TIGA : Hukuman

22.5K 1.1K 9
                                    

"Kamu masih punya hukuman yang harus dilakuin. Gak lupa kan?"

Aull yang berjalan di belakang Alwan hanya mengangguk lemas perkataan majikannya itu. Mau tidak mau, daripada gajinya dipotong.

Mereka baru saja keluar dari kantor Alwan setelah pria itu menyelesaikan pekerjaannya. Jam sudah menunjukan pukul setengah tujuh malam padahal jam pulang kantor sebenarnya adalah jam lima sore, tapi lelaki ini memilih menyelesaikan pekerjaannya hingga selesai agar besok dia bisa sedikit santai.

Entah akan dibawa ke mana Aull kini, yang jelas dia hanya bisa berdoa saja agar lelaki itu tidak memberikan hukuman macam-macam.


°°

Mobil Alwan memasuki area basement sebuah mall yang cukup besar dan terkenal di jakarta. Aull sempat kebingungan kenapa pria ini malah mengajaknya ke sini.

"Cepet turun, ngapain bengong?" pertanyaan Alwan membuyarkan lamunan Aull. Aull berdecak kemudian segera turun dari mobil dengan lesu.

Perasaanya tidak enak sejak sampai di tempat ini. Ah, Alwan pasti sudah memikirkan hal yang menyebalkan untuk menghukumnya.

-

Aull mengikuti Alwan yang berjalan lebih dulu memasuki mall besar ini. Padahal hari ini bukan hari libur, tapi ternyata banyak juga pengunjung yang berdatangan.

Alwan mengajak Aull berjalan ke sana ke mari untuk melihat-lihat, entah apa yang tengah pria itu cari, karena setiap memasuki toko-toko di sana, Alwan hanya mondar-mandir saja melihat tanpa membeli apapun sampai Aull jengkel sendiri.

"Pak, Bapak mau beli apa, sih? Saya cape ngikutinnya dari tadi cuma mondar-mandir doang," protes Aull, dia tidak bohong kakinya sudah pegal sekali karena mengikuti Alwan menjajal setiap toko yang mereka lewati.

"Lagi dalam masa hukuman aja kamu berani protes, ya? Mau saya po–"

"Iya-iyaaa maaf, Pak Alwan. Gak lucu banget dikit-dikit maen potong gaji."

"Makanya nurut aja, gak usah banyak protes, bisa?"

Aull pasrah saja sudah. Memang tidak ada gunanya berdebat dengan Alwan. Karena lelaki itu pasti selalu main ancam masalah yang menjadi kelemahan Aull, membuat dia pada akhirnya tidak bisa membantah.

Alwan memasuki sebuah toko yang terlihat lebih luas dari pada toko-toko yang sebelumnya. Matanya mulai melihat-lihat setiap baju yang terpajang di manekin juga yang tergantung di hanger.

Aull juga tidak mau diam saja, dia juga ikut melihat-lihat baju-baju yang ada di sekelilingnya. Saat melihat bandrol harga yang tertempel di hangtag, Aull reflek menganga tak percaya.

Yang benar saja, harga satu kaos baju yang terlihat biasa saja ini memiliki harga yang setara dengan gajinya dua bulan. Gila, siapa juga yang mau membeli kaos mahal ini. Aull yang seringnya memakai kaos seharga dua lima dua membuat jiwa miskinnya meronta-ronta.

Aull masih sibuk dengan pikirannya ketika tiba-tiba Alwan mengambil kaos yang dia pegang itu lalu menyuruh dia untuk membawanya.

"Hukuman buat kamu, bawain belanjaan saya."

Aull menganga lagi untuk kedua kalinya, Apa lelaki itu akan membeli baju ini? Wahhh, Aull tidak habis pikir. The Real Sultan di dunia nyata memang benar-benar ada ternyata.

"Pak, Bapak serius mau beli baju ini?"

"Kenapa? Kamu mau juga?" Pertanyaan Alwan sempat membuat mata Aull berbinar.

҂ Babbysitter CEO Manja ҂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang