kerjaan menarik buat lo," tawar Alwan yang seketika membuat seseorang
bernama Diki di sebrang sana terdiam sejenak. Entahlah, mungkin tengah berfikir.'Duit gak nih? Kalo kaga mending gak usah, biar kata kita temenan, tetep aja yekan, jaman sekarang gak ada duit gak jalan,' kata Diki.
"Lo mau berapa pun gue kasih, lo lupa gue kaya?"
Diki tertawa di sebrang sana. 'Begaya lo, ah. Yaudah kerja apaan cepet. Ganggu aja gue lagi nonton Si Bohay.'
Alwan tertawa pelan, kebiasaan temannya itu sepertinya memang tidak bisa dihilangkan. Semenjak menjadi pengangguran, kerjaan Diki hanya menonton film biru saja setiap hari.
"Lo di kostan 'kan? Gue ke sana sekarang." Alwan langsung mematikan telfonnya sepihak sebelum Diki menjawab. Memang kebiasaan.
Sebelum pergi, Alwan sempat mengirim pesan pada Aull. Setelah itu, mobil Alwan pun berjalan meninggalkan pekarangan rumah Aull untuk segera pergi menemui Diki di kostannya.
°°Ting.
Aull yang tengah duduk di ruang tamu rumah Alvin seketika merogoh ponsel miliknya yang berada di tas selempangnya saat mendengar suara notifikasi. Saat dilihat, ada satu pesan yang terkirim dari Alwan.
Pak Alwan yang terhormat🐒 :
'Saya pergi dulu sebentar, nanti saya balik lagi buat jemput kamu kalo urusan saya udah selesai.'
Begitulah pesan yang tertulis di room chat. Aull sontak menepuk keningnya.
Astaga, bisa-bisanya dia lupa kalau dia datang ke sini bersama Alwan.
"Lo kenapa, Beb?" Alvin bertanya setelah melihat Aull yang menepuk keningnya sendiri seperti mencemaskan sesuatu.
"Vin, gue lupa kalo tadi Pak Alwan ikut sama kita," jawab Aull, Alvin yang mendengarnya pun berdecak.
KAMU SEDANG MEMBACA
҂ Babbysitter CEO Manja ҂
Teen FictionBabysitter or Daddysitter? ----------------- [NO PLAGIAT PLEASE!] Dimohon siapkan hati sebelum membaca. Start : 8 September 2021