30 || Anggrek Biru Dan Tsundere-nya

13K 722 38
                                    

"Lura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lura."

Suara yang syarat akan penekanan di belakang pundaknya membuat Lura merinding, ia dengan cepat menarik tangan yang sebelumnya berada di genggaman Bara; teman Ranti.

"Dok-dokter Yuvi?" tanya Lura yang terkejut.

Matanya melihat ada kemarahan di sana, tapi bukan untuk Lura, melainkan pria di seberangnya.

Yuvi mendekat lalu tanpa aba-aba ia menarik kaos yang dipakai Bara dan memukulkan kepalan tangannya pada rahang pria berkulit tan itu.

"DOKTER!"

"MAS YUVI!"

Teriakan Lura dan Ranti bersahutan, panik melihat kemarahan Yuvi. Ranti segera membantu Bara untuk bangkit, pria itu sudah mengeluarkan sedikit darah karena pukulan tak main-main dari Yuvi.

Lura menahan lengan Yuvi, memeluknya untuk memberi ketenangan. "Dokter, tenang dulu."

"Mas, ini nggak kayak apa yang ada dipikir---"

Yuvi berbalik, melepas pelukan Lura dan menggantinya dengan menarik tangan sang istri. "Ayo, kita pulang."

Yuvi diam, raut wajahnya benar-benar menyiratkan kemarahan. Sepanjang perjalanan menuju parkiran Lura dibuat gelisah, takut sekali melihat untuk pertama kalinya sang suami marah.

Sedangkan di sisi lain, Bara dan Ranti mengucapkan permohonan maaf kepada para pengunjung lain dan karyawan. Mereka merasa tak enak karena memberikan suasana canggung.

Ranti membantu membersihkan darah di sudut bibir Bara dengan tissu yang ia bawa, merasa ngilu melihat luka robek di bibir tebal tersebut.

"Maaf, Mbak. Ini pesanan Mas yang tadi, harus saya apakan, ya?" tanya salah satu pramusaji, membuat Bara dan Ranti sontak melongo.

"Oh, dia tadi pesan, ya, Mbak?"

"Iya, Mbak."

Ranti tersenyum canggung, "Oh, iya. Taruh sini saja, Mbak, nanti saya sekalian bayar."

"Baik, terimakasih, Mbak. Saya permisi sekarang."

"Sial, dia yang beli kita yang bayar," umpat Bara.

"Salah lo, ngapain lo cari masalah?

"Heh, Ran. Dia yang cemburuan. Waktu sama Resti lihat, Resti yang harus nanggung semuanya. Kita lihat lagi aja, Lura bakal jadi tumbal lagi atau nggak."

Plak

Ranti memukul lengan Bara, "Kok lo gitu, sih? Lo sama gue baru aja minta maaf sama Lura, ngejelasin semua, terus lo mau lihat mereka hancur lagi?"

"Udahlah, cukup sampe sini aja. Kakak gue meninggal juga karena lo."

"Kok lo jadi salahin gue? Rencana itu juga 'kan rencana lo. Lo yang mau Resti sama Yuvi pisah biar Yuvi bisa ke lo dan Resti ke gue. Gue juga mana tau akhirnya kita malah kehilangan orang yang sangat kita cintai?"

Dokter, nikah yuk!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang