"Cepet suapin saya."
"Eh?"
"Kenapa? Kamu gak lupa tugas kamu kan?" pertanyaan Alwan membuat Aull akhirnya mengangguk lemah. Kalau saja bukan karena Alwan adalah 'Babynya' mana mau dia menuruti permintaan manusia ini.
Aull mengambil kotak bekal lalu bersiap menyuapi Alwan. Alwan sendiri malah tersenyum penuh kemenangan, sepertinya memang gadis satu ini sangat takut jika gajinya dipotong, makanya dia pasrah-pasrah saja menurutinya.
Suapan demi suapan Aull berikan pada Alwan, dan lelaki itu fokus menatap layar tabnya.
"Kenapa telat?"
Pertanyaan yang sudah Aull wanti-wanti sedari tadi akhirnya terucap juga. Dia tersenyum masam dan otaknya mulai bekerja memikirkan alasan apa yang harus dia berikan.
"Euuu, ta-tadi jalannya macet, Pak. Iyaa macet," ujarnya yang tentu saja itu adalah sebuah kebohongan.
Alwan memicingkan matanya menatap Aull, sudah dia duga gadis ini akan berasalan lain.
"Yakin? Kamu gak lagi bohongin saya, kan?"
Ucapan Alwan membuat Aull merasa terpojok. Bagaimana ini, Aull mencoba mencari-cari alasan lain tapi entah kenapa otaknya malah mentok sekali tidak bisa berfikir lagi.
"Eng-enggak, kok. Saya gak boho-"
Alwan memperlihatkan sebuah video di mana ada Aull yang ketiduran tadi dan terlihat jelas di sana dia berlarian ke sana ke mari karena telat mengantarkan bekal makan siang Alwan.
Karena sudah ketahuan, Aull pun malah nyengir tak berdosa. Ya, mau bagaimana lagi, pasrah saja sudah.
"Kok, Bapak gak bilang, sih, ka-kalo ada cctv di rumah," katanya dengan gugup. Dia sudah tidak tau lagi harus berkata apa karena sudah ketahuan pula berbohong.
"Satu minggu kamu kerja di rumah saya, kamu gak sadar?"
Aull menggeleng, jika kalian bisa melihat ekspresi wajahnya saat ini, sungguh sangat memprihatinkan sekali. Bagai tidak diberi makan sebulan, wajahnya yang ditekuk dan matanya menatap melas ke arah Alwan juga jangan lupakan bibirnya yang dimanyunkan.
Entah apa gadis ini tengah berusaha berpose lucu atau apapun, jujur Alwan tidak munafik bahwa ekspresi Aull malah membuatnya jadi gemas sendiri.
"Pak-"
"Apa? Mau bikin alesan lagi?" Alwan memotong ucapan Aull membuat gadis itu semakin menekuk wajahnya.
"Saya mau minta maaf, ih. Sensi banget, sih."
"Apa kamu bilang?"
Aull menggeleng lagi, dia memilih menunduk saja sudah. Tidak berani menatap Alwan yang mengintimidasinya.
"Saya potong gaji kamu."
"Akh, Pak. Janganlah, Pak. Maennya jangan potong-potong gaji gitu, Bapak gak kasian sama saya?"
"Gak."
"Aishh, Pak. Jangan gitulah, daripada potong gaji mending saya dihukum aja deh atau apa kek gitu, asal jangan potong gaji saya, ya? Plisssssss." Aull menyatukan kedua tangannya memohon pada Alwan dengan muka memelas.
Alwan memalingkan wajahnya dari Aull, dia mencoba menahan senyumnya dengan melihat ke arah lain. Padahal tadi dia hanya bercanda saja, tapi sepertinya gadis ini memang benar-benar takut sekali gajinya dipangkas.
"Oke, saya gak jadi potong gaji kamu," ucap Alwan pada akhirnya. Aull menatap lelaki itu dengan mata berbinar.
"Aaa, makasih bany-"
KAMU SEDANG MEMBACA
҂ Babbysitter CEO Manja ҂
Novela JuvenilBabysitter or Daddysitter? ----------------- [NO PLAGIAT PLEASE!] Dimohon siapkan hati sebelum membaca. Start : 8 September 2021