[25] Ekstra Part 4

28.2K 1K 27
                                    

"Mami tidak mengijinkanmu memanjangkan rambut. Contohlah Papimu!"

"Tidak mau. Papi botak dan itu jelek."

"Rambut panjang tidak bagus untukmu Aska."

"Aska janji akan mengepangnya, Mi. Lihatlah Aska sudah memiliki kuciran," tunjuknya bangga.

"Dari siapa itu? Memangnya sejak kapan Aska bisa mengepang rambut?"

"Teman Aska memberikannya pada Aska. Lagipula teman Aska bisa mengepang, Mi."

"Gadis yang pernah kau bahas? Arsy?"

Aska mengangguk, "Benar, Mi."

"Tidak. Kau masih kecil, Aska."

"Tapi Mi.."

"Mami bilang tidak!"

"Baiklah. Papi pasti akan mengijinkannya," ujarnya sebelum lari menuju Papinya.

Dari jauh Kenan mengacungkan jempolnya menyetujui keinginan putranya. Pria itu sebenarnya sudah mendengarnya.

"Yes!" seru Aska mengepalkan tangannya gembira.

"Aska!" Amelia menggeleng kepalanya jengah. Tidak anaknya tidak Papinya semuanya bandel.

***

Aska merapikan rambutnya yang sudah bisa di kucir. Tidak terlalu panjang tapi cukup membuatnya keren. Ia sedang menunggu seseorang yang ingin ia temui. Mereka akan kerja kelompok hari ini di rumah Aska. Ia sudah tak sabar bagaimana reaksi asisten barunya itu terhadap penampilan barunya.

Anak laki-laki itu memang sangat dimanja dari kecil. Sehingga sikapnya sedikit semena-mena pada orang lain tanpa orang tuanya tahu. Ia pandai menjaga image-nya di depan Mami dan Papinya.

Aska diam-diam tersenyum senang melihat sebuah mobil memasuki halaman rumahnya. Itu mobil Arsy. Ia awalnya tak menyangka jika gadis itu kaya. Mau kaya atau miskin Aska tetap memperlakukannya sama. Ia juga lebih kaya dari gadis itu. Walaupun sekarang ia masih menumpang dengan orangtuanya. Ia janji akan sukses seperti Papinya. Ia janji pada dirinya sendiri.

Aska menyedekapkan tangannya ketika gadis itu masuk ke dalam rumah. Disambut oleh Maminya yang super ramah itu.

"Selamat datang di rumah Aska, sayang!"

"Terimakasih tante."

"Siapa namamu gadis cantik?"

"Arsy Buffet."

Amelia tersenyum ternyata gadis ini memang sangat cantik. Pantas saja Aska menyukainya, "Anggap saja ini rumah sendiri okay? Jangan malu-malu!"

Arsy mengangguk malu. Gadis itu memang pemalu.

"Apa Aska baik padamu, sayang?"

Gadis itu menatap anak laki-laki yang sedang menatapnya intimidasi. Ia menelan ludahnya kasar seraya mengangguk, "Ya.. tante."

"Sungguh?"

"Iya tante. Aska baik mau berteman dengan Arsy."

"Jika Aska nakal bilang pada tante okay? Nanti tante akan pukul bokongnya keras."

Gadis itu menahan tawanya. Namun, ia tak berani mengeluarkan tawanya.

"Mami!" ujar Aska tak terima.

NOT MY EX ✓ (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang