[4] Buruk

31.4K 1.7K 13
                                    

Amelia menundukkan kepalanya dalam-dalam. Matanya fokus menatap ke tanah. Banyak sekali wartawan yang berlomba-lomba memotret dirinya.

Berjalan di dalam pelukan Daddy-nya tak menghiraukan berbondong pertanyaan yang intinya meminta klarifikasi darinya. Para Bodyguard juga tak melupakan tugas mereka.

"Apakah benar Anda dan Kenan akan segera menikah?"

"Kenapa Anda memposting video ciuman?"

"Apakah benar Anda dan Kenan sudah menikah?"

What? Pertanyaan macam apa itu. Ingin sekali Amelia berteriak menyangkal semuanya. Namun, bibir ini seperti diperban oleh sesuatu tak kasat mata.

"Saya pikir di dalam agama Anda tak boleh berciuman sebelum menikah. Kenapa Anda melakukannya?"

"Berapa lama Anda dan Kenan berpacaran?"

"Apa pendapat Anda tentang followers yang menurun drastis?"

"Apa kalian akan mengadakan konferensi pers?"

Langkah Daddy-nya yang kian cepat membuatnya sedikit terseok-seok. Melangkah menuju mobil yang sedikit lagi ia capai. Namun suara teriakan dari Mommy-nya membuatnya seketika berbalik.

"Run Amelia Run!" teriak Mommy-nya memegang kepalanya yang dipenuhi darah.

Dari kejauhan banyak orang yang melempari mereka dengan batu. Amelia menutup mulutnya tak percaya. Daddy-nya dengan segera melepaskannya berlari kencang menghampiri Mommy-nya yang hampir tak sadarkan diri.

Dia juga ingin membantu tapi lagi-lagi kakinya berat untuk melangkah. Dadanya sesak ingin menangis. Tapi tak ada setetes pun yang keluar. Dalam hatinya dia terus berdoa untuk keselamatan Mommy-nya.

"Honey, please wake up! Dengarkan aku! Buka matamu kita akan ke rumah saki!" ujar pria itu dengan muka penuh darah.

Wanita itu tersenyum manis mengucapkan kalimat perpisahan sebelum menutup matanya. Amelia seketika berteriak keras. Namun semua itu hanya dalam pikirannya. Mulutnya seakan bisu.

Dari kejauhan Daddy-nya tak henti-hentinya menekan dada Mommy-nya. Ini tak boleh terjadi. Ia tak ingin kehilangan Mommy-nya.

Beribu batu terus mengguyur mereka tapi yang aneh hanya Amelia lah yang tak kena satupun. Para wartawan bahkan berlari berbondong-bondong menghindari batu-batu itu.

"KAU TAK PANTAS HIDUP! KAU MENODAI AGAMA KAMI!"

"ENYAHLAH KAU DARI MUKA BUMI INI!" seru orang-orang berbaju putih terus menghujami mereka dengan batu.

"MIA AWAS!" batinnya menjerit melihat batu terbesar hampir menimpa saudarinya.

Namun, seorang pria asing berhasil menghancurkannya dengan satu bogeman mentah. Batu itu hancur berkeping-keping. Amelia menghembuskan nafasnya lega. Nyaris saja.

Namun kelegaannya tak bertahan lama. Sebuah batu yang lebih besar melayang menghampirinya. Ia ingin berlari sekencang mungkin. Tapi kakinya seperti mati rasa. Seluruh badannya tak bisa ia gerakan kecuali mata dan pikirannya.

Akhirnya ia pun pasrah. Menyerahkan semua hidupnya kepada sang Maha Kuasa.

Bugh!

Batu itu hancur berkeping-keping di depan matanya. Seorang pria membawa sebuah kapak untuk menghancurkannya. Berlagak seperti superhero.

"Amelia, kau akan selalu aman jika di sisiku. Ikutilah aku kau akan selamat dari batu ini!"

Amelia menggeleng cepat. Pria itu adalah orang yang sangat ia kenali. Orang yang paling dibenci di muka bumi ini.

"Aku tak mau!" pikirannya menolak tapi tubuhnya tak bisa menolak. Kepalanya mengangguk mengiyakan.

Pria itu tersenyum simpul ke arahnya. Senyum yang dulu membuatnya tergila-gila. Namun, semua tinggal bayangan. Sekarang ia sangat membencinya.

Pria itu mendekapnya erat. Mengelus punggungnya yang tegang. Pelukan yang dulu memabukkan.

Pelukan ini bahkan terasa nyata. Senyata keburukan di depan matanya.

"Aku mencintaimu. Akan selalu mencintaimu."

Tanah yang mereka injak pun runtuh. Siap menelan mereka habis. Dan ia bisa melihat kedua orang tuanya melihat dengan senyum tiada beban untuk terakhir kalinya.

Amelia terlonjak dari tidurnya. Keringat dingin membasahi tubuhnya. Syukurlah! Syukurlah tadi hanya mimpi.

Amelia menghembuskan nafasnya berkali-kali. Menyugar rambutnya ke belakang.

Mimpi tadi terasa nyata. Dan ia tak tahu apa artinya. Apakah mungkin menandakan susuatu yang buruk? Ia tak ingin sesuatu terjadi pada keluarganya. Ia harus melakukan sesuatu.

Persetan dengan semuanya ia harus menyelesaikan masalah ini sendiri!

To be continued...

NOT MY EX ✓ (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang