• 017 •

9.6K 1.2K 153
                                    

Hai~
Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~
I'll be gratefula for that

Malam itu sebelum Jeno tidur, dia menyempatkan dirinya untuk mengunjungi Joohwan di kamar anak itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam itu sebelum Jeno tidur, dia menyempatkan dirinya untuk mengunjungi Joohwan di kamar anak itu. Pada saat dia masuk ke dalam, dia melihat Joohwan sedang menggulung-gulung uang kertas lalu memasukkannya ke dalam celengan miliknya.

"Hwan-aa, sedang apa?"

"Menanam padi, Papa... ya kan Papa lihat sendiri Joohwan sedang memasukkan uang ke dalam celengan."

Benar, tidak salah lagi. Joohwan ini mungkin benar anak Haechan tapi numpang tumbuh di rahim Haejin. Sifatnya persis Haechan apalagi setelah wanita itu tinggal di rumah mereka. Bahkan cara mereka bicara saja sudah sama persis. Selera makan mereka juga sudah sama persis. Seperti Joohwan itu anak kandung Haechan.

"Baiklah, Papa ubah pertanyaannya. Joohwan menabung untuk apa? Ada yang ingin Joohwan beli? Katakan pada Papa. Papa akan membelikannya untuk Joohwan.

"Joohwan tidak mau Mama Haechan naik  bis lagi saat menjemput Joohwan pulang dari sekolah. Terminal bis ke sekolah Joohwan kan lumayan jauh, Papa... butuh setidaknya 6 sampai 7 menit untuk bisa sampai di sekolah Joohwan. Joohwan tidak mau Mama panas-panasan atau kena hujan saat menjemput Joohwan di sekolah jadi Joohwan mau menabung membelikan Mama mobil."

Padahal Jeno sudah bilang untuk tidak perlu mengistirahatkan Pak Shin, supir  yang biasa mengantar jemput Joohwan, tapi Haechan bersikeras kalau pria itu butuh berlibur selama beberapa bulan karena usia begini yang harusnya pria itu lakukn adalah bersenang-senang dan menikmati waktunya bersama keluarganya bukannya bekerja. Karena Pak Shin tidak ada, mobil yang biasa dibawa supir itu pun dibawa ke kantor untuk dipakai mengantar jemput tamu yang datang dari luar. Jadi memang tidak ada lagi kendaraan di rumah. Haechan mengantar Joohwan ke sekolah naik taksi lalu pergi lagi menjemput anak itu dengan naik bis. Ada sih motor sport milik Jeno yang sudah lama tidak digunakan tapi Haechan tidak tahu bagaimana mengendarai motor, hanya mobil. Itu pun dia belajar mengendarai mobil karena pernah bekerja di toko pizza. Toko pizza tersebut melakukan pengantaran dengan menggunakan mobil.

"Kenapa Joohwan tidak minta Papa belikan?"

Joohwan terdiam sejenak lalu menatap Papanya dengan mengerjapkan matanya berulang kali.

"OH IYA YA PAPA!! Kenapa Joohwan tidak kepikiran minta sama Papa?? Papa Joohwan kan hebat, banyak uangnyaa! Minta belikan helikopter untuk Mama pun bisa. Iya kan Papa ya?? Hihi"

Akhirnya Jeno bisa tersenyum lebar karena pada akhirnya dia menemukan satu momen dimana Joohwan tidak menjahilinya atau merengek padanya melainkan memujinya. Ya walaupun memuji Jeno karena dia punya banyak uang. Tak apa, Jeno tetap senang karena sudah bisa membuat Joohwan tertawa. Benar kata Haechan, dia harus lebih banyak berada di rumah menghabiskan waktu dengan Joohwan karena ternyata meski Joohwan nakal dan jahil, melihat anak itu senyum dan tertawa benar-benar seperti healing untuknya.

To Be A Good Mother • NoHyuck •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang