"Heh, kok malah nangis, sih?"
Alwan jelas panik, dia niatnya cuma bercanda doang gak tau kalo Aull bakal nangis beneran.
"Ull, udah jangan nangis, saya cuma boongan doang tadi." Alwan akhirnya ngaku. Tapi sayangnya Aull tetap tidak berhenti menangis. Aull masih syok.
Alwan yang tidak tau bagaimana caranya membujuk perempuan agar tidak menangis lagi malah jadi kebingungan sendiri.
Kalau hanya anak kecil saja jelas sangat mudah, hanya tinggal dia kasih permen pun langsung anteng. Lah, ini? Gadis perawan macam Aull gini gimana caranya ngebujuk. Alwan belum pengalaman soalnya.
"Aull, saya cuma bercanda, jangan nangis dong." Alwan bingung minta ampun. Aull bukannya berenti nangis malah makin kejer. Apa Alwan kasih permen aja, ya? Kaya dia ngebujuk adiknya Si Caca.
"Aull? Mau saya ambilin permen gak?"
Mendengar perkataan Alwan, Aull yang tadinya menangis terisak mendadak terdiam dengan ekspresi datar menatap lelaki itu.
Alwan yang ditatap seperti itu jelas gugup. Dia bingung, apa yang salah.
Aull menghapus air matanya dengan kesar lalu beranjak bangun. Jelas terlihat kekesalan di wajahnya, entah kesal karena Alwan mengerjainya, atau karena Alwan yang payah. Aull kan bukan anak kecil yang bisa dirayu pake begituan.
Aull tadinya mau berdiri terus keluar, tapi lupa kalo tangan kanannya masih digenggam Alwan dan lelaki itu juga reflek menahannya untuk tidak pergi.
"Lepasin, Pak." Aull berkata dengan suara seraknya. Alwan langsung menggeleng kuat dan menarik Aull untuk kembali berbaring.
"Bapak apa-apaan, sih!" protesnya tak terima. Tangan mungilnya mendorong Alwan agar memberi jarak di antara mereka, tapi yang terjadi selanjutnya membuat Aull terkejut bukan main. Alwan, seorang Alwan memeluknya dengan hangat.
Aull bahkan sampai bisa merasakan debaran jantung Alwan yang berdetak cepat. Hangat pria itu juga seakan terbagi ke tubuhnya.
Wangi tubuh Alwan yang memabukan membuat Aull merasa seperti tidak ingin dilepaskan. Tangannya bahkan tanpa sadar membalas pelukan lelaki itu.
"Maaf." Kata yang terlontar dari bibir Alwan di tengah pelukan pertama mereka. Aull menarik nafas dalam dan wangi mint langsung menelusuk ke dalam indera penciumannya. Aull suka, dia suka sekali wangi tubuh Alwan yang menenangkan itu.
"Saya cuma bercanda, saya gak apa-apain kamu, kok. Maaf, ya?" ucapnya lagi terus meminta maaf. Kemudian bisa Alwan rasakan, dalam pelukannya Aull mengangguk pelan.
"Lain kali jangan kaya gitu lagi, ya, Pak? Saya beneran kaget banget tadi, saya pikir Bapak beneran."
"Iya, sekali lagi saya minta maaf. Saya gak tau kalo kamu orangnya panikan," kata Alwan diiringi kekehan kecilnya.
Aull tidak menjawab, dia malah memejamkan matanya menikmati pelukan yang sangat nyaman itu. Terhitung sudah lama sekali rasanya dia tidak merasakan kehangatan seperti ini.
Aull semakin mengeratkan pelukannya tanpa sadar. Matanya yang terpejam tiba-tiba kembali berlinang. Aull sudah pernah bilang kalau dia orangnya gampang mellow, makanya sekarang tiba-tiba saja dia merindukan sosok ayah yang selalu memeluknya ketika dia sedih dulu.
Alwan yang melihat Aull seperti nyaman sekali berada di pelukannya pun tersenyum penuh arti. Entah dia senang atau apa pun itu, yang jelas Alwan juga merasakan kenyamanan yang sama di sini.
Tubuh Aull yang mungil membuatnya bisa memeluk tubuh gadis itu begitu dalam dan saling memberi kehangatan. Ditambah wangi vanilla yang berasal dari rambut Aull membuatnya juga seakan dimabuk rasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
҂ Babbysitter CEO Manja ҂
Novela JuvenilBabysitter or Daddysitter? ----------------- [NO PLAGIAT PLEASE!] Dimohon siapkan hati sebelum membaca. Start : 8 September 2021