kemarin kan madep belakang, nah chap ini tante nyuruh dek rafa madep depan biar bisa kita unyel2 perutnya 😅😆
Rafael POV
Bermula dari Shanti lalu ke Dewi lanjut Diana dan terakhir Anastasia.
Mereka semua klien yang membuatku berpikir untuk pensiun dari bisnis 'simatupang' ini.
Kak Melan tidak merasakan kerugian apapun karena para klien itu tidak meminta uang mereka kembali walaupun kasusnya tidak ada yang selesai aku tangani.
Rata-rata kasusnya berakhir dengan cara yang menurutku aneh karena kebanyakan tidak ada campur tangan dariku.
Berbeda dengan Anastasia, si klien terakhir, perempuan itu meluapkan kemarahannya pada kak Melan lewat telepon.
Walaupun kak Melan memberikan penawaran berupa tambahan kerugian yang di ungkit oleh Anastasia, klien itu tidak mau menerimanya.
Entah apa yang sudah di negosiasikan oleh kak Melan dengannya, semalam kasus perempuan itu benar-benar sudah berakhir. Aku dan Anastasia sudah tidak ada kaitan apa-apa lagi, tidak ada lagi klien dan penyewa jasa.
Aku mengusap wajah dengan kasar.
"Elu kenapa sih bro? Belakangan ini kalau yang gue perhatiin suntuk banget" Suara Robby terdengar.
Bagaimana tidak suntuk menghadapi klien yang belakangan ini sangat membuatku frustasi.
Kemana larinya klien-klien normal? Apakah sudah tidak ada lagi perempuan-perempuan normal yang sedang kesulitan putus dengan kekasihnya? Dan sekarang hanya tersisa perempuan-perempuan tidak normal seperti Shanti, Dewi dan Anastasia saja? Apakah aku memang harus pensiun dan mencari kerja sampingan lain?
"Capek aja" Jawabku lalu menyenderkan punggung ke belakang dengan kedua tangan menyangga kepala.
"Capek olahraga? Apa capek kerjaan? Ah, kerjaan kita minggu-minggu ini gak gitu banyak" Celoteh Robby.
"Gak capek dua-duanya" Jawabku lagi lalu melonjorkan kedua kakiku.
"Kita main bilyar lah bro pulang kantor, udah lama kan kita gak nyodok" Tawar Robby.
"Males gue" Tolakku.
"Kenapa? Emang sih, enakan nyodok cewek daripada nyodok bola bilyar hahaha..."
"Apa sewa escort aja biar sekalian kita sodok, hahaha..."
Aku menegakkan punggung dengan kepala menggeleng pelan, Robby aneh, rekan kerjaku itu benar-benar tertular virus Dewi yang entah dari mana jalur tertularnya.
"Kenapa sih bro? Normal kali kita nyodok perempuan, yang gak normal kalau kita nyodok lelaki" Robby menepuk lengan atasku.
"Hahaha... gila, geli juga bayangin kita nyodok lelaki" Robby bergidik sendiri.
"Kita masih muda, stamina masih kuat, cairan masih kental, sepuluh ronde eh nggak deh lima ronde lah masih kuat semalam suntuk" Lanjutnya kemudian.
"Gila" Ucapku dengan terbatuk.
"Hahaha... kenapa? Elu gak yakin bisa lewatin malam sampe sepuluh ronde?" Tanyanya dengan mata melebar.
"Elu ngebahas apa sih mulanya? Males gue jawabnya, gue mau ke pantry dulu" Jawabku lalu berdiri dan melangkah.
"Wah, jangan-jangan elu masuk kaum si edi nih" Robby mencegahku lewat.
"Edi siapa sih?" Tanyaku kesal lalu menendang kakinya yang menghalangiku untuk berjalan.
"Masa sama si edi gak tau, edi itu loh Ejakulasi dini, hahaha..." Jawabnya dengan tergelak.
Aku hanya mendengus menanggapinya lalu kembali melangkah dan keluar ruangan.
Terserah Robby mau berkata apa, mau ejakulasi dini mau tahan lama, aku tidak pikirkan.
Yang aku pikirkan sekarang apakah aku harus pensiun dari bisnis 'simatupang' ini?
Rekening tabunganku memang saldonya lumayan, berkat bisnis yang sudah kami jalani selama ini.
Walaupun belum bisa untuk membeli rumah daerah strategis yang harga angka nol di belakangnya berjejer rapi.
Hah...!!! aku menghela nafas kasar lewat mulut.
Empat klien terakhir membuatku benar-benar frustasi, biasanya aku sangat senang apabila di sodorkan klien baru oleh kak Melan.
Sekarang ini aku semacam mempunyai perasaan takut apabila kak Melan memberikan klien baru, yang aku takuti, sifat mereka melebihi dari empat klien tersebut.
Aku mengambil duduk menghadap jendela, memandang keluar lalu mendongak memperhatikan langit yang terlihat cerah.
Cangkir yang sudah aku isi dengan kopi dingin aku pandangi setelah puas memperhatikan langit.
Pikiranku mengulang kejadian semalam dan berpikir siapakah perempuan berambut panjang yang menyelamatkan aku semalam itu?
Bagaimana dia bisa mengetahui namaku? Bagaimana dia bisa membantuku terlepas dari Anastasia?
Sebenarnya masih banyak pertanyaan yang berada di dalam benakku, tetapi sepertinya tidak ada jawaban pasti.
Perempuan itu siapa?
Tanganku menopang dagu mengingat sosok dan wajah perempuan yang bahkan aku tidak mengetahui namanya.
Tingginya normal, tubuhnya tidak terlalu kurus tidak terlalu berisi, wajahnya...
Aku memejamkan mata guna membayangkan kembali sosok perempuan si penyelamat semalam.
Wajahnya cantik khas perempuan indonesia di tambah rambut panjang hitam yang tergerai sampai menutupi punggungnya.
Untuk keseluruhan, sosoknya tidak mudah untuk di lupakan, perempuan itu cantik tanpa perlu polesan tebal seperti Anastasia.
Bagaimana dia bisa mengetahui namaku ya?
Pertanyaan itu kembali terulang ketika aku menyesap kopi sedikit demi sedikit.
Apakah dia mantan klien yang pernah menyewa jasaku?
Ck, rasanya bukan, sangkalku.
Atau dia teman dari perempuan yang pernah menyewa jasaku?
Ck, rasanya tidak mungkin, sangkalku lagi.
Siapa ya?
Tidak terasa kopi yang tadinya penuh di dalam cangkir sudah berpindah tempat masuk ke dalam kerongkonganku.
Jawaban masih belum di temukan.
Ah, sudahlah tidak usah dipikirkan, aku sudah mengucapkan terima kasih padanya dan tidak terlalu berhutang budi, pikirku lalu berdiri dan mencuci cangkir yang aku gunakan.
Yang harus aku pikirkan adalah, apakah aku harus pensiun dari bisnis 'simatupang' ini?
Tbc
jgn pensiun dulu lah dek rafa, masa ceritanya tamat begini aja, kan photo2 shirtless kamu blm semua tante pajang 😅
utk chap2 sebelumnya maaf ya eneng2 sekalian, tante lsg copas dari hp lain & ga tante edit lagi, jadi banyak kata2 asing yg ga tante edit jadi huruf miring 🤭
tante kangen kaliannn, kalian kangen tante ga? Ngga ya? Ok, gpp 😆
mood boosternya blm ktm (gaji blm juga full) ini tante iseng2 ngetik biar jempol ga kaget 🤭😆
selamat bermalming 😘23/10/21
KAMU SEDANG MEMBACA
Simatupang
HumorWarning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading