[16] Perpisahan

25.7K 1.3K 8
                                    

Pernikahan bukanlah hal yang selalu indah. Bukan suatu hal yang selalu membahagiakan. Tidak terlepas dari faktor cinta dan kasih sayang. Tidak juga terlepas dari ketulusan dan kepercayaan. Serta menerima setiap kekurangan.

Kenan bisa merasakan perubahan Amelia yang bertambah dingin kepadanya. Bukannya malah mendekat mereka malah berjauhan. Terkecuali malam pertama yang benar-benar menjadi malam pertama yang indah bagi Kenan. Tapi mungkin tidak untuk Amelia. Setelah itu terjadi Amelia berperilaku seperti biasanya. Sekarang hampir dua bulan kehidupan pernikahan berjalan tapi Kenan masih merasa Amelia tak bisa menerimanya.

"Sayang, aku ingin membicarakan sesuatu," ujarnya mendekati istrinya yang sedang duduk di sofa seraya memainkan ponsel.

"Apa?" Amelia meletakan ponselnya ke pangkuannya. Ia sudah terbiasa menghormati lawan bicaranya. Jadi, tak ada ponsel yang mengganggu percakapan.

Pria itu menghembuskan nafasnya sebelum mengeluarkan suara, "Apa kau belum memaafkanku, sayang? Apa yang bisa aku lakukan untuk memperbaiki semuanya sampai ke akar-akarnya? Aku tak bisa begini terus menerus. Aku tak bisa menerima perlakuanmu yang dingin padaku. Aku suamimu, sayang. Aku suamimu!" ucapnya penuh penekanan.

"Apa yang kau harapkan dari pernikahan ini?"

"Cinta darimu. Bisakah itu kembali untukku?" tanyanya penuh harap.

"Kau pikir bisa?"

Pria itu mengangguk yakin, "Apa yang bisa membuatmu mencintaiku lagi? Aku akan mengusahakannya, sayang."

Amelia tersenyum miris, "Oh ya? Kau pikir cinta itu barang bekas yang bisa di daur ulang?"

"Tapi cinta bisa tumbuh jika kau mau. Kumohon jangan menutup hatimu padaku lagi, sayang."

Amelia menggeleng, "Cukup untuk pembahasan kali ini."

"Amel!" pria itu merebut ponsel wanita itu.

"Shhttt! Aku tak mau membahas ini lagi, please?" ujarnya mengelus rahang suaminya lembut. Berniat menenangkan emosi pria yang emosional. Ia sedang tak ingin bertengkar sekarang. Ia sedang butuh ketenangan.

Pria itu mengalihkan pandangannya ke arah lain. Perlakuan lembut Amelia terkadang membuatnya salah paham. Ia selalu berpikir jika wanita itu telah mencintainya.

"Aku akan memikirkannya lagi. Bisakah kita membahas yang lain?" ujar Amel.

"Sayang please.. jangan membuatku terus berpikir kau sudah mencintaiku. Beri aku kepastian. Aku ingin tahu perasaanmu saat ini."

"Ken, perasaanku masih sama seperti setelah kau menamparku dulu," pungkasnya dingin.

Sorot mata Kenan meredup. Hatinya mencelos pedih mendengarnya, "Sungguh?"

Amelia tak menjawab.

"Apa kau masih tak bisa memaafkanku?" ujarnya lirih.

"Cukup pembahasan kali ini. Aku lelah."

"Amelia sayang.. I'm so sorry.."

Amelia hanya melenggang tak perduli.

***

Kenan menatap sayu punggung polos istrinya. Sungguh.. walaupun sudah berkali-kali ia melakukannya dengan wanita itu tetap saja ia masih merasa Amelia menutup dirinya.

Pria itu memutuskan mengecup pundak istrinya lembut. Mengusap perut istrinya dari belakang, "Bagaimana dengan program bayi kembar?"

Tubuh wanita itu nampak menegang. Nafasnya tiba-tiba tidak teratur. Dan Kenan bisa merasakannya.

"Apa kau baik-baik saja sayang?"

"Ya.. aku.. aku baik-baik saja."

Pria itu membalikkan tubuh istrinya menghadap padanya, "Tatap mataku ada apa?"

Wanita itu tak menatap Kenan.

"Hey sayang.. bicaralah! Ada apa?"

"Aku tak yakin bisa mempertahankan pernikahan ini, Ken," jawabnya tak menatap pria itu.

Deg!

Hatinya benar-benar mencelos pedih mendengarnya. Apa yang dikatakan oleh wanita itu barusan?

"Apa maksudmu?!"

"Aku tak bahagia dengan pernikahan ini. Kau tahu aku tak memiliki perasaan padamu lagi."

Pria itu membisu. Sorot matanya meredup. Rasanya sesak sekali mendengarnya.

"Bisakah kita bicara baik-baik?" ujarnya dengan nafas tercekat. Saat ini perasaannya sedang tak baik-baik saja. Buruk sekali bahkan rasanya ingin menangis.

"Bagaimana caranya agar aku bisa membahagiakanmu? Tak apa.. kau tak mencintaiku. Tak apa kau bersamaku walaupun rasanya memang sakit. Jangan katakan kalimat perpisahan.. sayang kumohon.."

Amelia tak kuat menatap pria itu. Entahlah.. perasaannya kini sedang terombang-ambing. Pertahankan atau lepaskan. Bahagia atau tetap terluka.


To be continued...

NOT MY EX ✓ (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang