GENANGAN BIADAP

72 20 7
                                    

[Note : Jangan bingung kalau cerita di chapter ini berbeda dari chapter-chapter sebelumnya, karena Forgotten Vallhalla mengusung beberapa timeline yang berbeda. Cukup pahami dan nikmati saja, selamat membaca]

Seorang bapak tua mengutipi botol-botol yang diberikan ibu penjaga warung makan itu dengan senyum dikulum. Pria tua itu senang, setidaknya ia tidak perlu repot-repot mencari botol lebih jauh. "Terima kasih ya bu, sudah memberikan botol-botol ini pada saya. Setidaknya saya jadi tidak perlu mencari lebih jauh."

Ibu penjaga warung itu hanya mengangguk dan melambaikan tangannya ketika melihat kepergian bapak beruban itu dengan karung yang dipenuhi botol bekas miliknya pergi.

Pak Paimin namanya, bapak itu menjauh sembari mendorong sebuah kursi roda yang ditempati seorang pemuda yang berwajah kusam, namun sayang sekali, pemuda itu cacat mengalami kecacatan. Pemuda itu berambut hitam yang memanjang, dengan kulit hitam walaupun ditutupi debu dan kotoran lainnya. Namanya Doni, seorang pemuda disabilitas yang lumpuh, dan terus menerus mengeluarkan air liur dari mulutnya.

Air yang semakin menggenangi kaki kedua lelaki itu semakin menyulitkan Paimin untuk mencari rongsokan. Jakarta sedang dilanda banjir saat itu dan jelas saja hal itu akan menyulitkan Pak Paimin. Pak Paimin sendiri sudah menjadi pemulung selama dua puluh tahun, dan mau bagaimanapun, Pak Paimin harus bersyukur karena ia masih bisa mencari sesuap nasi, walau hal itu sangat sulit baginya. Pria tua itu juga bersyukur, karena mengingat tingginya angka pengangguran di Jakarta, ia tak termasuk satu dari jutaan pengangguran itu. Dia harus bekerja.

Sialnya, satu demi satu rintik hujan mulai menetes dari langit. Hujan mulai turun, walaupun hanya gerimis. Mau tidak mau, keduanya mencari rongsokan di tengah hujan, walaupun itu takkan menghasilkan apapun.

Namun, setelah setiap bagian kota Jakarta mereka susuri dan tak menemukan apapun, Doni yang menaiki kursi roda yang sedang didorong Paimin, menunjuk sebuah tempat sampah tanpa berkata apapun. Pak Paimin menghela napas, pria itu tersenyum tipis, seolah mewajarkan karena Doni tidak bisa berbicara akibat disabilitas-nya. Keduanya benar-benar kehabisan ide, karena itu, Pak Paimin mau tak mau memutuskan untuk mencarinya di pilihan terakhir mereka, yaitu tempat pembuangan sampah.

"Sebentar ya, Don, bapak carikan barang rongsok dulu. Kamu disini saja, tunggu bapak." Dengan hati-hati, Pak Paimin memanjat tempat sampah yang lumayan tinggi itu dan mulai mengorek-ngorek isi di dalamnya. Ternyata mata Doni membawanya ke sebuah peruntungan besar, setidaknya bagi mereka berdua.

Pak Paimin menemukan banyak sekali barang rongsok di dalam sana, entah itu kaleng, botol plastik, kardus, bahkan sesekali pria itu menemukan botol kaca. Pria tua itu tersenyum melihatnya. Setidaknya, uang yang mereka dapatkan tampaknya akan lebih banyak dari biasanya. Dengan senang hati, Paimin memasukkan semua yang bisa ia masukkan ke dalam karung yang ia bawa.

Senyumnya terus merekah ketika Doni menunjuk berbagai barang bekas yang bisa mereka dapatkan. Keduanya akhirnya pergi dari tempat itu, menuju daerah lainnya.

Sesekali, Pak Paimin memegangi perutnya sembari meringis kesakitan. Tubuh yang sudah tua dan renta, ditambah lagi tempat tinggal mereka dan pola makan mereka, membuat kesehatan Pak Paimin semakin buruk. Pria tua itu sengaja mengabaikan rasa sakit yang ia terima, hanya untuk memenuhi kebutuhan mereka berdua. Tentu saja hal itu tak bisa selamanya diabaikan Pak Paimin.

Kali ini mereka berhenti di sebuah tempat pengepulan langganan mereka. Pak Paimin segera menjual semua barang rongsok yang ia temukan. Senyumnya kembali merekah ketika ia menyadari kalau kerja keras yang mereka lakukan hari ini, membuahkan hasil yang sepadan dengan apa yang diharapkan Pak Paimin.

Sebenarnya, Pak Paimin pernah memikirkan bagaimana jika suatu saat ia meninggal? Bagaimana cara Doni akan menyambung hidup tanpa dirinya? Doni bahkan tidak bisa mengurus dirinya sendiri.

FORGOTTEN VALLHALLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang