[8] Hal

21.4K 1.4K 25
                                    

"Sky!"

"Tapi bukan berarti aku membenarkan perbuatanmu. Aku merestuimu jika puteriku mau denganmu," ujarnya tak mengindahkan suaminya.

Kenan menarik sudut bibirnya yang terluka. "Terimakasih Mommy."

Bugh!

"Dia bukan Mommy-mu!" ujar pria itu tak terima istrinya dipanggil Mommy oleh pria yang tak tahu diri.

"Tapi calon mertuaku," ujarnya terkekeh senang.

"Pergilah sebelum aku menghajarmu!" ujar wanita itu tegas.

"Baik," ujarnya kepalang senang. Sudah ada kesempatan besar di depannya. Dan ia takkan menyia-nyiakan. Ia janji.

"Honey, apa yang kau lakukan?" ujarnya setelah pria itu pergi.

Wanita itu mengendikkan bahunya tak acuh, "Aku hanya melakukan apa yang harus kulakukan. Bukan malah memperumit semuanya."

"Tapi aku melakukannya demi puteri kita. Demi kebaikannya, honey."

"Kau pikir aku juga tak memikirkan puteriku?!"

"Dia tak pantas untuk puteri kita."

"Memang siapa yang pantas? Apa kau pantas untukku?"

"Tunggu, dimana panggilan 'mas' itu? Apa maksudmu?"

Skyla berdecak kecil, "Apa kau pantas untukku?"

Pria itu menatapnya tak percaya, "Apa maksudmu?"

"Kau pernah mengatakan jika kau bajingan. Apa kau pantas untukku?"

Pria itu berubah menatapnya sendu, "Bukankah aku pantas untukmu?"

Wanita itu mengendikkan bahunya tak acuh, "Aku melihat dari bagaimana kau serius denganku. Sama halnya dengan Kenan. Aku tahu dia serius. Dan tak ingin bermain-main dalam menjalani hubungan."

"Tapi.."

"Sudahlah, pergilah ganti baju! Setelah itu istirahatlah!" ujarnya sebelum bersiap melenggang.

Pria itu dengan gontai memeluk istrinya dari belakang. Wanita itu tersentak kecil.

"Aku pantas untukmu kan?"

Wanita itu kembali mengendikkan bahunya.

"Aku lah satu-satunya pria yang pantas untukmu. Benar kan?"

Wanita itu berdehem kecil. Tak ingin membuat pria itu memikirkannya sebagai beban. Pria itu seringkali memikirkan sesuatu hal kecil sebagai beban dalam hidupnya.

"Pergilah kau bau!"

Pria itu menghela nafasnya kecil. "Aku memang sudah tua. Tapi milikku masih berdiri kokoh."

"Apa hubungannya?" pekiknya ingin memukul mulut kotor suaminya. Ia tahu perkataan suaminya merujuk pada hal tak senonoh dibicarakan.

"Aku tahu kau awet muda. Tapi milikku masih pantas bersamamu, sayang."

"Apa yang kau katakan!"

"Sebuah kenyataan pahit memiliki istri yang awet muda. Kau masih mulus sedangkan aku sudah keriput. Tapi kau masih mencintaiku kan?"

"Astaga mas! Pantaskah kau mengatakannya dengan jelas?"

"Aku lega mendengar 'mas' lagi. Tapi bisakah kau jangan memarahiku? Itu menyakitkan, sayang."

"Kau yang membentakku dahulu."

"Benarkah? Kalau begitu aku minta maaf."

"Astaga! Apa yang Mommy dan Daddy lakukan?! Pergilah ke kamar kalian!" pekik Mia setelah melihat pemandangan mesra di depannya.

Baru saja ia membuka pintu mansion. Sudah ada pemandangan merusak mata dan batinnya.

Mia dengan segera berlari menaiki undakan tangga. Tak mengindahkan orang tuanya yang menyambut kedatangannya. Ia berniat memberi kabar pada saudari kembarnya tentang suatu hal.

Menggedor pintu kamar itu dengan kencang, "Mel! Amel! Buka!"

Tak ada sahutan sedikitpun.

To be continued...

NOT MY EX ✓ (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang