NOT MY EX ✓ (COMPLETED)

[1] Bastard

"Wow!" seru seorang wanita terkejut. Menggelengkan kepalanya tak percaya.

Amarahnya seketika padam setelah membuka ruang kerja pria bedebah yang dicarinya.

Sejoli itu menoleh serentak dari acara romantis mereka. Pria bajingan itu hanya terkekeh kecil melihat wajah terkejut wanita itu. Dia memang sudah menantikan reaksi itu dari tadi.

"Luar biasa!" ujarnya semangat sambil membidik posisi mesra keduanya.

Cekrek!

"AMELIA!" seru pemilik suara yang tak lain mantan kekasih Amelia, Kenan Efran.

Pria itu dengan kasar mendorong ke belakang perempuan yang mengalungkan lengannya dari belakang.

Amelia malah tertawa terbahak-bahak melihat hasil bidikannya.

"Kalian romantis sekali. Aku jadi senang sekali. Congrats untukmu Ken kau berhasil move on dariku. Tak ku sangka setelah kau berkoar-koar ingin menikahiku di hadapan khalayak ramai kau malah—"

"CUKUP!"

Pria itu tersenyum miris melihat reaksi tak terduga wanita itu. Wanitanya. Dia pikir reaksinya akan seperti yang dia bayangkan.

"TASYA KELUAR!"

"Baik tuan," ujar perempuan cantik menurut. Merapikan rambutnya yang awut-awutan.

Berjalan dengan langkah anggun. Sedikit melirik Amelia yang tersenyum tipis padanya sebelum keluar dari ruangan itu.

"Selamat untuk kalian," bisik Amelia pada perempuan yang dipanggil Tasya.

Perempuan itu tak memasang ekspresi apapun. Amelia hanya bisa tersenyum masam. Pacar baru mantan pacarnya memang cantik tapi sombong. Cih!

Blam!

Kenan dengan segera bangkit dari kursi singgasananya. Berjalan terburu-buru mendekati wanita itu. Amelia tersenyum sendiri melihat foto yang akan ia bagikan ke sosial medianya.

"Amelia Puteri Harrison," ujar pria itu dengan nada berat. Merebut ponsel yang dipegang wanita itu.

"Kenan kembalikan ponselku!" sentaknya menggapai-gapai ponselnya yang mengudara dipegang oleh pria itu.

Tubuhnya yang pendek tak bisa menjangkau tangan pria tinggi itu.

"Tak ku percaya reaksimu akan seperti ini," gumamnya lirih.

"Kenan kembalikan ponselku! Jangan, jangan dihapus!"

Kenan mendengus kasar setelah menghapus foto itu.

"Kenapa kau memotretnya?"

"Well, sudah jelas aku ingin memberi tahu pada semua orang jika kau punya kekasih. Membuat skandal perselingkuhan. Lalu blablabala pada akhirnya kita tak kan jadi menikah," ujarnya melipat tangan di depan dada.

Pria itu terkekeh kecil. Menggelengkan kepalanya tak percaya.

"Sebegitukah kau membenciku?"

"Kau bisa menyimpulkan sendiri. Sekarang kembalikan ponselku," geramnya tak tertahankan.

"Aku minta maaf sudah melakukan kesalahan besar, sayang. Aku janji tak kan pernah melakukan kesalahan itu lagi."

"Berhenti memanggilku sayang! Kau tak ingat kita sudah putus hah?!"

"Saat itu aku kehilangan akal. Aku tak sengaja melakukannya. So please, give me second chance."

"Aku tak pernah memberi siapapun kesempatan kedua. Sekalipun kau! Aku tak kan sudi memberikannya! Camkan itu!" ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Pria itu menghembuskan nafasnya yang sesak. Berulangkali dia meminta maaf pada wanita itu. Namun, pada akhirnya selalu seperti ini.

"Please, kali ini saja. Akan ku buktikan ucapanku."

"Just shut up your fucking mouth, motherfucker! Give me back my phone, now!"

Pria itu mengepalkan tangannya. Sebegitukah bajingannya dia? Kenapa dulu kau menyakitinya wanitamu itu, dude? You're so fucking stupid!

"Akan ku kembalikan jika kau ingin menikah denganku!"

"In your dream!" pungkasnya tak main-main. Tangannya terayun memukul dada pria itu.

"Give me back my phone!" ujarnya memukul keras dada pria itu.

"Marry me, first!"

"Kenan! Aku tak main-ma... mmft-" ucapannya terpotong ketika sebuah benda kenyal mendarat dengan keras di bibirnya.

Pria itu memperdalam ciuman kerinduannya. Dia sangat merindukan wanita ini. Sangat. Sangat. Tangan kanannya merapatkan jarak mereka. Sedangkan tangan kirinya memegang sesuatu yang akan menjadi pegangannya untuk mendapatkan kembali wanita itu.

Di dalam dekapan pria itu, Amelia meronta-ronta tak karuan. Dia benci sebenci-bencinya dengan pria itu.

Aku benci padamu. Akan selalu membencimu Kenan, batinnya merintih.

Pria itu melepaskan tautan mereka tak rela. Karena gigitan keras di bibirnya.

"Bastard!" makinya menampar keras pipi pria itu.

Plak!

Air matanya menetes namun segera dihapus. Kenan yang mendapatkan tamparan itu seketika sadar akan kekhilafannya.

"I'm sorry, Amel sayang. I miss you so much. Aku tak bisa mengendalikan diriku." Ucapnya memegang bekas tamparan itu.

Wanita itu memejamkan matanya erat. Kenapa? Kenapa Kenan selalu membuatnya lemah? Air matanya tak sanggup ia bendung lagi.

"I hate you."

"Please, aku minta maaf sayang." Ucapnya seraya mematikan rekaman video yang dia rekam sendiri di tangan kirinya.

Lalu segera menghapus air mata wanitanya. Dia tak sanggup melihatnya. Dengan kasar Amelia menepis jemari tangan pria itu.

"Apa maumu sebenarnya? Sudah kubilang kita takkan pernah menikah! Karena aku tak mencintaimu lagi! Dan kau pikir setelah kau menghancurkanku aku bisa menerima maafmu hah?! Semakin kau memaksaku aku akan semakin membencimu!" ujarnya parau.

Dia tak sanggup menahan semua penderitaannya karena ulah pria itu. Sudah cukup dirinya dibuat hancur sehancur-hancurnya dari fisik maupun mentalnya.

Pria itu menelan ludahnya kasar. Dia tak pernah melihat ekspresi hancur dari wanita itu. Sebegitukah dirinya memberi luka pada hatinya? Sampai wanita itu tak mencintainya lagi.

"Aku.. mengerti. I'm sorry," ujarnya penuh sesak.

Amelia memalingkan wajahnya ke arah lain. Dia tak sudi menatap wajah sedih pria itu.

"Give me back my phone!"

"Tunggu setelah aku mengirim video kita."

"What?!"

Pria itu memperlihatkan video ciuman intim tadi yang sudah dikirim di postingan Instagram milik Amelia.

"Aku melakukan kesalahan besar padamu. Biarkan aku memperbaikinya."

Wajah Amelia berubah pucat pasi. Kenapa masalah hidupnya tak berujung.

To be continued...

________________________________________

Hai! Aku kembali menulis  😮

Enjoy aja ye

Judul ceritanya terinspirasi dari lagunya Jessie J ☺️ tapi... Cuma judul lagunya aja. Tidak dengan liriknya