Sampai di rumah, baru juga satu langkah kakinya menapaki ruang tengah, sebuah panggilan telepon menghampirinya. Ia duduk di sofa dengan menghembuskan napas lelah.
Matanya terbelalak saat melihat penampakan yang ada di layar ponselnya. 'Calon kekasih' itulah nama yang tertera di layar ponselnya. Feeling-nya, pastilah ini cowok mesum yang menghubunginya. Ya, siapa lagi pelakunya kalau bukan Arka. Menjawab, malas. Tak menjawab, ia takut sama ancaman itu.
"Apa," sahutnya dengan malas.
"Ku pikir tak akan menjawab panggilanku."
"Terpaksa," balas Kiara.
"Nanti malam aku jemput, kamu siap-siap, ya," ujar si penelepon yang menjelma jadi 'calon kekasih'. Ya, siapa lagi kalau bukan si guru mesum, Arka.
"Males, ah," balas Kiara.
"Ini baru tugas pertama dan kamu menolaknya?"
"Tapi aku capek, pengin tidur nyenyak," rengeknya mencari alasan.
"Ehem ... sudah siap untuk viral, ya?"
"I-iya iya, nanti ku tunggu. Bisanya ngancem doang," umpatnya langsung saja menutup percakapan dengan Arka.
"Anjirr banget lah itu guru. Lama-lama gue bakalan jadi kelinci percobaan dia, nih," umpatnya kesal dan segera beranjak dari sofa berjalan lesu ke kamarnya.
Sampai di kamar, lagi-lagi ponselnya berdering saat ada pesan masuk. Terlihat, nama Julian lah yang mengirim pesan padanya.
"Kiara, ntar malam kita jalan, yuk?"
Kiara langsung menghempaskan badannya di kasur saat membaca pesan dari sang kekasih. Ya gimana nggak pusing coba, di saat dirinya dipaksa pergi oleh Arka dan sekarang Julian juga mengajaknya jalan. Jadi, ia harus apa?
"Ini harus gimana coba? Nolak si guru mesum, nggak mungkin. Nolak Julian, kok nggak tega," gumamnya bingung sambil mengacak-ngacak rambutnya sendiri.
Setelah berpikir panjang dan menghindari resiko buruk, pada akhirnya ia membalas pesan dari Julian. Ya, dirinya terpaksa menolak ajak kekasihnya itu.
Lagi, pesan balasan ia terima dari Julian.
"Kamu ada acara?"
"Orang tuaku malam ini ada di rumah, dan nggak bakalan ngijinin aku keluar malam."
Demi menjaga perasaan Julian ia terpaksa berbohong. Ya, meskipun itu kenyataannya benar, sih ... jika orang tuanya melarangnya keluar malam. Apalagi sampai tahu jika ia pacaran.
Sebagai seorang gadis SMA, ia hanya tinggal bersama seorang asisten rumah tangga, satu orang tukang kebun dan seorang pak satpam. Jadi, wajar saja jika orang tuanya memberikan peraturan ketat. Terkadang, bisa keluar malam pun itu karena modal nekad melarikan diri. Benar benar sebuah kehidupan seorang anak yang terasa kesepian.
Selesai mandi, ia turun ke lantai bawah. Berniat menuju teras samping, tapi niatnya itu terhenti ketika mendengar suara deru mobil di depan pagar. Penasaran, ia pun keluar untuk mengecek. Karena pak satpam tak membukakan pagar, itu berarti bukan orang yang biasa ke sini.
Berjalan menuju pagar. Belum bertanya pada pak satpam, tapi penampakan dibalik pagar menjawab pertanyaannya.
"Ini masih sore, Bapak bilangnya malam," umpatnya.
"Jadwalnya ku percepat."
Bisa ditebak, kan, siapa yang datang? Yap, Arka.
"Diijinin masuk nggak, Non?" tanya pak satpam pada Kiara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pencuri Ciuman Itu Jodohku
RomansaEfek salah alamat, membuat Kiara Dista Pramudya harus mengalami yang namanya pencurian ciuman oleh seorang cowok yang tak ia kenal. Bahkan dirinya dituduh sebagai perebut calon tunangan orang. Berusaha melupakan kejadian itu dan menganggap semuany...