9. ini kasus akhirnya bagaimana?

427 97 7
                                    

tuh tatapannya tajam bgt yekann, itu tatapan nyari mangsa klien2 genit ya dek?
ehhh salah 🤭😅😆

Rafael POV

Aku mengamati pria berambut gondrong yang berjalan mendekat di tempat aku berdiri.

Pria itu tampak berjalan dengan tergesa-gesa, tatapannya fokus menatap perempuan yang berdiri di sampingku, lebih tepatnya, mata pria yang aku tahu kekasih Dewi itu menatap lekat pada tangan Dewi yang mengamit lenganku.
Aku menunduk dengan bingung karena merasakan cengkraman tangan Dewi di lenganku terasa lebih kencang dan bergetar.

"Ini gak apa-apa Raf saya pegangan begini?" Tanya Dewi pelan sambil berjinjit agar dia dapat berbisik padaku.

"Ya gak apa-apa, memang skenarionya harus begini untuk bikin kekasih mbak langsung mutusin hubungan" Jawabku cepat.

"Saya baru kali ini meluk lengan cowok kaya begini"

"Sampe gemeteran loh saya ini"

Perkataannya membuat kedua alisku bertaut.

Seriusan? Dia gak bercanda kan?
Selama tiga hari aku menghabiskan waktu bersamanya, aku terhenyak karena mendapati klien aneh lagi setelah Shanti.

Dewi memang mengakui kalau mulut dan otaknya mesum, tetapi aku tidak percaya dengan omongannya yang bertutur kalau dia dan kekasihnya tidak pernah kontak fisik.

Mereka memang baru tiga bulan berpacaran, sedikit aneh kalau menurutku mereka berpacaran tanpa bersentuhan layaknya sepasang kekasih.

Padahal Dewi yang aku amati selama tiga hari ini bisa di bilang sangat jago berkomunikasi dengan sangat lancar apabila mengangkat tema mesum sebagai objek pembicaraannya.

Kontos dan memes, kepalaku sampai menggeleng-geleng tidak percaya mendengar kata-kata itu ketika Dewi menanyakan apakah aku kenal temannya memes.

Gila, kosa katanya benar-benar ajaib dan tidak pernah terpikirkan olehku. Memang sangat mesum dan tidak baik di dengar oleh anak di bawah umur.

Untungnya aku ini salah satu tipe orang yang tidak terbawa arus walaupun sering bergaul dengan orang-orang yang bisa di bilang berefek buruk.

Dewi dengan bangganya menceritakan kalau dia ini semacam virus yang lebih berbahaya dari virus yang pernah ada.

Sudah bisa di pastikan virus yang Dewi sebarkan adalah virus mesum, dia berkata, virus mesumnya itu cepat sekali menyebar dan sudah banyak memakan orang yang menjadi korbannya.
Dewi bilang, ternyata orang-orang yang dia tularkan malah lebih mesum darinya setelah tertular.

Entahlah perkataannya itu benar atau hanya karangan belaka.

"Lepasin tangan kamu Dew" Pria berambut gondrong itu berkata tanpa basa-basi begitu berdiri di hadapan kami dengan nafas memburu.

"Ihh... emang kenapa musti di lepasin?" Tanya Dewi lalu mendongak ke samping menatapku.

"Kamu minta aku ke sini biar liat kalian begini?" Tanya pria gondrong itu.

"Ya nggaklah, aku minta mas Ujo ke sini biar kita putus secara baik-baik, mas Ujo kan gak percaya sebelum liat aku udah punya pacar pake mata kepala sendiri" Jawab Dewi, pegangan di lenganku semakin mengerat.

Aku berdeham, mengamati sekilas ke arah pria yang bernama Ujo itu.
Dewi pernah bercerita, pria ini adalah seorang photographer yang bekerja di majalah fashion dan Dewi bekerja sebagai penata rias di tempat yang sama.

Mereka bekerja sudah cukup lama dan baru jadian setelah Dewi secara tidak sengaja melihat jempol kaki Ujo, entah apa yang dipikirkan Dewi sampai keesokan harinya dia langsung menembak pria ini.

Simatupang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang