Dua Puluh Dua

1.7K 179 16
                                    

Pagi ini mood Taehyung lebih baik dari kemarin, bungsu Byun sudah merencanakan ingin makan makanan yang enak dan pergi ke tempat yang indah. Namun, semua itu menjadi tak menarik lagi ketika menemukan Jay berdiri tak jauh dari mobil yang terparkir di depan gedung flat sang kakak. Mood Taehyung kembali memburuk ketika Jay menghampirinya.

"Kau datang atas perintah Kak Richard?" Tanya Taehyung dengan nada ketus.

"Kenapa tidak kuliah? Aku tak melihatmu di kampus lagi"

Taehyung bersungut dalam hati, dia sedang tidak ingin bertemu atau berbicara pada orang yang berhubungan dengan Richard.

"Aku berhenti, surat pengunduran diriku sudah dikirim dan tolong berikan semua ini pada bossmu"

Taehyung memberikan semua kartu yang diberikan Richard padanya, Taehyung tak butuh itu lagi. Bungsu Byun juga sudah mengepak dan akan mengembalikan semua barang pemberian Richard.

"Kenapa? Apa karena Richard?" Jay menyinggung soal keluarnya Taehyung dari universitas.

"Aku pergi" Taehyung tak ingin memperjelas semuanya, Taehyung pergi meninggalkan Jay yang menatap punggungnya.

"Taehyung, jika kau terbebani karena Richard yang membiayai kuliahmu, aku bisa menggantikannya"

Langkah Taehyung terhenti dan cepat berbalik badan, Taehyung tersenyum remeh. Apa lelaki dihadapannya ini sedang pamer?

"Dengan uang apa? Dari penjualan barang haram itu? Atau dari hasil menjual organ manusia? Tidak, terima kasih, aku tidak mau" ujar Taehyung sinis.

"Taehyungah"

"Oo, terima kasih karena sudah sering kurepotkan. Jika bertemu lagi, anggap saja kita tidak saling kenal. Akan sangat berbahaya jika aku berada di dekatmu, aku tidak mau mati muda" Taehyung tak memberi celah Jay berbicara.

Masih dengan wajah sebal Taehyung pergi meninggalkan Jay. Kedua manusia itu berada dijalan yang berbeda, Taehyung si gadis berjiwa bebas dan bersih tak sejalan dengan Jay yang kaku dan hidup dalam kubangan dosa.

❤️‍🩹
❤️‍🩹
❤️‍🩹

Satu tahun kemudian

"Kau akan terus begini?"

Baekhyun fokus menatap keluar jendela, raganya memang disana namun jiwa dan pikirannya sedang berkelana.

"Baek, Taehyung sangat mengkhawatirkanmu"

Baekhyun menatap tangan Kris yang menggenggam jemarinya, wajah cantik itu kini terlihat begitu tirus.

"Kris, ini terlalu cepat" air mata Baekhyun berjatuhan.

"Aku tahu, tapi kita tidak bisa menyalahkan takdir. Kau wanita kuat Baek, masih ada Taehyung dan Jackson. Kau tidak ingin mereka sedih bukan?" Kris mengusap lembut tangan Baekhyun.

"Kris hiks kenapa Jammy pergi... apa tuhan menghukumku hiks... apa aku terlalu jahat?" Baekhyun menangis sesegukan, tangannya memukul dada berharap rasa sesak itu menghilang.

"Tidak, kau baik. Memang sudah waktunya Jammy pergi. Sekarang kau harus kuat"

Kris dengan sabar menyemangati dan menepuk pundak sang adik berharap perasaan Baekhyun cepat membaik.

Tok tok tok

Ketukan pintu menginterupsi keduanya, Kris bisa menebak siapa yang mengetuk pintu.

"Kak, Jackson menangis, sepertinya dia lapar" Kris bersyukur karena Taehyung selalu berada disisi Baekhyun.

Terdengar pintu kamar dibuka, Taehyung memberikan Jackson pada Baekhyun. Kris menjauh, memberi ruang pada adik-adiknya, Baekhyun mengambil alih Jackson dari pelukan Taehyung.

Forgotten - ChanbaekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang