lengannya bole tante pinjem buat sandaran nangis ga dek? kebetulan tante lagi butuh sandaran 😆
Rafael POV
"Kak, mana nomor handphone teman elu itu?" Tanyaku dengan tangan menyangga tubuh di pintu kamarnya.
Kak Melan memutar tubuh ke arahku dengan perlahan.
"Gue curiga sama kalian berdua, terutama ke Sari" Ucapnya serius.
"Curiga kenapa?" Tanyaku lalu berjalan masuk ke dalam kamarnya dan duduk dengan kaki bersila di tepi ranjangnya.
"Elu gak tertarik sama Sari, kan Raf?" Tanyanya dengan mata menyelidik.
"Gaklah gue cuma mau tau dia itu siapa" Jawabku cepat.
"Kan elu udah tau dia itu teman seruangan gue, terus mau ngapain lagi?"
"Kalian pernah ketemu sebelumnya?" Kak Melan mulai menginterogasiku.
"Bisa di bilang bukan pertemuan secara di sengaja" Jawabku.
"Elu yakin kan gak tertarik sama dia?" Kak Melan mengulang lagi pertanyaannya.
"Nggak kak, nggak, gue cuma mau tau dia aja, mau ngucapin terima kasih"
"Buat apa?" Kak Melan tidak berhenti bertanya.
Aku mengusap wajah pelan.
"Dia nolongin gue terlepas dari klien terakhir" Jawabku.
"Jadi dia yang bikin tabungan gue terkuras banyak buat konpensasi kerugian yang di gadang-gadang Anastasia?" Kak Melan terlihat meradang.
"Ha? Elu bilang Anastasia gak mau nerima penawaran tambahan dari elu?"
"Akhirnya dia mau nerima setelah gue naikin lagi penawarannya, sialan, ternyata ulahnya Sari" Telapak tangan kak Melan mengepal.
"Bukan ulah dia kak, kalaupun Sari gak nolongin, gue sendiri akan nolak nanganin Anastasia, gue gak ma..."
"Elu ngebela Sari?" Tanya kak Melan tidak percaya.
"Bukan ngebela tapi... ck, gue minta nomor handphonenya kenapa masalahnya jadi panjang begini?" Sungutku.
"Gue gak akan ngasih nomornya dia" Ucap kak Melan tegas.
"Ok, tandanya gue pensiun" Sahutku santai.
"Ck, memangnya gak ada cara lain biar elu gak pensiun, Raf?"
"Gak, gue gak mau lagi nawarin elu untuk transfer uang" Lanjutnya cepat.
"Bisa makin abis terkuras deh tabungan gue"
"Elu cuma mau ngucapin terima kasih aja kan ke dia? Gak ada maksud apa-apa?" Kak Melan kembali bersuara karena melihatku diam.
"Iya, cuma mau ngucapin terima kasih aja, udah itu doang" Jawabanku tidak membuat kak Melan terlihat puas, seperti ada sesuatu yang dia sembunyikan dariku.
"Memangnya ada masalah apa sih gue gak boleh ngucapin terima kasih ke dia?" Tanyaku.
Kak Melan menggaruk rambutnya.
"Sari..." Kalimatnya menggantung.
"Ck, pokoknya jangan sampe elu tertarik sama dia, dan jangan lanjutin percakapan apa-apa lagi setelah elu ngucapin terima kasih"
"Elu harus delete, nggak, kalau bisa langsung blokir nomornya dia setelah elu ngucapin terima kasih" Lanjutnya lagi.
Kedua alisku bertaut mendengar perkataannya.
"Ada yang aneh nih" Kataku pelan.
"Ini kaya elu yang gak mau gue kenal dia atau elu gak mau dia kenal gue?" Tanyaku bingung.
"Pertanyaan elu di bolak-balik gitu maknanya sama aja kali" Ucap kak Melan.
"Ya maksud gue gini, elu kaya gak mau gue kenal dia lebih dekat, elu keliatan kaya ngelindungin dia dari gue, memangnya gue mau ngapain dia sih kak?" Tanyaku memperjelas.
"Bukan dia yang mau gue lindungin dodol, justru gue lagi berusaha ngelindungin elu dari dia" Jawab kak Melan.
"Hah? Kenapa? Memang dia perempuan gak bener?" Tanyaku lagi penasaran.
"Ck, ruwet nih, udah, gue percaya elu cuma mau ngucapin terima kasih dan gak ada maksud apa-apa"
"Gue kirim nomornya ke elu, pokoknya inget langsung delete nomornya kalau bisa blokir" Ingatnya lagi sambil meraih handphone miliknya dari atas meja.
Kak Melan menunduk menatap layar handphonenya yang menyala.
Aku masih bingung, jawaban kak Melan tidak memuaskan rasa ingin tahuku.
•••
"Malam. Ini saya Rafa, yang kemarin mbak tolong, saya dapat nomor mbak dari kak Melan"
"Saya mau ucapin terima kasih atas pertolongannya kemarin"
Pesanku hanya di baca olehnya, padahal sudah lewat tiga puluh menit dari aku mengirimnya, padahal terlihat Sari online tapi tidak ada tanda-tanda mengetik untuk membalas pesanku.
Aku meletakkan handphone ke atas nakas.
Memandang langit-langit kamar, memikirkan kenapa kak Melan bersikap seperti itu.
Kak Melan berusaha melindungi aku dari Sari, memangnya ada apa?
Tbc
Gak ada apa2 dek, kak melan mungkin ga mau kali punya ipar sari 😅
KAMU SEDANG MEMBACA
Simatupang
HumorWarning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading