Allura hanya bisa mengikuti langkah Yuvi yang masih menariknya. Ia tak bisa berkata-kata, bahkan matanya tak bisa berhenti menatap genggaman tangan mereka.
Namun, perasaan kehilangan terasa nyata saat tangan besar itu melepaskan genggaman mereka karena Lura harus masuk ke dalam mobil. Di saat mereka sudah duduk di dalam mobil pun, Lura masih tetap melihat dan mengusap tangannya dengan wajah berbinar penuh kebahagiaan.
Aaah, Lura rasanya nggak mau mandi setelah sampai rumah nanti!
Sedangkan di sampingnya, Yuvi melirik. Merasa gugup sendiri karena melihat wajah memerah milik Lura dengan binar kebahagiaan hanya karena dia tak sengaja menggenggam tangan kecil milik Lura.
"Ekhem!" Yuvi terbatuk pelan, "Kenapa kamu diam saja?" tanya Yuvi untuk menghilangkan kecanggungannya.
"Dokter!" Yuvi melirik kembali. Merasa aneh melihat wajah yang tadi bersinar kini berubah penuh keseriusan.
"Ya?"
"Lura masih marah sama dokter!"
Heh! Apa masalahnya? Bukankah yang selalu membuat masalah adalah Lura? Kenapa dia yang marah?
"Ya sudah," jawab Yuvi santai.
Lura secepat kilat memusatkan perhatiannya pada wajah tampan pria di sampingnya. Dengan mata menukik kesal, Lura bertanya. "Lho? Ish, dokter kok gitu, sih?! Harusnya tuh dokter bilang gini, Saya salah apa sama kamu? Saya minta maaf, ya. Kamu ingin sesuatu? Saya akan berikan apa pun. Itu, harusnya dokter bilang itu, dong! Bukannya malah, Ya sudah. Aarrghh, dokter kenapa nggak pernah peka, sih?"
"Memangnya kalo saya peka saya akan dapat apa?" Yuvi bertanya, masih menyikapi dengan santai ke-absurd-an Lura yang sepertinya harus menjadi kebiasaannya.
"Pelukan!" Jawab Lura dengan sedikit teriak tak lupa alis yang naik turun menggoda.
"Astaghfirullah, kalau begitu saya tidak akan pernah peka!"
Lura rasanya mau sakit hati karena mendengar jawaban yang secara tidak langsung mengatakan jika dokter Yuvi tak suka dengannya. Tapi ... karena Lura baik hati dan tidak mau sakit hati, ia hanya mendengus.
"Cih, awas nyesel kalo Lura di ambil sama yang lain!" Ujar Lura dan langsung menyandarkan kepalanya pada jendela mobil.
"Siapa yang berani mengambil kamu dari saya? Pria tadi?"
Duh, kok kesannya dokter Yuvi sudah mengklaim dirinya, ya? Ini sebenarnya sifat dokter Yuvi tuh yang mana, sih? Kalo kayak gini 'kan susah bedain mana yang bercanda mana yang asli, walau dua-duanya tetap Lura cintai, sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter, nikah yuk!
Romance"Dokter, nikah yuk!" ajak seorang gadis SMA, Allura namanya. Hari ini sekolahnya sedang kedatangan dokter tampan yang masih terlihat begitu muda, dokter yang sedang menemani temannya mengadakan kunjungan untuk memberikan sedikit peringatan tentang...