Hai~
Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~
I'll be grateful for that ♡Haechan memang banyak membuat Jeno mengelus dadanya selama hampir 9 bulan ini karena tingkahnya yang ajaib. Mencegah agar tensi Haechan tidak naik, malah tensinya yang naik setiap harinya. Benar-benar menguji kesabaran. Untung Jeno panjang sabar. Untuk Haechan iya. Sama seperti Haechan yang tidak bisa lama-lama marah pada Jeno, pria itu pun begitu. Apalagi kalau Haechan sudah menatapnya dengan kedua mata bulatnya yang berbinar itu, maka selesailah sudah, Terkadang membuat Jeno ingin marah tapi belakangan Jeno malah tidak tega melihat Isterinya. Bukan karena dia berulah atau melakukan hal-hal yang tidak wajar, tetapi karena menjelang persalinan wanita itu semakin banyak mengeluhkan perutnya yang sakit. Haechan diharuskan banyak berjalan tapi malah tidak bisa lama-lama berjalan karena depan belakang terasa nyeri. Joohwan pun demikian. Melihat Mamanya dengan keadaan menyiksa seperti itu membuat Joohwan ingin menangis saja rasanya.
"Mama, Joohwan pijitkan ya? Kaki Mama bengkak hiks"
"Ya memang harusnya bengkak kalau lagi hamil, bocah."
"Berikut Mama tidak usah hamil lagi ya?? Biar Papa saja yang hamil!"
"HEH! Mulutmu!"
Jeno muncul dengan segelas air putih untuk Haechan.
"Thank you, sayang..."
Begitu dirangkul Jeno, Haechan langsung mencari posisi ternyamannya, mengistirahatkan kepalanya di dada pria itu lalu memejamkan matanya sementara Joohwan membantu dengan memijit kaki Haechan dengan jari-jari mungilnya. Setelah selesai dengan tugasnya, Joohwan mengambil tempat di sebelah Haechan, memeluk wanita itu dari samping.
"Mamaa, Joohwan sayang Mama..."
Memiliki Jeno dan Joohwan saja sudah merupakan anugerah terbesar untuk Haechan apalagi sekarang ini mereka akan ketambahan dua anggota keluarga lagi. Kebahagiaan beruntun yang dirasakan oleh Haechan adalah berkat kesabaran wanita itu selama 26 tahuin hidup dalam penderitaan yang luar biasa. Orang-orang yang mendengar kisah hidup Haechan pun akan memikirkan hal yang sama, Haechan pantas menerima semua hadiah ini dan berbahagia. Biasanya pada saat-saat seperti ini Jeno dan Joohwan akan bertengkar dan berebut untuk memeluk Haechan tapi sore itu mereka malah akur. Bibi Jung yang berdiri tak jauh dari sana pun merasakan kehangatannya. Iya, Nyonyanya yang terdahulu memang orang yang baik tapi melihat pemandangan seperti ini membuat Bibi Jung berpikir kalau Haechan memang ditakdirkan untuk menjadi bagian dari kehidupan Jeno dan Joohwan, meski Haechan bukan yang pertama di kehidupan kedua pria itu. Seperti posisi Isteri dan Ibu itu memang sudah ditakdirkan untuk Haechan tempati.
"A-ackh!"
"Ada apa, sayang? Apa sudah saatnya? Ahjumma! Ahjumma!"
"Iya Tuan, saya di sini."
"Semua sudah disiapkan kan?"
"Iya, Tuan... semua sudah saya siapkan."
"Baiklah, kita ke rumah sakit sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
To Be A Good Mother • NoHyuck •
FanfictionKetika Haechan harus belajar bagaimana menjadi seorang Ibu yang baik ♡♡♡ • NOHYUCK • GENDERSWITCH • Romance, Family Story by Bee 🐝 Full version of Chapter 21 Book Amorist with tittle "To be a good mother" Be a smart and respectful reader ♡'・ᴗ・'♡