"Alvin? Lo ngapain ke sini?"
Aull terkejut tentu saja karena Alvin sama sekali tidak mengabarinya terlebih dahulu jika dia akan datang ke rumah ini.
"Beb, lagi sibuk gak?" tanya Alvin tanpa menjawab pertanyaan Aull.
"Vin, muka lo kenapa?" Aull tidak memperdulikan pertanyaan Alvin, fokus matanya melihat ada memar-memar di wajah lelaki itu, Aull jelas langsung khawatir melihatnya.
"Gue gapapa, Beb. Jawab dong, lo sibuk gak?"
"Vin, tapi itu muka lo bonyok gitu, masuk dulu, ya? Biar gue obatin." Aull menjulurkan tangannya menyentuh wajah Alvin, dia meringis melihat ada sedikit robekan di ujung bibir lelaki itu.
"Udah diobatin kok sama, Bunda. Udah lo gak usah khawatir, sekarang gue tanya lagi, lo sibuk apa nggak?"
Aull menghela nafas berat. "Emang kenapa kalo gue gak sibuk?"
"Gue mau ngomong sebentar, bisa?"
Aull mengerutkan keningnya heran, tumben sekali Alvin basa-basi dulu, biasanya jika ada yang ingin lelaki itu sampaikan, maka Alvin akan menyampaikannya langsung tanpa babibu.
"Ngomong apa, sih? Penting gak? Majikan gue ada lagi di rumah soalnya," ujar Aull sesekali melirik ke dalam rumah takut-takut Alwan keluar.
"Penting, Beb, sumpah. Penting banget, ini tentang rumah lo soalnya."
Aull yang mendengar ucapan Alvin sontak menatapnya kebingungan. Rumah? Ada apa dengan rumahnya?
"Rumah gue? Kenapa?" tanya Aull yang mulai penasaran.
"Panjang ceritanya, makanya gue tanya lo sibuk gak? Kalo bisa, mending lo izin pulang lagi hari ini."
"Tapi majikan gue lagi sakit, Vin. Gimana dong? Gue gak bisa ninggalin dia sendirian."
"Sebentar aja apa gak bisa, Ull? Mana majikan lo sini, biar gue yang minta izin ke dia."
"Dia lagi mak–"
"Siapa yang dateng, Ull?"
Alwan akhirnya muncul di belakang Aull. Dia langsung terkejut melihat siapa yang bertamu ke rumahnya pagi ini.
Alwan jelas masih mengingat siapa orang itu. Dia, lelaki yang kemarin berpelukan dengan Aull.
Sementara Alvin juga sama terkejutnya dengan Alwan. Bagaimana tidak, Alvin tidak pernah menyangka bahwa majikan Aull adalah seorang lelaki yang masih terlihat muda, bahkan terlihat seumuran dengannya. Pikiran Alvin jadi meliar kemana-mana.
"Pak, ini sahabat saya, namanya, Alvin. Dan, Vin, ini majikan gue, Pak Alwan." Aull akhirnya memecah keheningan yang terjadi sesaat tadi dengan memperkenalkan keduanya.
Namun, di antara Alvin dan Alwan, tidak ada satu dari mereka yang berinisiatif untuk mengulurkan tangannya untuk sekedar berjabat. Justru malah mata mereka yang saling menatap seolah mereka adalah seorang musuh bebuyutan.
"Gue minta izin untuk bawa Aull sebentar. Ada satu hal penting yang harus dia tau," ujar Alvin pada akhirnya meminta izin pada Alwan, tanpa mengubah bahasanya menjadi kata sopan.
Alwan mengernyit. Dalam hati dia berkata bahwa Alvin ternyata adalah lelaki kasar. Terlihat dari bagaimana caranya berbicara. Tapi, dia cukup senang juga mengetahui fakta bahwa ternyata lelaki ini hanya sahabat Aull seperti yang dikatakan gadis itu tadi saat memperkenalkan mereka.
"Bisa kasih alesan yang lebih jelas?" tanya Alwan sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.
Alvin berdecih, kesan pertama yang dia dapat dari seorang Alwan benar-benar bukan hal yang baik. Dan dia tidak suka itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
҂ Babbysitter CEO Manja ҂
Novela JuvenilBabysitter or Daddysitter? ----------------- [NO PLAGIAT PLEASE!] Dimohon siapkan hati sebelum membaca. Start : 8 September 2021