Hai~
Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~
I'll be grateful for that ♡Haechan yang sedang menikmati hidup enak di alam mimpinya tiba-tiba harus terbangun karena seseorang mengejutkannya dengan melompat-lompat di tempat tidur. Saking terkejutnya, Haechan sampai melompat ke lantai lalu tiarap dengan kedua tangannya di belakang kepala seperti sedang menghindari granat di medan perang. Kata Haechan sih itu refleks. Beberapa saat kemudian dia mendengar suara kikikan dari atas tempat tidur yang membuat dia mengumpat dalam hati. Tolol sekali dia. Itu hanyalah seorang Joohwan yang sedang melompat-lompat di atas tempat tidur dengan girangnya. Seandainya boleh, Haechan ingin melempari anak itu dengan bantal tapi tidak mungkin dia melakukannya.
'Ssibal! Astaga tahan Haechan, jangan sampai kau memaki di depannya. Dia hanyalah anak kecil. sabar, sabar... ini belum seberapa. Rambutmu pernah dibakar oleh anak-anak iblis yang kau jaga dulu.'
Tenang saja, semua itu Haechan ucapkan dalam hatinya saja. Tidak sampai dikeluarkan lewat mulut. Kasihan Joohwan masih pagi sudah dilempari makian oleh Haechan. Dan lagi, Haechan memang sudah terbiasa memaki dari dia masih kecil karena lingkungannya memaksa dia untuk berbuat demikian. Paling banyak mengumpati dan menyumpahi kedua orang tua angkatnya. Oleh karena itu maklumi saja kalau kebiasaan berkata kasar itu terbawa hingga saat ini.
"Mama! Gud mowninggg~"
"Oh ya, selamat pagi. Apa yang kau lakukan? Kenapa tidak bersiap ke sekolah? Sudah jam berapa ini?"
"Tuan muda... air mandinya sudah siap. Ayo, kita siap-siap dulu."
"Mama..."
"Kau ingin aku melihat tubuh telanjangmu itu?! Tidak, terima kasih. Sana, dengan Jung Ahjumma."
Joohwan mengerucutkan bibirnya ketika Haechan langsung memotong perkataannya tanpa membiarkan dia menyelesauikannya terlebih dahulu. Padahal maksud Joohwan bukan ingin dimandikan Haechan, maksud Joohwan dia ingin dipakaikan baju sekolahnya oleh Haechan tapi ya sudahlah itu sama saja. Joohwan berbalik lalu keluar dari kamar dengan jalannya yang tidak bersemangat. Maaf, bukan maksud Haechan untuk membuat Joohwan murung sepagi ini tapi dia baru dua hari di rumah tersebut lalu apa tugas Haechan selama Jeno tidak ada di rumah? Hanya menemani Joohwan. Itu saja. Bukan mengasuh dan merawat anak itu karena sudah ada pelayan yang melakukannya. Itu kan yang dikatakan Jeno kemarin? Haechan pun tidak mau repot-repot berbuat lebih mengingat Joohwan bukan anaknya melainkan anak Haejin. Tahu sendiri seberapa bencinya Haechan dengan saudara kembarnya itu.
Lalu setelah itu bukannya turun ke bawah melihat Joohwan yang berangkat ke sekolah, Haechan malah kembali ke kamarnya dan tidur lagi. Haechan pikir sudah cukup 26 tahun dia kerja seperti lembu siang dan malam. Sudah saatnya dia menggunakan waktu-waktunya ini untuk beristirahat.
"Ternyata begini ya rasanya jadi orang kaya? Tenang, santai... tidak perlu khawatir soal uang, makanan dan pakaian karena semuanya sudah tersedia. Tempat tidurnya empuk pula hihi"
KAMU SEDANG MEMBACA
To Be A Good Mother • NoHyuck •
Hayran KurguKetika Haechan harus belajar bagaimana menjadi seorang Ibu yang baik ♡♡♡ • NOHYUCK • GENDERSWITCH • Romance, Family Story by Bee 🐝 Full version of Chapter 21 Book Amorist with tittle "To be a good mother" Be a smart and respectful reader ♡'・ᴗ・'♡