38. Beruntung

10.7K 870 12
                                    

Happy reading...

---

Sekarang Sabrina sudah dibawa Monika ketaman indoor yang tak jauh dari ruangan Faiz.

"Duduk sini aja Mon," ajak Sabrina yang sudah mendudukan pantatnya di kursi panjang.

Monika duduk disamping kanan Sabrina, "Na?"

"Iya?"

"Faiz beruntung punya istri kaya lo Na, udah cantik, sholeh, ramah, dan yang pasti lo selalu nemenin Faiz dalam keadaan apapun. Istri idaman banget deh pokoknya."

"Apa gue nanti bisa ya jadi istri kaya lo gitu? gue takut Na. Gue takut gak bisa jadi istri yang baik untuk suami gue nanti."

Sabrina tersenyum mendengar Monika berbicara, "aku itu gak seperti istri idaman yang kaya kamu omongin Mon, aku juga banyak kurangnya, dan aku juga beruntung punya suami mas Faiz, dia itu selalu ada disamping aku, dia yang ngelengkapin kekurangan yang aku punya dengan kelebihannya, begitupun sebaliknya."

"Dan istri yang baik bukan berarti harus bisa dalam bidang apapun, istri yang baik adalah istri yang selalu mematuhi dan menghormati suaminya."

"Bangun rumah tangga itu memang gak mudah, tapi juga gak sesulit yang ada dalam bayangan kamu ko, semuanya akan berjalan sesuai skenario jika dilalui sama-sama."

Monika mengangguk-anggukam kepalanya, "kalo tips cari suami gimana Na?" tanya Monika polos, yang membuat Sabrina tak bisa menahan tawanya.

"Kalo kamu mau cari laki-laki muslim carilah di masjid saat sedang sholat ied, tapi kalo kamu mau cari laki laki yang Sholeh dan yang InsyaAllah bisa bimbing kamu, carilah saat azan subuh berkumandang dimasjid."

"Di masjid deket rumah gue kalo subuh cuma ada bapak bapak doang Na."

"Nah ya itu, karena laki-laki yang datang ke masjid saat sholat subuh itu langka Mon," jawab Sabrina seraya terkekeh.

Keadaan kembali menghening, mereka berdua larut dalam pikirannya masing-masing, seblum Monika kembli membuka suara.

"Na, capek gak sih kemana-mana berbadan dua gitu, sampai sembilan bulankan?"

lagi-lagi pertanyaan Monika membuat Sabrina tertawa, "Kalo aku bilang engga. Kamu percaya?"

"Capek Mon, capek banget malah. Tapi setiap dapat tendangan kecilnya rasa capeknya bener-bener kaya langsung ilang gatau kemana," lanjut Sabrina seraya tersenyum.

"Gue boleh megang?" tanya Monika ragu-ragu, namun langsung mendapatkan anggukan dari Sabrina.

Perlahan tangan Monika menyentuh permukaan perut Sabrina, "ko gak ada Na?"

"Tunggu aja."

Sekitar 5 menit tangan monika mengelus perut Sabrina, sampai pada akhirnya..

Dug!

Dug!

Dug!

tiga tendangan yang mengenai telapak tangan Monika, membuat Monika seketika memekik, "NA! ITU ARGGHH TANGAN GUE DITENDANG NA!!"

RATU KECILKU [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang