• 005 •

10.1K 1.2K 112
                                    

Hai~
Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~
I'll ve grateful for that

Hai~Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~I'll ve grateful for that ♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Semua kebutuhanmu sudah tersedia lengkap di kamarmu. Tolong kali ini dengarkan saya karena kau mulai sekarang akan tinggal di sini jadi jangan berpenampilan seperti ini lagi. Mandi, pakai parfum. Saya tidak mau rumah saya penuh dan bau dengan asap rokok."

Haechan hanya memutar bola matanya malas menanggapi perkataan Jeno. Setelah Jeno bicara dengan manager di CVS tempat Haechan bekerja, mereka langsung pergi ke apartemen Haechan. Karena Haechan datang hanya dengan satu tas ransel saja, dia keluar dari apartemen itu pun hanya dengan tas ranselnya itu. Dan kini mereka sudah berada di mansion milik Jeno lagi.

Ketika Haechan diajak Jeno berkeliling untuk menunjukkan area tempat Joohwan biasa datangi, anak itu muncul dengan tampang lesunya. Seperti yang dikatakan Jeno, Joohwan terus-terusan merengek sampai menolak untuk makan dan kini dia menjalankan mobil-mobilan remotenya dengan malas-malasan. Hanya agar dia tidak menangis lagi.

"Eoh? Mama! Mamaaa!!"

Controller mobil yang dia pegang dilempar Joohwan sembarangan sebelum dia berlari, memeluki pinggang Haechan. Haechan tidak habis pikir kenapa Joohwan masih saja mau menempelinya padahal dia bau rokok, dia tidak sebersih dan sewangi Haejin, Mamanya. Kali ini Haechan tidak mau menggendong anak itu, ya karena Joohwan tidak minta juga. Melihat Haechan ada di rumahnya dan bisa memeluknya saja sudah cukup membuat mood Joohwan kembali lagi.

"Mama Mamaa, bisakah kita main sekarang? Atau temani Joohwan berenang ya ya? Eh tidak tidak, Joohwan setelah ini ada latihan Taekwondo. Joohwan jago bela diri lohh, Mamaa... cyat cyat cyatt!!"

Haechan mengangkat sebelah alisnya menatap Joohwan yang kini mulai memperagakan jurus-jurus yang dia pelajari selama melakukan latihan Taekwondo. Banyak tingkahnya betul anak itu pikir Haechan. Tapi justru melihat Joohwan seperti ini mengingatkan Haechan pada dirinya dulu sewaktu kecil. Sewaktu dia masih bersama Haejin di panti. Tentu saja Haechan harus belajar bela diri, dengan begitu dia bisa menundukkan anak-anak panti yang berusaha merundung Haejin. Salah satu alasan juga kenapa Haechan senakal itu waktu dia masih di panti dulu. Karena dia bisa bela diri, dia jadi bertindak seenaknya. Sering menyalagunakan ilmu yang dia dapat. Jeno melihat bagaimana Haechan mulai tidak nyaman dengan tingkah Joohwan jadi dia menangkap puteranya itu, memegangi kedua bahunya.

"Hwan-aa, biarkan Haechan beristirahat dulu."

"Mama lelah?" Tanya Joohwan memunculkan kepalanya karena Jeno menghalangi pandangannya.

Panggilan itu lagi. Mama. Haechan ingin protes tapi percuma. Joohwan tidak mungkin mendengarkannya, tetap melakukan semua hal sesuka hatinya. Dasar anak-anak. Tapi sekali lagi Joohwan persis seperti dia dulu yang tidak pernah mau mendengarkan perintah Ibu kepala panti dan pengurus panti. Bebal. Melihat Joohwan seperti itu membuat Haechan seperti sedang berkaca.

To Be A Good Mother • NoHyuck •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang