DUATIGA : Semakin dekat?

11.9K 777 243
                                    


Aull tengah tertidur saat Alwan baru saja pulang. Masih jam empat sore, suasana hujan hari ini memang cocok untuk dipakai terlelap. Lagipula, Aull memang tidak memiliki tugas apa pun yang harus dikerjakan, jadi tidur adalah pilihan terbaik.

Alwan sempat mencari keberadaan Aull di dapur tadi, tapi dia tidak menemukan gadis itu. Saat mengecek kamarnya, dia mendapati Aull yang tertidur nyenyak sekali di sana.

Alwan duduk di sisi ranjang. Memandangi wajah tenang Aull yang terlelap. Sangat cantik, Aull sama sekali tidak memiliki minus sedikit pun pada wajahnya. Alwan tersenyum lalu tangannya terulur untuk menyingkirkan rambut Aull yang menghalangi wajah cantiknya.

Alwan membuka jas kerjanya dan meletakannya sembarangan lalu ikut merebahkan tubuhnya di samping Aull. Memeluk gadis itu dari belakang dan menyusul Aull ke alam mimpi.


°°

Jam menunjukkan hampir tujuh malam saat Aull terbangun karena merasa ada sesuatu yang berat melingkari perutnya. Saat menoleh ke belakang, Aull mendapati Alwan di sana yang teritidur sambil memeluknya.

"Pak Alwan?"

Aull tidak tau sejak kapan Alwan ikut tidur dengannya di sini dan kapan lelaki itu pulang.

"Udah bangun?" Suara berat Alwan mengagetkan Aull saat dia berusaha melepas lingkaran tangan Alwan di perutnya.

"Pak Alwan kok bisa di sini?"

Alwan mengeratkan pelukannya dan semakin menenggelamkan wajahnya di tengkuk leher Aull. Aull sampai merasa geli karena rambut Alwan menggelitik lehernya.

"Bapak pulang jam berapa?" Aull kembali bertanya karena tidak mendapat jawaban dari Alwan.

"Jam empat."

"Bapak kenapa gak bangunin saya? Pak Alwan pasti laper, udah waktunya makan malem, biar saya bikinin dulu." Aull hendak beranjak dari kasurnya, tapi Alwan masih menahan tubuhnya agar tidak pergi ke mana-mana.

"Nanti aja."

"Emang Bapak gak laper?" Aull dapat merasakan gelengan Alwan di belakangnya. Dia pun menghela nafas dan membiarkan Alwan memeluknya seperti ini.

Aull masih mendengar suara hujan di luar sana. Sepertinya hujan tidak berhenti sejak pagi. Suasana juga semakin dingin padahal penghangat ruangan sudah menyala.

"Kita berapa hari lagi di sini, Pak?" Aull kembali membuka suara memecah keheningan.

"Kenapa emangnya? Kamu mau cepet-cepet pulang?"

"Saya cuma nanya. Basa-basi, sepi banget soalnya." Aull tertawa pelan.

"Masih ada dua hari lagi. Dan dua hari itu saya bakal ajak kamu jalan-jalan, mau?"

"Loh? Emang kerjaan Bapak udah selesai?"

"Udah, kok. Semuanya udah hampir selesai, sisanya bisa saya urus di Jakarta nanti."

"Beneran, Pak? Kalo udah selesai kenapa gak langsung pulang aja?"

"Saya butuh refreshing, Aull. Makanya saya lebihin dua hari buat liburan. Emang kamu gak mau saya ajak jalan-jalan? Hmm?"

"Ya, Maulahhh, Pak. Justru itu yang saya tunggu-tunggu, asal Bapak tau aja seharian saya cuma bengong doang di sini gak ngapa-ngapain. Beruntung saya gak sampe kesurupan."

Alwan tertawa. "Maaf, ya. Saya janji, untuk dua hari ke depan, saya bakal bikin kamu puas jalan-jalan di sini."

"Beneran, ya, Pak! Awas aja kalo bohong."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

҂ Babbysitter CEO Manja ҂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang