31. Hari terakhir

12K 935 11
                                    

Terimakasih yang langsung mampir

Votee dulu yaa😗

HAPPY 10K READRS DAN 1K VOTE🥳

Terimakasih, terimakasih, dan terimakasih banyak untuk para readers readers Ratu kecilku yang udah baca dan juga vote❤️❤️

gatau mau bilang apa lagi selain TERIMAKASIH untuk kalian, karena tanpa kalian aku juga gak bisa semangat untuk nulis sampai di titik ini🥺🥺

AKU SAYANG KALIAN BANYAK BANYAK ❤️

Happy reading
--

Tak terasa usia kandungan Sabrina sekarang sudah memasuki minggu ke 34.
Membuat Sabrina lebih cepat merasakan lelah, sedangkan Faiz merasa kasian melihat istrinya yang terkadang untuk berdiri saja terlihat sangat sulit jika tidak ada orang yang membantunya.

"Assalamu'alaikum, Aku pulang."

"Sayang?" Faiz mencari keberadaan istrinya.

"Wa'alaikumsalam, ibunya lagi Istirahat dikamar pak," jawab Ayu, asisten rumah tangga Faiz.

"Oh, makasih ya bu." Ayu hanya sebatas mengangguk.

Faiz segera memasuki kamarnya, pandangan pertama yang Faiz lihat adalah Sabrina yang sudah tertidur pulas, Faiz membersihkan dirinya di kamar mandi.

Setelah selesai perlahan Faiz mendekati tempat tidur dimana Sabrina masih dengan nyaman memejamkan matanya, Faiz mengelus perut buncit Sabrina, "tadi baby nakal enggak sama Umi?"

Dug!

Tendangan kecil yang bersal dari perut Sabrina membuat Faiz terkekeh. "Jangan nakal nakal ya sayang, kasian Umi nanti sakit."

Cup!
Faiz mencium perut Sabrina, dan dilanjutkan dengan melantunkan shalawat Nabi.

Dua hal itu sudah seperti kebiasaan bagi Faiz setelah pulang dari kantor ataupun kampus.

Eughh...
Sabrina menggeliat karena merasa ada yang menyentuh perutya.

"Udah dari tadi?"

"Belum ko," jawab Faiz seraya tersenyum.

"Udah makan?" tanya Faiz kepada istrinya.

Sabrina menggeleng, "belum, nunggu kamu."

"Besok besok kalo aku pulangnya telat kamu makan duluan aja, gak usah nungguin aku."

Sabrina hanya mengangguk, keadaan kembali hening, Faiz masih terus mengelus perut Sabrina dan sesekali menciumnya, "Mas," Sabrina membuka suara.

"Kenapa sayang?"

"Kamu janji kan nemenin aku berjuang buat dia nanti?"

"Aku akan selalu ada di samping kamu, nemenin kamu, dan aku janji gak akan pernah ninggalin kamu sampai takdir yang misahkan kita," jawab Faiz tulus seraya tersenyum.

"Kalo nanti disuruh milih sama dokter, Sabrina mohon mas milih dia ya," ujar Sabrina seraya mengelus perutnya.

"Suttt, gak boleh bilang gitu, mas yakin kamu pasti bisa," Faiz menjeda kata katanya dan menatap mata hitam Sabrina lekat, "karena mas tau kamu adalah wanita kuat," lanjutnya seraya mencium tangan Sabrina.

"Udah ya jangan mikir yang aneh aneh, mau makan dikamar atau diluar?"

"Diluar aja."

Faiz segera membantu istrinya untuk berdiri, dan menuntunnya menuju meja makan.

RATU KECILKU [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang