Hai~
Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~
I'll be grateful for that ♡"Bukan begitu, Ma... baru di kantor pencatatan sipil kok. Nanti kalau sudah siap dengan pemberkatan nikah dan resepsinya pasti akan ku beritahu. Mana mungkin Mama dan Papa ku tinggalkan. Iya kan?"
Alasan. Padahal memang lupa. Lagian siapa suruh buru-buru begitu. Hanya karena Jeno melihat Haechan bermain kartu dan tertawa dengan para petugas di kantor polisi bukan berarti dia harus mengambil tindakan ekstrim sampai membawa Haechan ke kantor pencatatan sipil untuk dinikahi secara hukum. Tapi mau diapa, semua sudah terjadi dan Jeno sama sekali tidak menyesali semua yang sudah dia lakukan hari ini. Hanya saja sekarang pusing harus bagaimana menenangkan Mamanya. Apalagi kedua orang tuanya itu tinggal jauh darinya. Setidaknya Jeno harus menelepon mereka kalau terjadi sesuatu. Dengan begitu mereka setidaknya bisa pulang ke Korea beberapa saat untuk membantu Jeno mengurus segala sesuatunya. Malam itu Jeno diceramahi habis-habisan oleh Mamanya. Sementara Haechan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut dan diam-diam menertawakan Jeno di dalam. Kalau Jeno lihat Haechan mungkin akan dihukum kan?
Percakapan Jeno dengan Mamanya itu berlangsung selama dua jam lebih dengan satu kesimpulan yang mana kedua orang tua Jeno akan segera kembali ke Korea dan untuk masalah pemberkatan nikah juga resepsi akan diurus oleh Ny. Lee. Jeno tidak boleh ikut campur. Karena kedua orang tua Jeno akan berada di Korea hingga pernikahan mereka terlaksana, itu artinya Yangyang juga akan tinggal lebih lama di sana lalu kembali ke New Zealand bersama kedua orang tua Jeno itu. Bagaimana Jeno tidak tambah pusing? Ya iya Haechan sudah jadi isterinya tapi tetap saja. Dia mungkin akan berhenti cemburu kalau Yangyang sudah menemukan pasangannya sendiri. Selama itu belum terjadi, Yangyang masih dianggap rival oleh Jeno.
Jeno kembali ke tempat tidur setelah dia mengakhiri pembicaraannya denga Mamanya. Pria itu tertawa pelan karena Haechan sudah tertidur lelap dengan hanya setengah wajahnya muncul dari balik selimut dan kedua tangannya yang menggenggam selimut di samping wajahnya. Perlahan dia naik ke tempat tidur lalu membiarkan wanita itu tidur dengan membelakanginya. Jeno takut Haechan bangun kalau dia mendekatkan tubuhnya dan memeluk Haechan.
"Sudah selesai telponan dengan Mamanya?"
Tak disangka ternyata Haechan belum benar-benar tertidur. Sekarang saja sudah memeluki Jeno dari belakang. Iya, sejak tadi Haechan sudah memutus urat malunya dan mengumpulkan semua keberaniannya untuk melakukan apapun yang dia mau termasuk bermanja pada Jeno yang sekarang adalah suaminya.
"Saya pikir kamu sudah tidur."
"Belum. Aku tidak bisa tidur, aku butuh gulingku agar bisa tidur dengan nyenyak. Hangatnyaa~ hihi"
Jeno pun akhirnya memutar tubuhnya, membawa Haechan kembali ke dalam dekapannya.
"Begini lebih hangat."
Haechan tersenyum lalu mengeratkan pelukannya pada Jeno sambil mendusal di ceruk leher pria itu layaknya kucing kepada majikannya. Gawat, Jeno mungkin tidak akan bisa tidur tanpa Haechan kalau isterinya itu bermanja seperti sekarang karena dia pun merasakan nyamannya dan hangatnya ketika punya Haechan dalam dekapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Be A Good Mother • NoHyuck •
FanfictionKetika Haechan harus belajar bagaimana menjadi seorang Ibu yang baik ♡♡♡ • NOHYUCK • GENDERSWITCH • Romance, Family Story by Bee 🐝 Full version of Chapter 21 Book Amorist with tittle "To be a good mother" Be a smart and respectful reader ♡'・ᴗ・'♡