[Ekstra Part 2] Humaira-nya Yuvi

9.8K 665 25
                                    

Kehamilan Lura kini sudah mencapai usia 20 minggu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kehamilan Lura kini sudah mencapai usia 20 minggu. Usia di mana wajah sang bayi mulai terbentuk, dan rasanya kedua insan manusia itu tak lagi sabar untuk segera melihat bayi mereka, walau masih ada beberapa bulan lagi hingga hal itu terwujud.

Wajah Lura semakin cerah dan berseri-seri, tubuhnya juga semakin gembul, membuat Yuvi terkadang gemas sekali ingin terus memeluk guling hidupnya itu.

Siang cerah ini, kedua pasangan itu menghabiskan waktunya di ruang keluarga. Di atas karpet berbulu tebal yang menjadi kasur untuk keduanya tidur, seraya menonton televisi.

Yuvi bangkit untuk duduk, ia baru ingat punya beberapa berkas dari sang Ayah yang harus ia selesaikan. Ia duduk di depan Lura yang sedang tertidur seraya memainkan handphone, ia membuka laptopnya dan mulai sibuk dengan berkasnya.

Lura menyipitkan matanya, padahal libur tapi masih aja sibuk, ck.

"Dokter, Lura lapar," ujar Lura ingin mengganggu Yuvi.

"Makan."

Lura makin kesal, ya ampun yang istrinya itu siapa, sih?

"Tapi Lura mau Dokter yang ambilin," rajuknya dengan nada menggemaskan.

Yuvi yang merasa Lura mulai merajuk, kini berbalik memandang wajah memerah Lura.

"Mau makan apa, hm?" tanya Yuvi lembut, ibu jarinya mengusap halus pipi berisi istrinya.

"Makan biasa aja, yang ada di dapur, yang tadi aku masak."

"Yaudah, sebentar, ya." Yuvi bangkit dan berjalan ke arah dapur untuk mengambilkan keinginan sang ratu.

Beberapa saat kemudian, Yuvi kembali dengan piring berisi nasi dan beberapa lauk yang istrinya masak untuk sarapan tadi. Ia kembali duduk dan menyerahkan nasi itu pada Lura yang masih berbaring miring.

"Bangun, sayang, katanya mau makan," tandas Yuvi mengingatkan.

Lura menggeleng, "Minumnya mana?"

"Iya, nanti. Makan dulu sedikit, hm?"

Wajah Lura langsung keruh, "Nggak mau, maunya sekarang."

Sabar Yuvi, Lura makin ke sini memang makin ngeselin, mungkin bawaan bayi. Sebagai calon daddy kamu harus tanggap dan nggak boleh mengeluh. Ingatnya pada diri sendiri.

Seraya menahan kekesalan, ia mengecup kening Lura, melampiaskan kegemasannya pada istri kecilnya. Lura hanya terkikik saja saat bibir itu menekan keningnya.

Yuvi kembali dengan air mineral yang ia taruh di meja samping laptopnya, "Ayo, sekarang makan. Dede nya lapar, kan?"

"Nggak."

Rasanya jika saja rahang Yuvi bisa patah karena terlalu kaget, mungkin sekarang ia sudah dilarikan ke Rumah Sakit.

"Tadi kamu bilang lapar, terus sekarang nggak mau makan? Maunya apa, hm? Pengen yang lain?"

Dokter, nikah yuk!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang