11. klien berikutnya

444 98 4
                                    

Omaigattt ternyata dek rafa termasuk cowo t'dimple2 😍😍

Rafael POV

"Blacklist Shanti, Dewi, jangan sampe mereka nyewa gue lagi" Sungutku sambil bersedekap.

Kak Melan mendongak lalu melengos, kakak perempuan satu-satunya yang aku miliki itu lalu melanjutkan aktivitasnya tidak menanggapi kehadiranku yang berdiri menyender di pintu kamarnya.

"Kak!" Panggilku.

"Apaan sih?!" Suara kak Melan tidak kalah kencang dari suaraku.

"Seharian ini elu cuma ganggu gue dengan urusan klien yang udah case close tau gak" Sungutnya kesal.

"Kasus mereka emang udah case close, gue cuma ingetin elu aja jangan terima mereka lagi" Aku melangkah masuk ke dalam kamar dan duduk di tepian ranjangnya yang selalu terlihat rapi.

"Ck, gue inget, bawel!!!" Decak kak Melan.

"Dan jangan asal nerima klien ya, cukup mereka bedua aja yang aneh-aneh"

"Gue gak mau nerima klien yang lebih aneh lagi dari mereka" Aku menyenderkan punggung ke kepala ranjang dan melonjorkan kedua kakiku.

"Mana gue tau sifat mereka pas nerima klien baru, emang gue cenayang?" Tanyanya dengan wajah kesal.

"Hari gini gak usah milah-milih klien lah, zaman sekarang nyari duit susah, mau ngandelin gaji dari kantor yang cuma setengah buat idup sehari-hari mana cukup"

"Apa gue ngikutin Sari aja ya?" Kak Melan bergumam pelan.

"Ngikutin apa?" Tanyaku lalu bergerak duduk.

"Hehehe... kerja sampingan yang menghasilkan duit banyak secara instant, eh nggak deh, kayanya gue gak bakat kaya Sari" Jawab kak Melan terkekeh setelah memutar tubuhnya ke arahku.

"Sari itu teman kerja elu kan? Yang ngasih jam limited edition" Tanyaku.

"Iya dia, eh, ngomong-ngomong mana jam nya, kemarinan dia nanyain kenapa gue gak pernah make jam itu"

"Gue musti make sekali-kali biar dia gak curiga kalau gue udah ngasih jam nya ke elu" Lanjut kak Melan.

"Ada, besok gue kasih ke elu sebelum berangkat kerja" Ucapku lalu berdiri.

"Kenapa nggak sekarang? Besok takut elu lupa ngasihnya, mana sini buruan ambil" Todong kak Melan.

"Iya bentar" Aku berdiri dan melangkah keluar menuju kamarku.

"Nih" Kataku sambil meletakkan kotak besi berisikan jam tangan di atas mejanya.

Kak Melan menggeser kotak tersebut lalu menarik tanganku dengan semangat.

"Dapat klien baru, kali ini kayanya sih gak aneh" Ucapnya lalu memperlihatkan layar handphonenya padaku.

"Cakep" Komenku setelah melihat photo profile yang tertera dengan tubuh membungkuk.

"Lah, klien barunya udah punya anak?" Tanyaku bingung begitu menyadari kalau perempuan itu berphoto selfie bersama seorang anak perempuan lucu berpipi chubby kemerahan seperti bakpao.

"Jangan terima, kesepakatan kita gak boleh nerima klien bersuami" Tubuhku menegak, mengingatkan kak Melan salah satu dari peraturan yang pernah kami buat sebelum menjalankan jasa 'simatupang' ini.

"Ck, jangan negatif dulu pikirannya, mungkin aja dia photo sama ponakannya"

"Gue udah setujuin, besok kalian ketemuan, namanya Diana, jangan protes!" Kak Melan berkata dengan mata melotot karena melihatku hendak memotong perkataannya.

Simatupang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang