begini aja dulu ya buka bajunya, bsk tante bukain semuanya 😆
Rafael POV
Mata kami bertemu seperkian detik sebelum perempuan berambut panjang itu memutar tubuh dengan cepat.
Kak Melan menoleh ke belakang melihat ke arah mataku yang fokus ke arah lain bukannya melihat dirinya.
"Liatin apaan sih lu?" Tanya kak Melan karena tidak melihat siapa-siapa di belakangnya.
"Itu liat mereka yang berdiri di deket meja repsesionis dari tadi" Jawabku sembari memanjangkan leherku ke arah lebih ke samping dari tempat perempuan tadi berdiri.
"Mata elu gak ke arah meja repsesionis tadi sih"
"Mata gue ke sana tadi sih" Sahutku cepat lalu berdeham.
Perempuan yang menyelamatkan aku itu bekerja di sini?
Tanpa sadar kepalaku mengangguk-angguk pelan, setidaknya ada satu dari banyak pertanyaan-pertanyaan tentang dirinya terjawab.
"Sebenernya elu ke sini mau ngapain sih? Malah ngangguk-ngangguk gitu" Suara kak Melan menyeretku kembali ke alam nyata.
"Eung... gue ke sini mau ngapain ya?" Tanyaku bingung, karena pikiranku mendadak kosong akibat memikirkan perempuan penyelamatku itu.
"Ck, ganggu orang kerja aja lu, nah elu sendiri ke kantor gue memangnya gak kerja?" Tanyanya sambil berkacak pinggang.
"Tadi gue abis meeting deket-deket sini, terus, ah iya gue inget mau ngomong sesuatu sama elu" Ucapku dengan jari menjentik.
"Memangnya gak bisa ngomongin lewat telepon atau di rumah aja?" Kak Melan menoleh ke belakang dengan wajah cemas.
"Gak bisa, lebih enak ngomong langsung" Jawabku cepat.
"Ck, entar malam aja deh ngomongnya, gue gak enak nerima tamu di jam kerja gini, lagian..."
"Gue mau pensiun dari kerjaan" Potongku tanpa memperdulikan perkataan kak Melan.
"Ha?" Wajah kak Melan terlihat tidak percaya dengan apa yang aku ucapkan barusan.
"Sebentar, elu gak bercanda kan?" Tanyanya lalu mengambil duduk di depanku setelah menoleh lagi ke belakang.
Dua perempuan yang sejak tadi berdiri di meja repsesionis masih terlihat, mereka sangat jelas melihat ke arah ruang ini.
"Raf, ini pembicaraan serius, kita gak bisa ngomongin di sini, nanti malam kita lanjutin" Kata kak Melan sambil menangkup punggung tanganku.
"Memang serius, makanya gue langsung ke sini buat bicara sama elu, gue udah capek kak" Ucapku lalu menyenderkan punggung ke belakang, tangkupan tangan kak Melan terlepas.
"Ck, nanti malam aja deh kita omongin, gak di sini" Kak Melan berdiri dan menarik pergelangan tanganku untuk berdiri.
"Gue musti ada jawaban sekarang biar gak punya pikiran lagi" Aku bergeming dengan wajah serius menatapnya.
Kalau di bicarakan nanti malam atau waktu yang lain, pembicaraan masalah pensiunku ini pasti akan berjalan alot atau berakhir kak Melan tidak menyetujui keputusanku.
Kenapa aku mendatanginya ke kantor, karena saatnya tepat, dengan begini setidaknya kak Melan tidak perlu memberikan alasan agar aku tidak pensiun, tetapi sekarang dia malah menyuruhku pulang dan membicarakannya nanti malam.
Kalau bicara di rumah sudah pasti dia akan memintaku untuk berpikir kembali dan tidak mengambil keputusan yang berujung pensiun dari pekerjaan yang menghasilkan uang banyak ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Simatupang
HumorWarning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading